Berita Samarinda Terkini

Sikap BBPJN Dipertanyakan DPRD Kaltim, Soroti Keamanan Jembatan Mahakam Samarinda

Jembatan Mahakam yang berada di Kota Samarinda ditutup sementara aktivitasnya sampai pelindung fender.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/Husni
JEMBATAN MAHAKAM DITABRAK - Anggota Komisi II DPRD Kaltim, M. Husni Fahruddin menyayangkan sikap Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional menganggap Jembatan Mahakam masih layak beraktivitas pasca-ditabrak kapal tongkang pengangkut kayu pada Minggu (16/2/2025). Dia meminta agar pihak KSOP yang mengatur lalu lintas kapal agar berhati–hati dalam kegiatan pelayaran saat melintas di kolong Jembatan Mahakam Samarinda. (HO/Husni) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Jembatan Mahakam yang berada di Kota Samarinda ditutup sementara aktivitasnya sampai pelindung fender (pelindung) pilar terpasang.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi II DPRD Kaltim, M. Husni Fahruddin kepada TribunKaltim.co Jumat (21/2/2025). 

Dia mengatakan, hal tersebut terungkap saat mengetahui bahwa Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) menganggap Jembatan Mahakam masih layak beraktivitas pasca-insiden ditabrak kapal tongkang pengangkut kayu pada Minggu 16 Februari 2025.

Informasi yang diperoleh Husni bahwa BBPJN mengatakan bahwa struktur jembatan aman, expansion joint mengalami pergeseran kecil sekitar 0,9 cm artinya 9 milimeter, yang menurut pihaknya kecil angkanya. 

Baca juga: DPRD dan Pemprov Kaltim Sepakat Rekomendasikan Penutupan Jembatan Mahakam Pasca Ditabrak

Lantai jembatan tidak ada beda tinggi secara vertikal, sehingga kendaraan baik R2 maupun R4 masih dapat melintas seperti biasa.

Serta meminta agar pihak KSOP yang mengatur lalu lintas kapal agar berhati–hati dalam kegiatan pelayaran saat melintas di kolong Jembatan Mahakam yang sudah berusia 33 tahun ini.

Namun berbeda menurut politisi Golkar Kaltim tersebut, yang menganggap bahwa jembatan ini sudah berulang kali ditabrak dan peristiwa terakhir menjadi catatan penting untuk tidak lagi terulang.

Keretakan di bagian pilar tiga (P3) jembatan, bergeser, termasuk bagian jalan yang merenggang sekitar 9 milimeter sejatinya berbahaya menurut anggota dewan terpilih dapil Kutai Kartanegara (Kukar) ini.

Baca juga: Jembatan Mahakam Samarinda Ditabrak Kapal Tongkang, BBPJN Sebut Dua Pilar Alami Kerusakan

Ia juga tidak ingin kejadian ambruknya jembatan di Tenggarong tahun 2011 terulang kembali.

Saat itu, jembatan diperiksa dan diteliti keamanannya, dinyatakan aman namun akhirnya bisa ambruk. 

Padahal banyak masukan masyarakat yang melihat ada pelebaran kerenggangan disetiap segmentasi jembatan, kemudian ada perbaikan jembatan dengan cara penutupan satu jalur namun tiba–tiba juga ambruk.

“Kita pernah mengalami jembatan runtuh di Tenggarong, jangan sampai terjadi lagi, ini bukan faktor human error, ini kelalaian, kesalahan," bebernya.

Sehingga merekomendasikan ditutup dan akses mobilitas masyarakat untuk berkendara dialihkan ke jembatan yang baru di sebelahnya.

"Kita juga ingin yang bertanggung jawab baik Pelindo, KSOP, pemilik tongkang maupun kayu untuk mengganti 100 persen biaya fender dan kerusakan jembatan, serta untuk efek jera meminta Pemprov melakukan gugatan dan memberikan sanksi tegas kepada orang–orang yang bersalah tersebut,” beber Ayub, sapaan akrab M. Husni Fahruddin.

Baca juga: Makna Tugu Pesut di Dekat Jembatan Mahakam IV Samarinda, Karya Seniman Bandung

Ia juga heran, apakah BBPJN hanya melihat dampak pada objek dengan tingkat kerusakannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved