Berita Kaltim Terkini
Awal Tahun 2025, Demam Berdarah Dengue di Kaltim Turun Drastis
Sementara data yang masuk dari Januari hingga awal Februari ini, baru sekitar 200-an kasus DBD.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
Sebab, berbeda dengan provinsi lain yang punya musim hujan dan kemarau, Kaltim memiliki iklim yang selalu basah.
"Karena wilayah ekuator (berada di garis khatulistiwa). Jadi walaupun wilayah lain sedang musim panas, di Kaltim tetap akan turun hujan," bebernya.
Karena iklim yang selalu basah itulah memunculkan banyaknya genangan yang memungkinkan nyamuk aedes aegypti leluasa berkembang biak pada bejana-bejana yang tersedia air.
Oleh sebab itu, selain vaksin, mereka sudah rutin melakukan fogging atau pengasapan guna menekan penyebaran nyamuk aedes aegypti.
Namun Setyo menegaskan, fogging hanya mampu membunuh nyamuk dewasa dan tidak berpengaruh pada telur atau jentik nyamuk.
"Nyamuk banya perlu waktu 14 hari untuk menetas. Jadi seminggu habis fogging, nyamuk muda akan bermunculan lagi," bebernya.
Oleh sebab itu, Dinkes Kaltim juga membagikan abate (temephos) untuk membasmi telur atau jentik nyamuk.
"Tapi ingat, sangat perlu kesadaran masyarakat untuk ikut mencegah penyebaran nyamuk DBD dengan menjaga kebersihan lingkungannya," pungkasnya.
APBD Perubahan 2025 Kaltim Dibahas, Hasanuddin Masud: Kita Tunggu Kepastian Pemangkasan DBH |
![]() |
---|
Kontroversi Buku Biografi Hasanuddin Masud di Sekolah, Ketua DPRD Kaltim Angkat Bicara |
![]() |
---|
Gulat Kaltim Kokohkan Diri sebagai Juara Umum di Kejurnas Padang |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Kaltim Yenni Eviliana: Program Transmigrasi di Paser Diprioritaskan Penduduk Lokal |
![]() |
---|
Program Gratispol di Kaltim Tetap jadi Prioritas di Tengah Defisit Anggaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.