Berita Kaltim Terkini

Awal Tahun 2025, Demam Berdarah Dengue di Kaltim Turun Drastis

Sementara data yang masuk dari Januari hingga awal Februari ini, baru sekitar 200-an kasus DBD.

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
KASUS DBD KALTIM - Fogging atau pengasapan serta bersih bersih lingkungan di Perumahan Talangsari Regency Lavender Lily RT 31 Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara, Minggu (3/3/2024).Kegiatan Fogging dan jaga kebersihan dengan 3M dilakukan warga demi mencegah penyebaran DBD.(TribunKaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo)   

Sebab, berbeda dengan provinsi lain yang punya musim hujan dan kemarau, Kaltim memiliki iklim yang selalu basah.

"Karena wilayah ekuator (berada di garis khatulistiwa). Jadi walaupun wilayah lain sedang musim panas, di Kaltim tetap akan turun hujan," bebernya.

Karena iklim yang selalu basah itulah memunculkan banyaknya genangan yang memungkinkan nyamuk aedes aegypti leluasa berkembang biak pada bejana-bejana yang tersedia air.

Oleh sebab itu, selain vaksin, mereka sudah rutin melakukan fogging atau pengasapan guna menekan penyebaran nyamuk aedes aegypti.

Namun Setyo menegaskan, fogging hanya mampu membunuh nyamuk dewasa dan tidak berpengaruh pada telur atau jentik nyamuk.

"Nyamuk banya perlu waktu 14 hari untuk menetas. Jadi seminggu habis fogging, nyamuk muda akan bermunculan lagi," bebernya.

Oleh sebab itu, Dinkes Kaltim juga membagikan abate (temephos) untuk membasmi telur atau jentik nyamuk.

"Tapi ingat, sangat perlu kesadaran masyarakat untuk ikut mencegah penyebaran nyamuk DBD dengan menjaga kebersihan lingkungannya," pungkasnya.


 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved