Berita Kaltim Terkini
Kata Kepala KSOP Samarinda soal Pembangunan Fender Jembatan Mahakam dan Penutupan Jalur Pelayaran
Penjelasan KSOP Samarinda terkait pembangunan fender Jembatan Mahakam dan penutupan alur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam yang kini disorot.
Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda menggelar unjuk rasa di depan Kantor KSOP Kelas I Samarinda Jalan Yos Sudarso No.2, Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu, (12/3/2025).
Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda ini menyatakan menolak penutupan alur di bawah Jembatan Mahakam Samarinda.
Diketahui penutupan alur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam dan pembangunan fender di jembatan yang menjadi ikon Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur tersebut kini tengah menjadi sorotan.
Usai insiden tongkang pengangkut kayu menabrak Jembatan Mahakam pada Februari 2025 lalu, keamanan jembatan menjadi sorotan sejumlah pihak.
Baca juga: Perbaikan Jembatan Mahakam Rp35 Miliar, Khawatir PHK Buruh Tolak Penutupan Alur Sungai
Sejumlah wacana terkait dengan menjaga keamanan jembatan pun mengemuka mulai dari pembangunan fender Jembatan Mahakam hingga penutupan alur pelayaran di bawahnya.
Kepala Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Samarinda, Marsudi mengataka telah melakukan berbagai upaya untuk bekerja baik, untuk persoalan pasca insiden kapal tongkang muatan kayu yang menabrak jembatan beberapa waktu lalu maupun pelayanan terhadap pengguna jasa.
"Kami di KSOP Kelas I Samarinda sudah beberapa kali memberikan pernyataan dan tidak diam artinya bekerja. Dan mengambil langkah-langkah perbaikan, serta memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan sudah melakukan rapat koordinasi yang memiliki kepentingan sepeti Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim maupun Kota Samarinda, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ( BBPJM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta pemilik kapal yang menabrak Jembatan Mahakam.
Marsudi juga mengatakan akan ada pembangunan fender baru untuk melindungi tiang jembatan, namun hal itu perlu membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Intinya bahwa kami itu melakukan fender baru, cuma kan tidak dalam waktu yang tergesa-gesa atau cepat perlu adanya DED, kita perlu mencari konsultan yang memang ahli di bidangnya," ucapnya.
Begitu juga kita perlu membersihkan area untuk nantinya, melakukan fender yang baru.
Artinya, ada proses di sana perlu waktu dan memang tidak bisa secepat dilakukan untuk perbaikan dari fender yang rusak.

Untuk mengamankan di area di Jembatan Mahakan setelah hilang fender ditabrak kapal tongkang muatan kayu, secara teknis KSOP Samarinda pun telah meningkatkan keamanan dengan menambahkan dua tag eks dan sudah tiga assist yang juga bekerja di sisi jembatan.
"Setelah kejadian kemarin level pengamanan dalam bahasa kita tingkatkan.
Baca juga: INSA Dukung Penolakan Penutupan Pelayaran Alur Sungai Mahakam Samarinda, karena Berdampak Buruk
Mungkin awal itu tidak ada tag ekspor kita tambah dua, kita juga tambah juga assist dua, ini sebagi bentuk pengamanan kita sedemikian rupa, terus kita batasi juga ketinggian muatannya yang lewat, sesuai dengan kapasitas kapal," jelasnya.
BREAKING NEWS: Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda Tolak Penutupan Jalur Mahakam |
![]() |
---|
Jawaban BBPJN soal Peredam Benturan Jembatan Mahakam Samarinda Dibangun Perusahaan yang Menabrak |
![]() |
---|
Reaksi Gubernur Rudy Mas'ud soal Pelayaran di Bawah Jembatan Mahakam Samarinda Ditutup |
![]() |
---|
Rudy Mas'ud Setuju Alur Pelayaran di Jembatan Mahakam Samarinda Ditutup Sementara, Bukan Tanpa Dasar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.