Warga Lapas Tewas Tak Wajar

Narapidana Tewas di Lapas Bontang Diduga Menyelundupkan Narkoba ke Penjara, Polisi Mendalami

Beredar video pada kanal grup-grup WhatsApp yang menggambarkan kehebohan tewasnya narapidana di Lapas Bontang.

Penulis: Ilo | Editor: Budi Susilo
HO/Lapas Bontang
TEWAS TAK WAJAR - Ilustrasi susana di Lapas Kelas IIA Bontang belum lama ini (kiri). Foto kanan, seorang warga binaan Lapas Kelas IIA Bontang berinisial Fa alias Ds (25) meninggal dunia pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 06.00 Wita. Kasus ini sedang didalami pihak kepolisian lantaran narapidana ini diduga jadi penyelundup narkoba. (HO/Lapas Bontang) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Beredar video pada kanal grup-grup WhatsApp yang menggambarkan kehebohan tewasnya narapidana di Lapas Bontang yang disesali pihak keluarga. 

Diduga yang tidak terima atas kematian narapidana tersebut di dalam rekaman video adalah ibu kandung. 

Mengingat narapidana tersebut masih berusia muda, 25 tahun berinisial FA alias DS penghuni Lapas Kelas IIA Bontang.

Dirinya meninggal dunia di RSUD Taman Husada, Kota Bontang, Kalimantan Timur pada Senin 10 Maret 2025 pagi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Heboh Warga Binaan Lapas Bontang Diduga Meninggal tak Wajar, Ada Memar-memar

Kematian pria asal Sangatta, Kabupaten Kutai Timur itu, menyisakan tanda tanya besar.

Berdasarkan informasi yang diperoleh TribunKaltim.co dari sumber terpercaya di dalam Lapas Kelas IIA Bontang.

MENINGGAL TAK WAJAR - Seorang warga binaan Lapas Kelas IIA Bontang berinisial Fa alias Ds (25) meninggal dunia pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 06.00 Wita. Namun, kematian korban meninggalkan tanya melihat kondisinya yang tak wajar. (Ist/Grup WhatsApp)
TEWAS TAK WAJAR - Seorang warga binaan Lapas Kelas IIA Bontang berinisial Fa alias Ds (25) meninggal dunia pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 06.00 Wita. Namun, kematian korban meninggalkan tanda tanya melihat kondisinya yang tak wajar. (Ist/Grup WhatsApp) 

Ia bercerita, Fa sempat dimasukkan ke sel isolasi atau "kandang macan" sejak 21 Februari 2025 diduga karena menyelundupkan narkoba ke dalam penjara.

Selama berada di dalam sel isolasi, korban diduga mengalami kekerasan berulang hingga akhirnya kondisinya memburuk dan dilarikan ke rumah sakit.

Namun, nyawanya tidak tertolong.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kepala Pengamanan Lapas Kelas IIA Bontang, Angga Nurdiansyah tidak membantah dan tidak juga membenarkan kabar itu.

Ia hanya menjawab persoalan ini sudah ditangani kepolisian.

Baca juga: Lapas Bontang Asesmen 211 Narapidana untuk Mendapatkan Amnesti Presiden Prabowo

"Untuk hal tersebut sudah kami serahkan ke penyidik," kata Angga, lewat pesan WhatsApp kepada TribunKaltim.co, Rabu (12/3/2025).

Sementara itu, TribunKaltim.co berupaya meminta penjelasan Kalapas Bontang Suranto namun hingga saat ini belum ada jawaban yang diberikan.

Saksi Kasus Ini akan Bertambah

Kasus ini kini dalam penyelidikan Polres Bontang. Kapolres Bontang AKBP Alex Frestian Lumban Tobing melalui Kasat Reskrim AKP Hari Supranoto menyebut, empat saksi telah diperiksa, terdiri dari petugas lapas dan sesama narapidana.

"Orang-orang yang mengetahui kejadian ini sudah kami periksa. Tidak menutup kemungkinan jumlah saksi akan bertambah," kata AKP Hari.

Polisi juga akan menganalisis keterangan saksi dan bukti lain sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

Sebelumnya diberitakan pihak lapas membantah adanya dugaan penganiayaan. Angga menyebut korban meninggal akibat TBC, gangguan hati, dan ginjal.

Baca juga: Polresta Samarinda Bongkar Jaringan Narkotika yang Diduga Libatkan Warga Binaan Lapas Bontang

"Yang bersangkutan sempat mengeluhkan sesak napas dan telah menjalani perawatan di klinik lapas sebelum dirujuk ke RSUD," katanya.

Namun, pernyataan itu diragukan setelah beredar video jenazah Fa di rumah sakit. Dalam video tersebut, terlihat memar di punggung serta luka di kaki dan kepala. Seorang pria yang diduga ayah korban tampak emosional dan mempertanyakan penyebab kematian anaknya. 

Keluhkan Sesak Napas

Berita sebelumnya. Polres Bontang tengah mendalami dugaan penganiayaan terhadap warga binaan Lapas Kelas IIA Bontang.

Korban adalah Fa alias Ds (25), warga Sangatta, Kabupaten Kutai Timur yang meninggal dunia di RSUD Taman Husada Bontang pada Senin (10/3/2025) sekitar pukul 06.00 Wita.

Kasat Reskrim Polres Bontang, AKP Hari Supranoto, mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus ini untuk memastikan penyebab kematian Fa.

"Kami masih melakukan pendalaman terkait dugaan penganiayaan ini. Namun, hingga saat ini belum ada kesimpulan," kata AKP Hari Supranoto kepada TribunKaltim.co, Selasa (11/3/2025).

Menurutnya, Fa dilarikan ke rumah sakit setelah mengeluhkan sesak napas, yang diduga akibat asma.

Namun, saat di RSUD Bontang, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi terhadap jenazahnya.

"Karena keluarga menolak, kami hanya bisa melakukan visum luar," ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan, memang ada memar di tubuh korban.

"Itu luka lama, tetapi kami tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa itu akibat penganiayaan," jelasnya.

Meninggal Dunia karena Sakit

Sebelumnya, pihak Lapas Bontang menegaskan bahwa Fa meninggal dunia akibat sakit.

Kepala Pengamanan Lapas Kelas IIA Bontang, Angga Nurdiansyah, menyatakan bahwa berdasarkan rekam medis, Fa mengalami TBC, gangguan hati, dan ginjal.

"Yang bersangkutan sempat mengeluhkan sesak napas dan telah menjalani perawatan di klinik Lapas selama kurang lebih dua minggu sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Bontang," ujar Angga.

Isu dugaan penganiayaan mencuat setelah beredar video jenazah Fa di RSUD yang memperlihatkan adanya memar di punggung serta luka di kaki dan kepala.

Dalam video itu, seorang pria yang diduga ayah korban tampak emosional dan mempertanyakan penyebab kematian anaknya.

Baca juga: Polisi Dalami Kasus Kematian Warga Binaan Lapas Bontang: Keluarga Korban Tolak Autopsi

TribunKaltim.co juga mencoba meminta keterangan dari pihak RSUD Bontang melalui Kepala Bagian Hukum, Kehumasan, dan Kerjasama, Syariful Rahman.

Namun, hingga berita ini diturunkan, ia belum bisa memberikan jawaban.

"Saya masih di Sekambing rapat, nanti saya tanyakan ke dokter yang menangani," ujarnya melalui pesan WhatsApp.

(TribunKaltim.co/Muhammad Ridwan)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved