Berita Kaltim Terkini

Jembatan Mahakam Tak Punya Pelindung Pilar, DPRD Kaltim Ngotot Usulkan Penutupan Alur Pelayaran 

Jembatan Mahakam tak punya pelindung pilar, DPRD Kaltim ngotot usulkan penutupan alur pelayaran.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy
JEMBATAN MAHAKAM - Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sabaruddin Panrecalle, angkat bicara soal pentingnya penutupan arus lalu lintas di bawah Jembatan Mahakam I Samarinda, Senin (17/0l3/2025). Keamanan jembatan perlu diperhatikan karena berkaitan dengan nyawa, mengingat pelindung pilar jembatan hilang karena tabrakan pada 16 Februari 2025.(TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY) 

Sebelumnya diberitakan, Kepala Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Samarinda, Marsudi mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk bekerja baik menyelesaikan persoalan pasca insiden kapal tongkang muatan kayu yang menabrak jembatan beberapa waktu lalu maupun pelayanan terhadap pengguna jasa.

"Kami di KSOP Kelas I Samarinda sudah beberapa kali memberikan pernyataan dan tidak diam artinya bekerja. Dan mengambil langkah-langkah perbaikan, serta memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa," ujarnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan rapat koordinasi yang memiliki kepentingan sepeti Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim maupun Kota Samarinda, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ( BBPJM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta pemilik kapal yang menabrak Jembatan Mahakam.

Marsudi juga mengatakan akan ada pembangunan fender baru untuk melindungi tiang jembatan, namun hal itu perlu membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Intinya bahwa kami itu melakukan fender baru, cuma kan tidak dalam waktu yang tergesa-gesa atau cepat perlu adanya DED, kita perlu mencari konsultan yang memang ahli di bidangnya," ucapnya.

Selain itu, perlu membersihkan area untuk nantinya melakukan fender yang baru.

Artinya, ada proses di sana perlu waktu dan memang tidak bisa secepat dilakukan untuk perbaikan dari fender yang rusak.

Baca juga: Dampak Penutupan Jalur Pelayaran di Bawah Jembatan Mahakam, DPD GPEI Kaltim Singgung Kemungkinan PHK

Untuk mengamankan di area di Jembatan Mahakan setelah hilang fender ditabrak kapal tongkang muatan kayu, secara teknis KSOP Samarinda pun telah meningkatkan keamanan dengan menambahkan dua tag eks dan sudah tiga assis yang juga bekerja di sisi jembatan. 

"Setelah kejadian kemarin level pengamanan dalam bahasa kita tingkatkan. Mungkin awal itu tidak ada tag ekspor kita tambah dua, kita juga tambah juga asis dua, ini sebagi bentuk pengamanan kita sedemikian rupa, terus kita batasi juga ketinggian muatannya yang lewat, sesuai dengan kapasitas kapal," jelasnya. 

Marsudi mengatakan, perusahaan akan bertanggung jawab atas insiden tersebut dan ia juga mengatakan kapal tongkang muatan kayu telah diamankan.

"Secara tanggung jawab seperti halnya pemilik kapal bertanggung jawab dan juga ada dihadapan notaris menyatakan tanggungjawab, besarannya berapapun. Cuma perlu kajian, berapa jumlah kerugian, biaya pembangunan fender yang baru, itu kan perlu kajian. Ini pemilik kapal menyatakan siap bertanggung jawab," ucapnya. 

Ia menilai jika alur di bawah Jembatan kembar Mahakam ditutup, maka akan berdampak pada ekonomi.

Hal ini mengingat Kalimantan Timur dikenal sebagai ekspor batu bara.

"Kami sudah melakukan penutupan alur, pada saat melakukan investigasi, apa saja yang perlu dilakukan dan kami lakukan penutupan dalam sehari kemarin kan. Tapi menutup untuk sampai fender itu dibangun, itu di luar logika kita, karena berapa lama fender itu dibangun. Kalau ditutup beberapa bulan kira-kira ditutup dengan jangka waktu itu dampaknya seperti apa, nah ini perlu kajian juga," tutupnya.(*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved