Berita Kaltim Terkini
Dampak Penutupan Jalur Pelayaran di Bawah Jembatan Mahakam, DPD GPEI Kaltim Singgung Kemungkinan PHK
Dampak penutupan alur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam, DPD GPEI Kaltim singgung kemungkinan PHK karena perusahaan akan kurangi operasionalnya
Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Insiden tongkang pengangkut kayu menabrak Jembatan Mahakam I pada pertengahan Februari 2025 lalu berbuntut panjang mengingat keamanan jembatan yang menjadi ikon Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Kejadian tongkang menabrak Jembatan Mahakam sudah yang ke-22 kali hingga kemudian keamanannya menjadi sorotan lantaran fender (pelindung) jembatan rusak.
Wacana penutupan jalur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam selama pembangunan kembali fender ini berkembang hingga sejumlah pihak menyampaikan keberatan.
Kali ini datang dari Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Kaltim merespon terkait isu tersebut.
Baca juga: Kata Kepala KSOP Samarinda soal Pembangunan Fender Jembatan Mahakam dan Penutupan Jalur Pelayaran
Menurut Sekretaris DPD GPEI Kaltim, Hasrun Jaya, jika kebijakan penutupan alur pelayaran di Sungai Mahakam ditutup akan berisiko besar terhadap sektor transportasi, logistik, dan lapangan pekerjaan baik di daei hulu hingga hilir Sungai Mahakam.
Lanjutnya misalnya di bagian hulu saja ada beberapa komoditi seperti perkebunan, kehutanan, dan pertambangan, yang sangat bergantung pada jalur sungai sebagai akses utama distribusi hasil produksi.
Jika jalur pelayaran ditutup, maka biaya distribusi akan meningkat drastis, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan produksi dan efisiensi usaha.
“Kegiatan ekspor-impor di Kaltim sangat bergantung pada jalur pelayaran di Sungai Mahakam.
Jika ditutup, maka arus logistik terganggu, biaya operasional melonjak, dan daya saing industri kita akan melemah.
Ini bisa berdampak pada besarnya PHK karena perusahaan harus mengurangi operasionalnya,” ucap Sekretaris DPD GPEI Kaltim, Hasrun Jaya, saat dimintai tanggapan terkait isu penutupan alur Sungai Mahakam oleh Tribunkaltim.co Via WhatsApp. Pada Jum'at, (14/3/2015).
Tidak hanya dibagi hulu Sungai Mahakam, dirinya juga menilai penutupan alur transportasi tersebut akan berdampak pada Hilir sungai mahakam seperti pada sektor pengolahan, tenaga kerja bongkar muat, hingga para pelaku usaha kecil yang bergantung pada aktivitas pelabuhan.
Sekretaris DPD GPEI Kaltim, Hasrun Jaya, menegaskan bahwa rantai pasok barang, termasuk kebutuhan pokok, bahan baku industri, hingga komoditas ekspor, akan berdampak signifikan.

“Jalur ini bukan hanya untuk kepentingan perusahaan besar, tetapi juga menghidupi ribuan tenaga kerja di pelabuhan, sopir angkutan, pedagang kecil, dan masyarakat sekitar yang menggantungkan kehidupan dari perputaran ekonomi di kawasan ini, ” tambahnya.
Untuk itu Hasrun Jaya, berharap agar pemerintah dan pemangku kebijakan dapat mencari solusi terbaik tanpa menutup jalur pelayaran.
Baca juga: Polemik Pembangunan Fender Jembatan Mahakam, Sikap KSOP dan Pelindo Membuat DPRD Kaltim Geram
Sekretaris DPD GPEI Kaltim itu pun mengusulkan, perbaikan infrastruktur Jembatan Mahakam, seperti meninggikan jembatan atau membangun jembatan baru, agar kapal tetap bisa melintas tanpa mengganggu transportasi darat dan perlunya ada evaluasi mengingat Jembatan Mahakam 1 sudah dihantam kapal tongkang sebanyak 22 kali sejak didirikan.
Jalur Pelayaran
Jembatan Mahakam
PHK
penutupan jalur pelayaran di bawah jembatan Mahaka
GPEI Kaltim
TribunKaltim.co
Alasan Penolakan Penutupan Jalur Pelayaran di Bawah Jembatan Mahakam Samarinda |
![]() |
---|
Jawaban BBPJN soal Peredam Benturan Jembatan Mahakam Samarinda Dibangun Perusahaan yang Menabrak |
![]() |
---|
BBPJN Kaltim: Fender Jembatan Mahakam Samarinda Akan Dibangun Perusahaan Tongkang Pengangkut Kayu |
![]() |
---|
Hasil Investigasi BBPJN Kaltim Ungkap Jembatan Mahakam Samarinda Aman Dilalui |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.