Berita Samarinda Terkini
Warga Samarinda Kembali Keluhkan Kendaraan Mogok usai Isi Pertamax, Begini Respons Pertamina
Warga Samarinda kembali keluhkan kendaraan mogok usai isi Pertamax, begini respons Pertamina Regional Kalimantan.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Hampir dua pekan lamanya persoalan bahan bakar minyak (BBM) terus menjadi sorotan publik.
Meski Pertamina sudah berkali-kali menyatakan Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo telah memenuhi standar Kementerian ESDM, masyarakat di beberapa daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) masih saja mempertanyakan soal tata kelola BBM ini.
Terbaru, warga Samarinda kembali menjadi korban dugaan BBM oplosan jenis Pertamax.
Salah satunya adalah Idrus, warga Jalan Biawan, yang mengisi BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tak jauh dari rumahnya.
Baca juga: Dugaan Adanya BBM Oplosan di Samarinda Kaltim, Pemkot Janji Tindak SPBU yang Terbukti Melanggar
Usai mengisi Pertamax, kendaraan roda dua miliknya mengalami mati mesin.
Ia membeli 5 liter Pertamax untuk motor matic-nya.
“Memang sudah diuji. Tapi, kalau ibu ragu mau beli pertamax, beli pertalite saja. Harusnya ada pilihan seperti itu kan,” sebutnya, Sabtu (5/4/2025).
Prosedur yang dijalankan sebelum mengisi BBM jenis pertamax, Idrus sempat bertanya apakah aman dipakai, sementara persitiwa kendaraan tersendat, tarikan tidak normal hingga mati mesin masih terjadi.
Petugas SPBU meyakinkan bahwa Pertamax yang dijual layak dijual dan dikonsumsi, sehingga Idrus memilih mengisi BBM jenis ini
“Saya sudah tanya aman saja kah itu, kata petugas aman dan sudah diuji oleh lab oleh pihak polres, saya diyakinkan tanpa diberi pilihan, kalau saya diberi pilihan, jika ragu isi Pertamax, isi saja ke Pertalite saya nggak akan isi itu,” tukasnya.
Baca juga: Driver Ojol di Samarinda Kaltim Ini Habiskan Rp1 Juta Perbaiki Motor Usai Isi BBM di SPBU
Pasca mengisi Pertamax, motor Idrus mengalami gejala yang sama dengan persoalan warga Kaltim dan Samarinda pada umumnya.
Tak jauh dari SPBU tempatnya mengisi BBM, motor matic-nya tersendat.
Kemudian mati mesin, tak mau lagi berjalan meski tuas gas d itangan ditekan.
Meski Pertamina dan Polresta Samarinda mengatakan tidak ada kandungan campuran air, Idrus khawatir ada kandungan lain.
“Saya langganan di SPBU itu, nggak khawatir ada kandungan air, tapi campuran lain yang buat motor saya akhirnya tersendat–sendat, brebet, itu yang saya khawatirkan. Ada bau seperti tinner,” tukasnya.
Baca juga: Terungkap Hasil Laboratorium BBM Pertamina di Samarinda, Dipastikan Sesuai Spesifikasi Dirjen Migas
Hal serupa dialami warga KS Tubun Dalam Samarinda bernama Riah.
Saat ditemui TribunKaltim.co, dia tengah menenteng botol air mineral 1,5 liter berisikan BBM yang diduga Pertamax yang bermasalah.
Selepas mengisi bensin, motornya mati.
“Saya dari Yogyakarta. 1,5 liter saya isi. Anak–anak mau jalan–jalan ke Citra Niaga, motor malah brebet, jadi ditolongin sama ada orang jaga toko, dikuras lalu dibelikan bensin lagi malah nggak bisa nyala,” kata dia.
Riah berharap tak ada masyarakat yang alami hal serupa.
Ia berharap Pertamina, pemerintah dan para pihak terkait bisa memperbaiki sumber masalah dari banyaknya motor yang bermasalah pasca mengisi BBM disejumlah SPBU Kota Samarinda.
“Harus dituntasin sih, dari POM atau Pertamina, membahayakan sih. Apalagi tersendat–sendat di jalan. Saya lihat di media sosial memang ramai kejadian, eh, sekalinya saya juga kena,” ungkapnya.(*)
Tanggapan Pertamina Patra Niaga Kalimantan
Area Manager Communication, Relation And CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun saat ditanya tanggapannya soal ramainya keluhan masyarakat pun menjawab.
Ia mengatakan, waktu melakukan pengisian BBM apakah diperhatikan warna BBM-nya, sehingga bisa jadi identifikasi awal agar ketika ada beda warna bisa langsung disetop.
Pasalnya, hasil investigasi dan analisa lab semua BBM yang diterima dan didistribusi tidak ada yang off spek.
“Di Balikpapan, teman–teman polisi, alhamdulillah, sudah mulai cek di SPBU. Mudah–mudahan di Samarinda juga, biar jelas sumber masalahnya dari mana,” ujarnya.
“Mohon dibantu sampaikan buat teman–teman kalau mengisi BBM jangan lupa turun dari kendaraan (mobil/motor) dan lihat warna BBM-nya ya. Biar bisa jadi pegangan saat membeli di SPBU,” sambung Edi Mangun.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.