Berita Nasional Terkini

KPK Curiga Uang Suap Harun Masiku Berasal dari Djoko Tjandra

Diungkapkan KPK bahwa dalam pertemuan antara Djoko Tjandra dengan Harun Masiku di Kuala Lumpur, Malaysia terdapat aliran uang.

Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama
DJOKO TJANDRA DIPERIKSA - Djoko Tjandra usai diperiksa KPK sebagai saksi di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (9/4/2025). Djoko diperiksa terkait kasus Harun Masiku cs, KPK duga uang suap Harun Masiku berasal dari Djoko Tjandra. (Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama) 

TRIBUNKALTIM.CO - KPK duga uang suap Harun Masiku untuk Wahyu Setiawan berasal dari Djoko Tjandra.

Diungkapkan KPK bahwa dalam pertemuan antara Djoko Tjandra dengan Harun Masiku di Kuala Lumpur, Malaysia terdapat aliran uang.

Djoko Tjandra memberikan uang kepada Harun Masiku untuk mengurus sesuatu, tetapi belum disebutkan apa yang diurus.

Kemudian KPK menduga uang yang diberikan Djoko Tjandra dipergunakan Harun Masiku untuk menyuap eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan guna meloloskan pergantian anggota DPR RI Dapil Sumsel 1 dari Riezky Aprilia kepada dirinya.

Baca juga: Terjawab Siapa Djoko Tjandra, Pengusaha yang Diperiksa KPK dan Kenapa Terseret di Kasus Harun Masiku

"Untuk suapnya itu, ini dari mana, yang selebihnya. Dugaan kami ada pertemuan lah di KL (Kuala Lumpur) beberapa saat sebelum terjadinya peristiwa suap (tahun 2019). Antara Saudara DJ (Djoko Tjandra) dengan HM (Harun Masiku)," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

"Kami menduga bahwa ada di sana perpindahan sejumlah uang yang nanti uang ini akan digunakan untuk suap. Ini yang sedang kita perdalam. Ada hubungan apa nanti ke belakangnya," sambungnya.

DJOKO TJANDRA DIPERIKSA - Djoko Tjandra usai diperiksa KPK sebagai saksi di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (9/4/2025). Djoko diperiksa terkait kasus Harun Masiku cs, KPK duga uang suap Harun Masiku berasal dari Djoko Tjandra. (Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama)
DJOKO TJANDRA DIPERIKSA - Djoko Tjandra usai diperiksa KPK sebagai saksi di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (9/4/2025). Djoko diperiksa terkait kasus Harun Masiku cs, KPK duga uang suap Harun Masiku berasal dari Djoko Tjandra. (Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama) (Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama)

Akan tetapi Asep belum mengungkap besaran nominal yang diberikan oleh Djoko Tjandra untuk Harun Masiku.

Adapun dugaan Harun menggunakan uang dari Djoko untuk menyuap Wahyu diperoleh KPK setelah melakukan penelusuran latar belakang ekonomi Harun.

Menurut Asep, Harun tidak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk memberikan suap kepada Wahyu.

"Kita mem-profiling, Harun Masiku itu secara ekonomi, dia tidak memiliki kemampuan ekonomi yang memadai untuk melakukan, memberikan sesuatu pada peristiwa suap. Jadi kalau kita profiling secara ekonomi, dia tidak memiliki kemampuan ekonomi," ujar Asep.

"Kemudian berangkat dari sana penyidik bertanya, ini uang [suap] dari mana? Yang 400 (Rp400 juta) sudah kita ketahui yang sekarang sudah disidangkan dari Pak HK (Hasto Kristiyanto), diduga dari sana," imbuhnya.

Dalam dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) KPK, disebutkan bahwa Hasto Kristiyanto menyuap Wahyu Setiawan sebanyak Rp400 juta untuk meloloskan Harun Masiku sebagai anggota DPR terpilih.

Sementara jaksa KPK menyebut Harun Masiku memberikan Rp6 00 juta agar dirinya dapat menggantikan Riezky Aprilia. Namun, dalam dakwaan belum disebutkan sumber uang yang dipakai Harun untuk menyuap Wahyu.

Untuk mendalami pertemuan dengan Harun Masiku dan aliran uang, penyidik KPK telah memeriksa Djoko Tjandra sebagai saksi pada Rabu (9/4/2025).

Usai pemeriksaan, Djoko Tjandra mengklaim tidak mengenal Harun Masiku. Tetapi pada kenyataannya, KPK mengungkap keduanya pernah melakukan pertemuan.

“Enggak ada pertanyaan, wong saya enggak kenal. Saya enggak kenal gimana saya mau cerita,” kata Djoko Tjandra setelah menjalani pemeriksaan sekira 3,5 jam.

Harun Masiku merupakan tersangka dalam kasus suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019–2024. Dia berstatus sebagai DPO (daftar pencarian orang) sejak 2020 silam.

Dalam perkembangannya, KPK kemudian turut menjerat Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan advokat PDIP Donny Tri Istiqomah.

Hasto saat ini sudah menjadi terdakwa dan kasusnya sedang bergulir di pengadilan.

Sementara Donny belum dilakukan penahanan oleh KPK.

Djoko Tjandra Ngaku Tak Kenal Harun Masiku dan Hasto

Usai diperiksa selama 3,5 jam oleh KPK, pengusaha Djoko Tjandra mengaku tak kenal dengan Harun Masiku juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

"Ngobrol santai saja, enggak ada apa-apa. Saya tidak kenal sama sekali (Harun Masiku)," kata Djoko di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Baca juga: Staf Hasto Kristiyanto, Kusnadi Cabut Gugatan Praperadilan, KPK: Barang Bukti Sudah Dilimpahkan

Djoko juga menepis kabar bahwa dirinya membantu Harun Masiku yang saat ini berstatus buron sejak 2020.

Ia kembali kembali menekankan bahwa dirinya tidak mengenal sosok Harun Masiku.

PEMERIKSAAN DJOKO TJANDRA - Potret Harun Masiku (kiri) dan mantan terpidana kasus pengalihan hak tagih utang Bank Bali Djoko Sugiarto Tjandra berjalan keluar gedung usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (9/4/2025). Siapa Djoko Tjandra dan apa hubungannya dengan Harun Masiku? (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
PEMERIKSAAN DJOKO TJANDRA - Potret Harun Masiku (kiri) dan mantan terpidana kasus pengalihan hak tagih utang Bank Bali Djoko Sugiarto Tjandra berjalan keluar gedung usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (9/4/2025). Siapa Djoko Tjandra dan apa hubungannya dengan Harun Masiku? (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) (Kompas.com/TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Enggak betul (bantu Harun Masiku), kenal saja enggak, bagaimana bantu," ujarnya.

Djoko juga mengatakan tidak mengenal Hasto dan advokat Donny Tri Istiqomah yang sama-sama terjerat kasus suap Harun Masiku.

"Enggak, enggak. Tidak sama sekali (kenali Hasto Kristiyanto dan Donny Tri Istiqomah)," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, KPK memeriksa Djoko Tjandra sebagai saksi kasus suap terkait PAW yang menjerat Harun Masiku.

Sementara itu, Djoko Tjandra saat ini berstatus terpidana kasus cessie Bank Bali, yang turut menyeret nama eks jaksa Pinangki Sirna Malasari.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Djoko Tjandra tiba di Gedung Merah Putih pada pukul 10.00 WIB yang didampingi empat orang.

Djoko mengenakan kemeja putih, memakai kacamata, dan celana hitam.

Djoko diperiksa selama lebih kurang tiga jam. Ia keluar dari Gedung Merah Putih pada Rabu siang pukul 13.23 WIB.

Kasus Harun Masiku terungkap ketika KPK menggelar operasi tangkap tangan pada 8 Januari 2020.

Dari hasil operasi, tim KPK menangkap delapan orang dan menetapkan empat orang sebagai tersangka.

Empat tersangka tersebut adalah Komisioner KPU Wahyu Setiawan, eks anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, kader PDIP Saiful Bahri, dan Harun Masiku.

Namun, saat itu Harun lolos dari penangkapan.

Tim penyidik KPK terakhir kali mendeteksi Harun Masiku di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan.

Hingga saat ini, Harun masih berstatus buronan dan masih dalam daftar pencarian orang (DPO).

Adapun Harun Masiku diduga menyuap Wahyu dan Agustiani untuk meloloskan langkahnya menjadi anggota DPR melalui PAW.

Belakangan, KPK menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus suap proses PAW yang menjerat Harun Masiku.

KPK ungkap ada pertemuan di Malaysia

Meski demikian, KPK mengungkapkan adanya informasi pertemuan antara Djoko Tjandra dengan Harun Masiku di Kuala Lumpur, Malaysia.

Informasi tersebut diklarifikasi KPK kepada Djoko Tjandra dalam pemeriksaannya.

"Jadi, informasi yang didapat dari penyidik yang bersangkutan (Djoko Tjandra) dimintakan keterangannya terkait pertemuan, informasi pertemuan antara yang bersangkutan dengan saudara HM (Harun Masiku) di Kuala Lumpur, Malaysia," kata Juru Bicara Tessa Mahardhika Sugiarto, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu.

Tessa tak menyebutkan secara spesifik kapan pertemuan itu terjadi. Namun, dia bilang Djoko Tjandra meminta bantuan kepada Harun Masiku.

 Namun, ia tak mengungkapkan secara detail jenis bantuan yang diminta Djoko dalam pertemuan tersebut.

"Pembahasannya terkait ada permintaan dari saudara DST (Djoko Tjandra) kepada saudara HM untuk membantu mengurus sesuatu. Tapi, detailnya belum bisa disampaikan saat ini," ujar dia.

Tessa mengatakan, penyidik masih mendalami informasi terkait pertemuan Djoko Tjandra dan Harun Masiku dari pemeriksaan itu. Ia juga belum dapat memastikan adanya aliran uang dalam pertemuan tersebut.

"Kalau aliran uang belum ada infonya. Jadi, baru ada pertemuan di sana di KL," ucap dia.

KPK juga tak ambil pusing dengan pernyataan Djoko Tjandra yang mengaku tak mengenal Harun Masiku

Penyidik KPK akan membuktikan bahwa Djoko mengenal dan pernah bertemu dengan eks caleg PDIP Harun Masiku.

"Tentunya nanti tugas penyidik lah yang akan membuktikan atau mencari alat bukti yang mana untuk dimasukkan ke dalam berkas perkara. Itulah fungsinya ada pemanggilan saksi, ada konfirmasi dengan alat-alat bukti yang ada," ucap dia.

Lantas, siapakah sosok Djoko Tjandra yang kini tengah menjadi sorotan?

Kiprah bisnis Djoko Tjandra

Dilansir dari Harian Kompas, 7 Agustus 1999, Djoko Tjandra memiliki nama asli Djoko Sugiatro Tjandra alias Tjan Kok Hui yang berkaitan erat dengan Grup Mulia.

Bersama dengan Tjandra Bersaudara, Djoko mendirikan Grup Mulia pada 1970-an.

Selain itu, Djoko pertama kali merintis bisnis perusahaan konstruksi fondasi dan tiang pancang Jaya Sumpiles Indonesia.

Kemudian pada 1980-an, Tjandra Bersaudara bermitra Sudwikatmono serta bekerja sama dengan Prajogo Pangestu dan Mochtar Riyadi. Lewat kerja sama itu, mereka membesarkan Grup Mulia.

Selanjutnya, Djoko bersama Eka Tjandranegara memilai usaha trading melalui PT Mulia Persada Gemilang pada 1984.

Keduanya berhasil membawa perusahaan itu terus menanjak sehingga mampu berekspansi ke berbagai sektor usaha. Adapun bisnis yang mereka kuasai antara lain, industri glassware, properti, pembangunan dan pengelolaan gedung perkantoran, dan sebagainya.

Tak sampai di sana saja, Grup Mulia pun mengembangkn bisnis ke Singapura dan Belanda. Menandai kiprah internasional mereka.

Djoko mengambil alih tugas sebagai pelaksana Grup Mulia setelah peran Eka Tjandranegara mulai berkurang.

Pribadi Djoko Tjandra

Selain dari sepak terjang bisnisnya, sosok Djoko Tjandra tak memilik banyak informasi yang bisa digali. Dalam kehidupan pribadinya, Djoko adalah seorang ayah dari empat anak.

Pria yang berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, itu bahkan sangat jarang muncul di halaman surat kabar atau majalah.

Sebelum namanya muncul dalam kasus money politics BB mencuat pada 1990-an, foto-foto Djoko juga jarang dimuat di surat kabar.

Berdasarkan penuturan orang terdekat, Djoko dikenal berani melakukan hal yang tidak biasa dilakukan pengembang lain. Ia berani menjual sendiri ruangan gedung-gedung perkantoran.

Ketika pengembang lain memilih jalur yang cenderung aman menggunakan jasa perusahaan semacam Procon Indah (Jones Lang Wooton), Djoko mengandalkan perusahaan sendiri melalui PT Mulia Indoland.

Berkaitan dengan gedung-gedung yang dibangun Grup Mulia, ia tidak pernah mengadakan jumpa pers atau publikasi berkaitan dengan dibukanya gedung-gedung yang dibangun Grup Mulia.

Djoko disebut-sebut membuat bisnis Grup Mulia boleh dibilang tumbuh pesat. Apalagi, bisnis yang berada di sektor properti.

Sebagai salah satu perusahaan pioneer, Grup Mulia terkenal dalam pengadaan gedung perkantoran di Jakarta.

Adapun gedung-gedung terkenal besutan grup ini antara lain, Five Pillars Office Park, Lippo Life Building dan Kuningan Tower, Sampoerna Plaza, BRI II, Mulia Tower, Wisma Antara, Surabaya Tower, dan Mulia Center.

Di bawah naungan Grup Mulia, terdapat 41 perusahaan dengan perkiraan total aset sebesar Rp 11,5 triliun pada tahun 1998. Mereka juga meraup sales turn-over pada tahun 1998 diperkirakan Rp 395 milyar.

Meskipun demikian, masa kepemimpinan Djoko membuat perusahaan ini menanggung beban berat akibat terjadinya krisis ekonomi.

Pada akhir 1990-an, Djoko terseret ke dalam kasus Bank Bali (BB) yang juga melibatkan PT Era Giat Prima (EGP) hingga menjadi buron.

Dari kasus ini, EGP mendapatkan hak pengalihan penagihan piutang BB di Bank Indonesia (BI).

Pada 2020 lalu, Djoko mengakhiri masa buron terkait kasus Bank Bali setelah sempat kabur ke Kuala Lumpur. Ia dijemput oleh aparat kepolisian di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Kamis (30/7/2020).

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Djoko Tjandra yang Terseret Kasus Suap Harun Masiku"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta-fakta Djoko Tjandra Diperiksa KPK Terkait Kasus Harun Masiku"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3,5 Jam Diperiksa KPK, Djoko Tjandra Mengaku Tak Kenal Harun Masiku dan Hasto"

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KPK Ungkap Uang Dari Djoko Tjandra Dipakai Harun Masiku Untuk Suap Wahyu Setiawan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved