Tribun Kaltim Hari Ini

Ibadat Jumat Agung Berlangsung Khidmat, Umat Gereja St Gabriel Nunukan Ritual Cium Salib Yesus

Umat Katolik di Gereja St Gabriel Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) diminta untuk menghayati kisah sengsara Yesus

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS
JUMAT AGUNG - Umat di Gereja Katolik St Gabriel Nunukan mencium salib Yesus pada Jumat (7/4). Ibadat Jumat Agung di Gereja Katolik St Gabriel Nunukan dibagi menjadi dua sesi penyembahan salib. (TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Umat Katolik di Gereja St Gabriel Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) diminta untuk menghayati kisah sengsara Yesus dalam perayaan Jumat Agung, Jumat (18/04/2025).

Rangkaian ibadat Jumat Agung di Gereja Katolik St Gabriel Nunukan dibagi menjadi dua sesi penyembahan salib. Nampak para jemaat satu persatu mencium salib Yesus saat ibadat penyembahan salib.

Sebelum ibadat penyembahan salib, dimulai dengan ibadat Jalan Salib terlebih dahulu pukul 07.00 Wita.

Baca juga: Tabrak Tunggul Kayu, KM Sinar Harapan 8 Tenggelam di Sungai Sebuku Nunukan, Nasib Nakhoda dan ABK

Lalu dilanjutkan dengan ibadat penyembahan salib I pukul 11.30 Wita dan penyembahan salib II pukul 15.00 Wita.

"Kami bagi dua sesi ibadat penyembahan salib, karena kapasitas Gereja tidak mampu mengakamodir ribuan umat yang hadir. Kami berharap ibadat penyembahan salib bisa berlangsung khidmat dengan dua sesi ibadat ini," kata Ketua Panitia Paskah Gereja Katolik Nunukan, Donatus kepada Tribun.

Menurutnya, Jumat Agung bukan sekadar peringatan sejarah. Melainkan momen iman yang mengajak setiap umat untuk masuk dalam misteri penderitaan dan wafat Yesus Kristus.

"Melalui Jalan Salib dan Penyembahan Salib, kita diajak untuk merenungi kasih Allah yang begitu besar. Kristus rela menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan kita. Inilah cinta yang menyelamatkan," tutur Donatus dengan penuh haru.

Suasana ibadat Jumat Agung hendaknya dijalani dengan hati yang tenang, sikap tobat serta keterbukaan untuk mengalami kasih Allah yang memulihkan. 
Dalam kesunyian ibadat dan keheningan salib, umat diajak untuk menyatukan penderitaan pribadi dengan salib Kristus.

"Banyak dari kita yang memikul salib dalam hidup. Entah berupa masalah keluarga, ekonomi, atau kesehatan. Jumat Agung mengingatkan bahwa kita tidak sendiri. Tuhan hadir dan turut menanggungnya bersama kita," ujarnya.

Donatus juga berharap, Jumat Agung menjadi titik tolak pembaruan iman bagi umat.
"Sehingga perayaan Paskah nanti sungguh dirayakan dengan hati yang telah disucikan dan diperbarui oleh kasih Tuhan," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved