Berita Samarinda Terkin

Pedagang Pasar Subuh Samarinda Datangi Balai Kota Tolak Relokasi, Pemkot: Itu Sudah Dibicarakan

Pedagang Pasar Subuh Samarinda datangi balai kota tolak relokasi, pemerintah kota sebut bahwa hal itu sudah dibicarakan.

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari
TOLAK RELOKASI - Puluhan pedagang Pasar Subuh mendatangi Balai Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (29/4/2025) pagi. Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap rencana relokasi ke Pasar Beluluq Lingau yang berlokasi di Jalan PM Noor.(TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Puluhan pedagang Pasar Subuh menggeruduk Balai Kota Samarinda pada Selasa (29/4/2025) pagi.

Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap rencana relokasi mereka ke Pasar Beluluq Lingau yang berlokasi di Jalan PM Noor, sebagaimana yang telah dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.

Para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pasar Subuh menyatakan secara tegas bahwa mereka menolak rencana relokasi tersebut dan berkomitmen untuk terus memperjuangkan keberadaan Pasar Subuh sebagai salah satu ikon komunitas sosial Kota Samarinda.

Sebagaimana diketahui, mereka berdagang di atas lahan milik perseorangan sehingga mereka menilai keberadaan tersebut sah.

Pasar Subuh memang telah dikenal menjadi salah satu aktivitas ekonomi dan sosial selama puluhan tahun di Samarinda, khususnya dalam menyediakan kebutuhan konsumsi non-halal secara terpusat dan tertata.

Para pedagang juga menilai alasan relokasi karena proyek pengembangan Little China Town tidak berdasar, sebab proyek tersebut dinilai tidak berkaitan langsung dengan lokasi Pasar Subuh.

Baca juga: 2 Desain Awal Pasar Segiri Samarinda Dipresentasikan, Walikota Andi Harun Beri Tanggapan

Menanggapi penolakan tersebut, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Samarinda, Marnabas Patiroy, menegaskan bahwa relokasi ke Pasar Beluluq Lingau telah melalui kesepakatan sebelumnya dengan para pedagang. Ia menyayangkan sikap sebagian pedagang yang kini berubah.

"Pilihan itu sudah dibicarakan. Dulu bahkan ada 81 pedagang yang hadir dalam pertemuan, menyatakan setuju untuk direlokasi. Kami sudah memenuhi semua permintaan mereka, dari penerangan, genset, hingga uang transport Rp500 ribu per pedagang untuk memudahkan kepindahan. Kami juga sudah menunda relokasi dari Oktober hingga sekarang," ujar Marnabas.

Marnabas juga mengungkapkan bahwa keberadaan Pasar Subuh di atas lahan pribadi selama ini sebenarnya melanggar ketentuan.

Selain itu, keberadaan pasar tersebut dinilai berdampak pada kemacetan lalu lintas.

"Tapi selama ini kami masih berusaha mencari solusi terbaik, bahkan sudah menyiapkan tempat baru yang lebih layak. Kalau kita ikuti terus keinginan yang berubah-ubah, mohon maaf, itu akan sulit," tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyebut adanya indikasi keterlibatan pihak luar yang mempengaruhi pedagang untuk menolak relokasi, berbeda dengan kesepakatan awal yang dihasilkan bersama para pedagang sendiri.

"Pemerintah tidak pernah berniat mematikan rezeki pedagang. Kami justru sudah memikirkan strategi agar mereka tetap eksis di lokasi baru. Akan ada bazar, diskon harga daging dan minyak goreng, serta kupon subsidi untuk menarik pembeli. Bahkan, instalasi Pengolahan Air Limbah dengan anggaran ratusan juta juga sudah kami siapkan," terang Marnabas.

Baca juga: Parkir di Pasar Segiri Samarinda Akan Ditata Ulang, Akses Masuk dan Keluar Diubah

Menurutnya, Pasar Beluluq Lingau ke depan akan dikembangkan sebagai pasar tematik yang terintegrasi dalam sistem promosi wisata belanja di Samarinda.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda, Nurrahmani alias Yama, menjelaskan bahwa upaya relokasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional di Samarinda.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved