Berita Nasional Terkini

Kata Pengamat Soal Program Pembinaan Militer Dedi Mulyadi: Berisiko Bagi Psikologis Anak

Begini kata pengamat mengenai program pembinaan militer yang diusung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi bagi siswa-siswa bermasalah.

Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah
PENDIDIKAN MILITER - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025). Begini kata pengamat mengenai program pembinaan militer yang diusung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi bagi siswa-siswa bermasalah. (Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah) 

Selanjutnya adalah luka emosional atau trauma yang ditimbulkan dari hubungan terdekat seperti keluarga.

Ia menyebut bahwa anak-anak dengan latar seperti ini dapat melakukan kenakalan untuk mencari validasi atau pengakuan dari pihak luar.

Anak-anak yang melakukan kenalakan pun juga bisa disebabkan oleh pemahaman yang kurang mengenai aturan yang dilanggar.

Farras menyebut, keadaan ini dapat membuat anak mengikuti apa yang dilakukan orang lain tanpa benar-benar mengetahui jika perbuatan tersebut salah.

Terakhir, beberapa anak yang melakukan kenakalan kemungkinan memiliki masalah psikologis yang serius sehingga memerlukan penanganan klinis.

Bagi Farras, pendekatan militeristik tidak mengungkap penyebab dari perilaku maladaptif pada anak. 

Program ini justru menjadi kontra-produktif serta memperburuk kondisi psikologi anak.

Hal ini senada dengan pendapat pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.

Menurutnya, pembinaan anak yang dilakukan di barak militer sangat berisiko bagi psikologis.

Fahmi menegaskan, yang dibutuhkan siswa bukanlah pendekatan koersif, melainkan disesuaikan dengan masalah masing-masing anak.

"Yang dibutuhkan siswa bukan barak, tapi ruang belajar yang memulihkan. Kalau yang bermasalah adalah sikap, maka pendekatannya harus bersifat pedagogis dan reflektif, bukan koersif,” tegas Fahmi, Rabu (30/4/2025).

Baca juga: Siswa Terlibat Tawuran hingga Narkoba Jalani Pendidikan Militer, Dedi Mulyadi Hadiri Pembekalan

Ia menilai bahwa kenakalan remaja dapat ditangani dengan pendekatan sipil yang berbasis pendampingan, bukan penertiban.

Pendisiplinan anak-anak, kata Fahmi, memang merupakan hal yang penting untuk membentuk karakter anak. 

Namun, pendisiplinan yang sebenarnya adalah yang lahir dari kesadaran dan bukannya ketakutan. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "1 Siswa Kabur Saat Dikirim ke Barak TNI, Pengamat: Berisiko untuk Psikologis Anak"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved