Berita Nasional Terkini

Kata Pengamat Soal Program Pembinaan Militer Dedi Mulyadi: Berisiko Bagi Psikologis Anak

Begini kata pengamat mengenai program pembinaan militer yang diusung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi bagi siswa-siswa bermasalah.

Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah
PENDIDIKAN MILITER - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025). Begini kata pengamat mengenai program pembinaan militer yang diusung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi bagi siswa-siswa bermasalah. (Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah) 

TRIBUNKALTIM.CO - Begini kata pengamat mengenai program pembinaan militer yang diusung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi bagi siswa-siswa bermasalah.

Terhitung sudah dua hari sejak program pendidikan di barak militer Kabupaten Purwakata terlaksana pada Jumat (2/5/2025).

Pemerintah Jabar mulai menerapkan rencana Dedi Mulyadi terhadap anak-anak 'nakal' dengan mengirimkan sebanyak 39 siswa bermasalah ke  Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9 TNI AD.

Melansir dari Kompas.com, diketahui bahwa anak-anak ini nantinya akan dididik selama 14 hari dan menjalani pembinaan karakter oleh TNI serta mengikuti tes kesehatan dan psikologi.

Belum juga terlaksana setengah jalan, Bupati Purwakata, Saepul Bahri Binzein mengungkapkan bahwa terdapat seorang anak yang kabur dari pembinaan tersebut.

Baca juga: Terungkap Sumber Biaya untuk Kirim Siswa ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Yang Penting Jalan Dulu

Seharusnya, kata Saepul, terdapat 40 anak yang mengikuti program pendidikan militer tersebut.

"Awalnya kita mau 40 (siswa). Tapi yang satu orang tuanya datang, tetapi siswanya tidak datang. Malah lagi dicari sama orang tuanya. Jadi yang kita terima 39 (siswa)," ungkap pria yang akrab disapa Zein ini, Kamis (2/4/2025).

Ia juga menambahkan, anak-anak yang mengikuti pendidikan tersebut merupakan mereka yang terlibat dalam kenakalan remaja.

Seperti tawuran, penggunaan narkoba hingga sering bolos sekolah.

Kata Psikolog dan Pengamat Soal Pendidikan Militer Dedi Mulyadi

Mengenai satu orang siswa yang kabur, rupanya beberapa pengamat telah mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap program ini. 

Pendapat pertama datang dari Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga, Farras Afiefah Muhdiar yang menjelaskan bahwa akar "kenakalan" remaja perlu untuk dicari tahu terlebih dahulu.

Menurutnya, pemberian label "nakal" dan hukuman perlu dilakukan setelah mengetahui apa penyebab di balik perilaku anak tersebut.

"Definisi nakal sangat subyektif. Menurut saya, penggunaan istilah ‘nakal’ bukan istilah yang konstruktif, kalau di psikologi bisa disebut perilaku maladaptif," jelas Farras seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (1/5/2025).

Baca juga: 39 Siswa di Jawa Barat Masuk Barak, Dedi Mulyadi: Sekarang yang Agak Ganas-ganas Itu Usia SMP

Kata Farras, setidaknya terdapat 4 penyebab kenakalan pada remaja. 

Penyebab pertama tak lain karena meniru atau dipengaruhi oleh teman sebaya. Hal ini menyebabkan anak merasa bahwa perilaku negatif bersifat "keren".

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved