Berita Nasional Terkini
Survei KPK Ungkap Praktik Mencontek di Sekolah dan Kampus Tinggi hingga Guru-Dosen Tak Disiplin
Praktik mencontek yang selama ini dianggap sebagai pelanggaran ringan dalam dunia pendidikan ternyata masih menjadi fenomena serius.
“Lebih menyedihkan lagi, temuan KPK ini menunjukkan, bahwa praktik koruptif sangat subur di sekolah dan kampus.
Jadi, salah satu penyakit akut yang menggerogoti kualitas pendidikan kita ternyata bersumber dari sekolah dan kampus.
Temuan ini memperlihatkan bagaimana sistem pendidikan bisa saja menjadi inkubator korupsi di masa depan,” ujar Ubaid kepada Kompas.com, Jumat (25/04/25).
Melihat temuan ini, Ubaid menegaskan bahwa langkah konkret harus diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
“Langkah yang harus dilakukan ya presiden harus turun tangan. Jangan hanya soal MBG saja Presiden teriak lantang. Problem integritas ini sangat serius karena menyangkut Indonesia Emas 2045. Cita-cita itu pasti akan kandas, jika tidak didukung oleh SDM yang berintegritas,” jelas Ubaid.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, orangtua, masyarakat, dan media, dalam membangun ekosistem pendidikan yang berintegritas.
“Ini jarang dianggap penting, sehingga lembaga pendidikan kita kian jauh dari masyarakat, ia bak menara gading yang susah diakses dan tidak inklusif,” pungkas Ubaid.
Faktor Siswa Suka Mencontek
Menteri Pendidikan Dasar Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti menilai ada sejumlah faktor para siswa suka mencontek saat mengerjakan tugas maupun ujian.
Ada pengaruh dari sistem pembelajaran dan kepribadian siswa yang melatarbelakangi siswa memilih perilaku mencontek.
"Mengenai kecurangan itu kan faktornya ada banyak ya. Kalau kita lihat secara akademik, kecenderungan menyontek itu kan sesuatu yang pertama berkaitan mungkin bentuk atau model soal yang menekankan hafalan yang karena itu ya mereka menyontek supaya bisa menjawab," kata Mu'ti setelah acara Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar Menengah Tahun 2025 di Depok, Jawa Barat, Selasa (29/4/2025).
Mu'ti menyebutkan, ada juga faktor ketidakpercayaan diri dari siswa yang mendorong adanya perilaku mencontek. Siswa disebut tak percaya diri karena tak menguasai materi ujian.
"Kemudian yang ketiga juga ada hal yang berkaitan dengan hal orientasi pendidikan kita ini masih kuantitatif. Jadi keberhasilan itu diukur dari berapa nilainya, berapa rankingnya.
Yang kadang-kadang itu menjadi salah satu dari beberapa sebab kenapa menyontek itu masih cukup tinggi angkanya sesuai dengan survei yang dilakukan oleh KPK," tambah Mu'ti.
Mu'ti mengatakan, Kemdikdasmen akan menjadikan hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi landasan untuk memperbaiki sistem pembelajaran di Indonesia ke depannya.
Ia sudah menyiapkan program Pembelajaran Mendalam atau Deep Learning sebagai solusi perbaikan sistem pembelajaran terkait perilaku siswa yang mencontek.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.