Berita Nasional Terkini

PBNU Beri Respons Syarat Vasektomi untuk Penerima Bansos: 'Menyedihkan, Orang Miskin Dimandulkan'

PBNU beri respons soal vasektomi jadi syarat untuk dapatkan bansos: 'Menyedihkan, orang miskin dimandulkan'

Kolase surya.co.id | Kompas.com/ Faqih Roman
VASEKTOMI BANSOS - Kolase potret Gus Fahrur yang diambil dari surya.co.id dan Dedi Mulyadi dari kompas.com. PBNU beri respons soal vasektomi jadi syarat untuk dapatkan bansos: 'Menyedihkan, orang miskin dimandulkan'. (Kolase surya.co.id | Kompas.com/ Faqih Roman) 

TRIBUNKALTIM.CO - PBNU beri respons soal vasektomi jadi syarat untuk dapatkan bansos: 'Menyedihkan, orang miskin dimandulkan'.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini juga mengatakan vasektomi adalah tindakan yang haram berdasarkan syariat Islam.

Ketua Bidang Keagamaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Fahrur, menyoroti soal usulan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tentang vasektomi.

Dedi Mulyadi diketahui mengusulkan agar syarat penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah harus vasektomi.

Terkait hal itu, Gus Fahrur meminta pemerintah mengkaji usulan tersebut.

Baca juga: Daftar Kritik soal Wacana Dedi Mulyadi Jadikan Vasektomi Syarat Bansos, Respons Gubernur Jabar

Pasalnya, kata Fahrur, akan sangat menyedihkan apabila melihat masyarakat yang kekurangan ekonomi harus dipaksa vasektomi hanya karena bansos. 

Menurutnya, hal itu sangatlah tidak adil dan tidak manusiawi.

Gus Fahrur menuturkan, penerapan vasektomi perlu mengutamakan aspek keagamaan, bukan hanya sekadar menjadi syarat bansos. 

"Itu sangat menyedihkan bagaimana orang miskin harus dimandulkan, sesuatu yang saya kira harus dinilai kembali secara nalar," ujar Gus Fahrur, Sabtu (3/5/2025), dilansir Tribun Banten.

Sejumlah ulama juga telah mengeluarkan fatwa bahwa vasektomi adalah tindakan yang haram berdasarkan syariat Islam. 

Baca juga: Respons Dedi Mulyadi Usia MUI Haramkan Vasektomi, Gubernur Jabar: Banyak Alternatif KB Laki-laki

Selain PBNU, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun tegas menolak.

Wakil Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (LK-MUI) Dr dr Bayu Wahyudi SpOG, tidak menyarankan pria melakukan vasektomi untuk mencegah kehamilan. 

Menurutnya, untuk saat ini, kesuksesan rekanalisasi (penyambungan kembali) pasca vasektomi masih rendah.

Sehingga, dikhawatirkan jika sudah melakukan vasektomi, pria tidak bisa punya anak secara permanen.

"Sehingga kita lihat dalam agama Islam ini sebaiknya dicegah (vasektomi) karena ada pilihan lain."

Baca juga: Kontroversi Usulan Dedi Mulyadi, Vasektomi Jadi Syarat Bansos, PBNU: Itu Sangat Menyedihkan

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved