Orang Hilang di Samarinda

Pedagang Buah yang Tenggelam di Palaran Samarinda Sempat Traktir Istri dan Anaknya

Pencarian hari pertama terhadap Rivaldi (22), pedagang buah yang tenggelam di Sungai Mahakam wilayah Palaran, Kota Samarinda belum membuahkan hasil

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
TENGGELAM - Potret kedua orangtua Rivaldi (22), pedagang buah yang tenggelam di Sungai Mahakam, wilayah Palaran, Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kamis (15/5/2025).Pencarian hari pertama terhadap Rivaldi (22), pedagang buah yang tenggelam di Sungai Mahakam wilayah Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) masih belum membuahkan hasil. (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pencarian hari pertama terhadap Rivaldi (22), pedagang buah yang tenggelam di Sungai Mahakam wilayah Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Kamis (15/5/2025) masih belum membuahkan hasil.

Sebagaimana diketahui, pedagang buah tersebut dinyatakan tenggelam saat berupaya mengejar kapal ketinting miliknya yang hanyut saat tengah menjual buah di atas TB MTS 95 pada Pukul 10.45 WITA.

Peristiwa ini bahkan viral di media sosial. 

Ardi (44), ayah korban mengatakan bahwa putranya meninggalkan seorang istri yang tengah hamil muda dan satu anak balita.

Ia mengungkapkan, pada Rabu, 14 Mei 2025 malam usai mengantar istrinya USG, anak sulungnya tersebut mendadak mengajak mereka makan bersama di Bigmall Samarinda.

Baca juga: Sebelum Hilang di Perairan Palaran Samarinda, Korban Sempat Bahas Rasa Sakit saat Tenggelam

Menurut Ardi, kala itu anak pertamanya tersebut menunjukkan gelagat tak biasa.

Ia terlihat lebih aktif serta makan dengan sangat lahap dan terus menambah menu meski makanan mereka belum habis.

"Dia (Rivaldi) juga terus-terusan memeluk anak dan mencium istrinya. Rival menyuruh kami pesan apapun yang mau dimakan, dia yang traktir," ujar Ardy yang kala itu mendampingi sang istri yang terus menangisi nasib tragis yang menimpa anaknya tersebut.

Usai menghabiskan waktu dengan keluarga, Rival membawa istri dan anaknya untuk pulang ke Loa Duri, Kukar.

Paginya Ardy mengetahui anaknya berdagang seperti biasa.

Ia menjelaskan buah-buah yang dijual sang anak dibeli dari Pasar Subuh Samarinda kemudian dijual kepada para awak kapal dengan sistem barter.

"Lebih sering barter sama solar. Solarnya dikumpulin terus dijual lagi. Hasilnya buat menghidupi anak istrinya," jelas Ardy.

Pukul 11.10 WITA, Ardy dan keluarganya terhenyak mendengar kabar nahas yang menimpa anaknya.

Saat itu ia tak lantas percaya dan mencoba menghubungi nomor kontak anaknya.

Ardy dan istri masih sempat lega sebab ponsel anak sulungnya masih aktif.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved