Pertamax Kosong di Balikpapan

Ojol Balikpapan Menjerit, Cari BBM Sulit, DPRD Kota Minyak Sidang Petinggi Pertamina Sampai Kabur

Ojol Balikpapan menjerit, cari BBM sulit. Anggota DPRD Balikpapan sidang petinggi Pertamina sampai walk out alias kabur dari rapat dengar pendapat.

Penulis: Kun | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
TribunKaltim.co/Zainul
KRISIS BBM BALIKPAPAN - Ratusan pengendara di kota Balikpapan rela hujan-hujanan demi mendapatkan BBM. Mereka antre mengular di SPBU MT Haryono Balikpapan dari kedua arah jalan. Selasa (20/5/2025). Ojol Balikpapan menjerit, cari BBM sulit. Anggota DPRD Balikpapan sidang petinggi Pertamina sampai walk out alias kabur dari rapat dengar pendapat. (TribunKaltim.co/Zainul) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Driver ojol Balikpapan menjerit, cari BBM sulit di Kota Minyak. 

Apalagi kalau bukan prahara ketersediaan BBM di Balikpapan yang buat gerah masyarakat belakangan ini.

Antrean di Pom Bensin yang mengular panjang, akibat ketiadaan stok BBM merugikan banyak pihak, tak terkecuali driver ojol.

Anggota DPRD Balikpapan merespons dengan memanggil petinggi Pertamina untuk menjelaskan duduk persoalan dalam RDP.

Diketahui, legislator Balikpapan menyidang beberapa petinggi Pertamina sampai walk out alias kabur dari rapat dengar pendapat (RDP) DPRD Kota Balikpapan.

Baca juga: Antrean BBM Bikin Ojol di Balikpapan Kaltim Gigit Jari: Eceran Nggak Masuk Modal

Lara Driver Ojol Balikpapan Cari BBM Sulit

Waktu enam jam yang biasanya bisa digunakan untuk mengantarkan belasan penumpang, hari ini justru habis di SPBU.

Itulah yang dialami seorang pengemudi ojek online di Balikpapan, Danny, saat ditemui TribunKaltim.co setelah mengantre Pertalite di SPBU di Jalan Marsma R. Iswahyudi, Balikpapan, Kalimantan Timur. 

“Dua kali isi bensin total enam jam cuma buat antre. Pagi tiga jam, malam tiga jam lagi,” ujar Danny setelah mengisi penuh tangki motornya, Selasa (20/5/2025) malam. 

Pria yang melakoni profesi ojol sejak akhir 2022 tersebut menjelaskan bahwa antrean BBM di pagi hari sempat ditutup, sehingga ia harus menunggu lebih lama.

Baca juga: Kena Semprot DPRD, Pertamina Walk Out saat Rapat Dengar Pendapat Soal Kelangkaan BBM di Balikpapan

Kondisi yang sama terulang pada malam hari, saat antrean kendaraan kembali mengular hingga memakan waktu berjam-jam.

Akibatnya, Danny kehilangan momen-momen penting untuk mengambil pesanan, terutama dari kalangan pelajar.

Orderan yang masuk hari ini, lanjut dia, hanya dari kalangan pekerja yang pulang pada sore hari. 

“Anak sekolah sekarang ujian, mereka pulang cepat. Karena antre, ya kami kelewat orderan dari mereka,” jelasnya.

Baca juga: Viral! Momen Warga Kota Minyak Balikpapan di Tengah Kelangkaan Pertamax, Miris dan Kocak

Dalam kondisi normal, Danny biasanya bisa mendapatkan hingga hampir 20 orderan per hari. 

Namun karena waktu habis untuk mengantre, pendapatannya hari ini menurun drastis.

“Paling cuma 8 orderan hari ini. Biasanya paling sepi itu 15 orderan atau lebih kalau normal,” ucapnya.

Selain mengganggu produktivitas, antrean panjang di SPBU juga berdampak pada lalu lintas.

Baca juga: Terjawab  Kenapa BBM Langka di Balikpapan dan Sampai Kapan Pertamax Kosong? Pertamina Beber Penyebab

Menurut Danny, barisan kendaraan yang menunggu BBM sering kali mengambil separuh badan jalan dan memperparah kemacetan, terutama saat jam pulang kerja.

“Setengah jalan dipakai antre. Kalau ketemu kendaraan besar makin susah lewat,” tambah Danny.

Meski antrean Pertalite lebih panjang, ia tetap memilih opsi itu dibanding membeli eceran atau Pertamax yang dinilai terlalu mahal.

Dengan satu kali isi penuh, Danny bisa bertahan satu setengah hari, sehingga besok tak perlu antre lagi. 

“Eceran nggak masuk di modal, Pertamax juga mahal. Jadi ya pilihannya tetap antre Pertalite,” tutup Danny. 

Warga Antre Berjam-jam

Warga Balikpapan antre berjam-jam di SPBU demi mendapatkan BBM dalam dua hari terakhir.

Sejak dini hari, antrean panjang terlihat di hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), terutama di SPBU MT Haryono, salah satu titik yang mengalami lonjakan antrean terparah.

Kondisi ini dipicu oleh kelangkaan BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo yang telah terjadi sejak Sabtu lalu (17/5/2025).

Akibatnya, warga yang sangat membutuhkan BBM untuk keperluan harian, terutama para pekerja, terpaksa harus mengantre sejak dini hari di bawah guyuran hujan.

Baca juga: Berikut 7 Kesepakatan Pertamina dan DPRD Balikpapan Cara Selesaikan BBM Langka

“Saya antre dari jam 5 pagi, meskipun hujan deras tetap bertahan. Kalau nggak dapat bensin, saya nggak bisa kerja,” ungkap Asnawiah, seorang pengendara motor yang ditemui di SPBU MT Haryono.

Antrean kendaraan mengular hingga ke depan Kantor Dinas Catatan Sipil.

Bahkan, sepeda motor mengisi hampir seluruh ruas jalan hingga empat baris dari arah Terminal Balikpapan Permai menuju SPBU.

Kondisi ini menyebabkan kemacetan parah di sepanjang Jalan MT Haryono khusus depan SPBU.

Keluhan juga datang dari warga lain yang mempertanyakan ironi yang terjadi di Kota Balikpapan—kota yang selama ini dikenal sebagai "kota minyak", namun justru kekurangan pasokan BBM.

“Aneh saja. Balikpapan ini kan kota minyak, tapi BBM-nya kosong. Minyaknya ke mana?” ujar Anton, salah satu warga yang juga mengantre BBM sambil berlindung di balik jas hujan.

Beberapa pengendara bahkan memilih tidur di dalam mobil karena kehabisan BBM dan tidak kebagian giliran malam sebelumnya.

“Saya sudah antre dari jam 8 malam, tapi saat sampai di depan SPBU, petugas bilang tutup karena mereka kelelahan. Sejak pagi terus melayani kendaraan,” ujar Muhammad, warga yang mengantre di SPBU MT Haryono, Selasa (20/5/2025) dini hari.

KELANGKAAN BBM - Anggota DPRD Balikpapan meluapkan amarahnya dalam forum rapat dengar pendapat (RDP) yang menyoroti kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax di Kota Minyak, pada Selasa (20/5/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA)
KELANGKAAN BBM DI BALIKPAPAN - Anggota DPRD Balikpapan meluapkan amarahnya dalam forum rapat dengar pendapat (RDP) yang menyoroti kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax di Kota Balikpapan, Selasa (20/5/2025). Warga Balikpapan antre BBM, 7 poin kesepakatan Pertamina dengan DPRD, siap bertanggung jawab dan minta maaf (TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA)

Antrean pun semakin padat menjelang Subuh, bahkan antrean terjadi dikedua arah jalan yang berlawanan.

Pantauan TribunKaltim.co, sejak pukul 04.00 WITA, barisan kendaraan semakin mengular dan mulai mengganggu kelancaran arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama.

Baca juga: DPRD Balikpapan Bersitegang dengan Pertamina saat RDP Bahas Kelangkaan BBM di Kota Minyak

Kelangkaan ini terjadi lantaran BBM non-subsidi jenis Pertamax dan Pertamax Turbo mengalami kekosongan hampir di seluruh SPBU di Balikpapan.

Akibatnya, masyarakat beralih ke Pertalite yang merupakan BBM bersubsidi, meskipun harus menghadapi syarat penggunaan barcode MyPertamina yang tidak semua warga miliki.

“Ini konyol. Seumur hidup saya tinggal di Balikpapan, baru kali ini mengalami antrean BBM seperti ini. Kota minyak tapi susah dapat BBM,” keluh Ambran (40), warga Balikpapan lainnya.

Keluhan serupa juga datang dari Hamsah, warga lainnya.

Ia mempertanyakan kondisi ironis yang terjadi di kota yang memiliki kilang minyak, namun warganya harus bersusah payah mencari BBM.

“Balikpapan ini kota minyak, tapi masyarakatnya seperti ‘kelaparan’ BBM. Entah ke mana perginya minyak kita,” ujarnya.

RDP Diwarnai Aksi Walk Out Pertamina

Selasa (20/5/2025) DPRD Balikpapan menggelar rapat dengar pendapat dengan Pertamina Patra Niaga Kalimantan terkait kelangkaan BBM di Balikpapan ini.

Sayangnya, RDP antara anggota DPRD Balikpapan dengan Pertamina Patra Niaga Kalimantan diwarnai ketegangan.

Bahkan jajaran manajemen Pertamina Patra Niaga Kalimantan memilik walk out atau meninggalkan ruangan.

Suasana rapat tersebut mendadak memanas setelah satu demi satu interupsi dari para anggota legislatif dilemparkan ke pihak manajemen Pertamina Patra Niaga.

Di antaranya yang hadir ialah Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun; Sales Area Manager Retail Kaltara Pertamina, Henry Eko dan lainnya.

Ketegangan meningkat saat Edi Mangun menyampaikan pernyataan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan intensif terhadap distribusi BBM di wilayah Kalimantan, guna memastikan pasokan tetap berjalan lancar dan menghindari kelangkaan.

“Kami di Pertamina terus berupaya menjaga agar distribusi Pertamax tetap stabil. Monitoring terus kami lakukan di seluruh jalur distribusi,” ujar Edi di hadapan para legislator.

Namun, pernyataan tersebut langsung memicu reaksi keras dari sejumlah anggota Komisi III DPRD Balikpapan.

Mereka menyatakan ketidakpuasan terhadap realitas di lapangan yang dinilai bertolak belakang dengan laporan resmi Pertamina.

Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah saat Halili Adi Negara, anggota Komisi III, menghentakkan meja dan meninggikan suara.

Ia menyatakan bahwa Balikpapan sedang dilanda kemacetan parah akibat antrean panjang kendaraan di SPBU, dampak dari kelangkaan BBM yang belum teratasi secara efektif.

“Lihat sendiri kondisi di lapangan seperti apa! Antrean mengular, macet di mana-mana. Ini menyangkut hak dasar masyarakat,” tegas Halili.

Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Halili Adi Negara lantas menyemprot Edi.

Ia menyebut bahwa kondisi Balikpapan saat ini tengah diwarnai kemacetan panjang sebab antrean BBM yang tidak bisa teratasi dengan baik.

"Jangan asal berbicara, lihat kondisi di lapangan seperti apa. Antrean masih panjang, macet di mana-mana, ini hak masyarakat!" tegasnya.

Bukannya kondusif, suasana semakin tidak terkendali.

Suara-suara para anggota dewan saling bersahutan, mewakili keluhan masyarakat yang terdampak sampai sekarang.

Suasana yang semula formal berubah menjadi emosional hingga akhirnya Edi Mangun terlihat bangkit dari tempat duduknya dan memilih meninggalkan ruangan alias kabur tanpa banyak komentar

Baca juga: Antrean BBM di Sejumlah SPBU di Balikpapan Mengular hingga Malam Hari

Merasa Terintimidasi

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun memastikan pasokan BBM jenis Pertamax untuk wilayah Balikpapan dalam kondisi aman.

"Perlu saya luruskan klarifikasi, bahwa Insya Allah kondisi SPBU di Balikpapan semua sudah normal, mulai besok pagi itu tidak ada lagi kelangkaan BBM," katanya.

Situasi semakian ricuh saat para anggota legislatif teriak dan menghentakkan meja, lantaran tidak setuju dengan pernyataan yang dilontarkan Edi.

Baca juga: Warga Balikpapan Kaltim Hujan-hujanan Demi Antre BBM, Rela Basah Kuyup

Alih-alih menjawab pertanyaan terkait kelangkaan BBM, Edi justru enggan berspekulasi lebih jauh.

Lantas memilih meninggalkan forum rapat lantaran merasa terintimidasi atas sikap para anggota dewan.

"Saya merasa terintimidasi," ucapnya singkat. 

Tidak Ada Penjelasan Gamblang

Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri menyayangkan sikap jajaran Pertamina Patra Niaga yang meninggalkan forum rapat secara tidak terhormat.

"Mereka tidak menjelaskan secara gamblang. Bahasa mereka bakal normal, tapi tidak transparan dalam menyampaikan data kuota BBM," pungkasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Balikpapan, Andi Arif Agung menyebut kelangkaan yang terjadi akibat buruknya tata kelola dalam hal pendistribusian pasokan BBM.

"Pertamina maunya apa? Mau terus menguji kesabaran masyarakat kota Balikpapan? Ini salah tata kelola.

Jangan sampai ada kelangkaan, jangan sampai ada antrean berkepanjangan lagi di SPBU Balikpapan," katanya.

Siap Minta Maaf

Rapat dengar pendapat (RDP) antara Pertamina Patra Niaga dan DPRD serta Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menghasilkan tujuh poin kesepakatan penting.

Ke tujuh poin penting tersebut antara lain : 

1. Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan bertanggung jawab dan menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada seluruh masyarakat Kota Balikpapan melalui media massa, baik cetak maupun online, serta melalui akun media sosial resmi PT Pertamina Patra Niaga untuk dapat diunggah kembali pada akun media sosial resmi Pemerintah Kota Balikpapan.  

2. PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memenuhi kuota kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Balikpapan sesuai penugasan dari pemerintah pusat, dan dipastikan permasalahan ini tidak terulang kembali.  

3. Pemerintah Kota Balikpapan agar mengusulkan penambahan kuota solar, pertalite, dan gas LPG 3kg sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Balikpapan.  

4. Menambah sarana dan prasarana pendistribusian pertalite di Kota Balikpapan minimal sebanyak 80 persen.  

5. Meminta agar SPBU dibuka 24 jam sampai situasi normal kembali.  

6. Mengevaluasi kinerja Public Relation/Humas, Sales Executive, dan Sales Area Manager Kaltimut PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.  

7. Dalam hal pihak PT Pertamina Patra Niaga tidak dapat memenuhi poin nomor 1 s.d. 6, maka pihak manajemen PT Pertamina Patra Niaga Area Kalimantan khususnya Balikpapan, siap mengundurkan diri dari jabatannya.  

Ke tujuh poin tersebut seolah menjadi angin segar dalam mengatasi permasalahan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax di Kota Minyak, dalam forum rapat pada Selasa (20/5/2025). 

Hal tersebut dituangkan melalui berita acara (BA) yang ditandatangani oleh Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri; Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo; dan pihak terkait yang hadir dalam rapat.

Baca juga: Sebutan Kota Minyak Viral Imbas Kelangkaan BBM, Warga Balikpapan Anggap Sudah Tak Relevan Lagi

(TribunKaltim.co/Zainul/Ary Nindita Intan RS)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved