Big Mall Samarinda Terbakar

Direktur RS Hermina Samarinda Beri Tips Tindakan Awal Agar Tidak Pingsan Karena Hirup Asap Kebakaran

Insiden kebakaran hebat yang melanda Big Mall Samarinda pada Selasa (3/6/2025)

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
TIPS - Direktur RS Hermina Samarinda, dr. Made Wirayasa Tusan saat diwawancarai mengenai kebakaran Big Mall di RSU Hermina. Selasa (3/6/2025). Beliau berikan tips dan penjelasan penting yang bisa menjadi panduan bagi masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat yang diakibatkan oleh paparan asap. (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Insiden kebakaran hebat yang melanda Big Mall Samarinda pada Selasa (3/6/2025) dini hari tak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga mengancam keselamatan pengunjung. 

Asap tebal yang mengepul dari pusat perbelanjaan tersebut menyebabkan sedikitnya 12 orang dilarikan ke RSU Hermina Samarinda. Sebagian besar pasien mengalami gangguan pernapasan akibat terhirupnya asap dari kebakaran.

Direktur RS Hermina Samarinda, dr. Made Wirayasa Tusan, menyampaikan sejumlah tips dan penjelasan penting yang bisa menjadi panduan bagi masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat yang diakibatkan oleh paparan asap.

Baca juga: RS Hermina Tangani 12 Korban Kebakaran Big Mall Samarinda, Sebagian Masih Dirawat Inap

Ketika terjadi kebakaran dan asap mulai mengepul, masyarakat perlu segera menilai situasi di sekelilingnya. Menurut dr. Made, asap dari gas beracun biasanya lebih ringan dari udara dan akan naik ke atas. 

Oleh karena itu, salah satu tindakan awal yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan posisi tubuh dan menutup hidung agar paparan asap tidak langsung masuk ke saluran pernapasan.

"Kita nunduk, sambil nunduk, sambil menutup hidung gitu. Tapi gerakan ya kalau bisa cepat menghindari dari kepulan asap itu. Kemudian gerakannya juga menunduk," ujarnya Selasa (3/6/2025).

Dengan posisi tubuh menunduk, risiko terpapar langsung dengan gas beracun di udara bisa diminimalisir. Paparan asap bisa memicu reaksi tubuh secara langsung, seperti batuk atau bersin, yang merupakan mekanisme pertahanan alami untuk mengeluarkan zat asing dari saluran pernapasan.

Jika paparan terus berlanjut, bisa menyebabkan kelelahan, bahkan berujung pada hilangnya kesadaran atau kematian.

Jika seseorang telah menunjukkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan terlihat lemas itu bisa menjadi indikasi bahwa jumlah asap yang terhirup sudah berlebihan dan berbahaya.

Dalam keadaan seperti ini, pertolongan pertama menjadi hal krusial, terutama bagi orang awam yang berada di sekitar lokasi. Menurut dr. Made, hal pertama yang perlu dilakukan oleh masyarakat ketika menemukan korban tergeletak atau pingsan adalah menerapkan prinsip bantuan hidup dasar.

"Ya paling pertama-pertama untuk bantuan hidup dasar istilahnya ya. Di kita kebetulan sopir-sopir ambulan itu sudah dilatih dari seluruh Samarinda, kalau tidak salah ada juga dari beberapa dari Kaltim untuk ikut pelatihan," kata dr. Made.

RS Hermina juga menyediakan pelatihan bagi petugas keamanan, karyawan perusahaan, serta aparat kepolisian agar mereka mampu memberikan pertolongan pertama secara benar di lapangan.

Namun, untuk masyarakat awam yang belum mendapatkan pelatihan, ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan agar tidak memperparah kondisi korban.

  1. Ya paling ada orang pingsan gitu. Jangan langsung diangkat ya. Jangan langsung diangkat. Itu sebenarnya kalau dia mungkin trauma tulang belakang, malah tambah patah dia," jelasnya.
  2. Langkah yang lebih aman adalah dengan menggeser atau menggeret korban secara perlahan menjauh dari area kepulan asap.
  3. Letakkan alas seperti baju atau kain di bawah tubuh korban agar tubuh tetap lurus saat dipindahkan.
  4. Tarik, jauhkan dari tempat bencana. Dengan tarik sedikit. Kasih alas, tarik biar agak lurus semua gitu. Nah, baru bebaskan jalan nafas," lanjut dr. Made.
  5. Setelah korban berada di tempat yang aman, pastikan jalur napas terbuka. Saat seseorang pingsan, lidah dapat menutup saluran napas, sehingga penting untuk membuka mulut korban dan memiringkan kepala sedikit agar lidah tidak menghalangi aliran udara.
  6. Kasih bantalan, udah bebas. Yakin sudah bernafas, cari bantuan ambulan sudah. Diamkan, itu aman. Karena dia udah bernafas."ucapnya

Langkah ini berlaku tidak hanya dalam kasus kebakaran, tetapi juga pada berbagai insiden di mana korban ditemukan dalam kondisi tidak sadar. 

Jika tidak ditemukan tanda-tanda pendarahan dan dada korban masih tampak bergerak menandakan pernapasan, cukup diamkan korban dalam posisi aman sambil menunggu bantuan medis.

"Diamkan seperti itu, panggil bantuan juga. Kan gak bisa apa-apa kalau orang awam gitu."pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved