Berita Samarinda Terkini
Dari Hukuman Menjadi Panggilan Jiwa, Kisah Rizq Muhtarom Menemukan Makna Hidup Lewat Lensa Kamera
Muhammad Rizq Muhtarom asal Samarinda memulai perjalanannya dalam dunia fotografi bukan karena minat atau cita-cita, melainkan karena sebuah terpaksa
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Amelia Mutia Rachmah
"Peran cahaya itu penting banget, karena cahaya dapat menentukan hasil akhir sebuah foto. Kadang saya juga pakai cahaya buatan seperti LED dan flash untuk membantu saya membuat foto dengan sudut dan angle yang 'melawan matahari',” papar dia.
Dengan segala idealismenya, Rizq tetap bersahaja. Ia masih menggunakan kamera lama tipe Sony A6000 dan hanya sesekali memotret dengan ponsel jika kondisi menuntut kecepatan.

Namun bagi Rizq, proses editing justru tak kalah penting dibanding perangkat keras.
"Kalau aku sih hukumnya fardhu ain (wajib), karena selain keterbatasan hasil pada suatu kamera, post-processing membuat gambar jadi lebih hidup. Yah, seperti makan mi ayam, akan terasa lebih enak pakai micin, saus, dan sambal,” kata dia.
Hampir Diterkam Buaya
Namun dunia fotografi tak hanya menyimpan cerita manis. Ada pula pengalaman pahit yang membekas dalam ingatan seorang Rizq. Suatu ketika di masa SMP, Rizq hampir diterkam buaya saat memotret. Momen itu nyaris menjadi tragedi baginya.
Baca juga: Merintis Bisnis dari Hobi Touring, Kisah Daryanto, Srigala Box Samarinda Andalan Bikers Kalimantan
"Saya pernah memfoto buaya waktu SMP, saya hampir diterkam. Untung teman-teman saya bahu-membahu menolong dari serangan buaya. Meski sudah pulih, tapi kejadian itu masih membuat saya trauma,“ papar dia.
Meski demikian, ada pula momen yang menyentuh hati. Salah satunya saat ia memotret pria berbalut cat silver membantu seorang nenek menyeberang jalan. Yang menurutnya, hal tersebut merupakan pemandangan langka di tengah masyarakat yang semakin individualis.
"Menurutku momen langka sih, mengingat orang sekarang lebih sibuk dengan diri sendiri,” ucapnya.
Pencapaian Rizq pun tak bisa dibilang sepele. Di masa SMA, ia pernah menyabet dua penghargaan dalam satu lomba fotografi. Padahal kala itu ia harus berhadapan dengan peserta yang memiliki gear jauh lebih canggih.
"Agak minder sih kalau lihat gearnya, tapi alhamdulillah bisa menyeimbangi mereka saat itu. Jurinya waktu itu Almarhum Josh Hadi Kusuma, salah satu fotografer profesional Kaltim. Saya banyak belajar dari beliau,” ungkap Rizq.
Baca juga: Kisah Sukses Keri Warga Kutai Timur dalam Beternak Sapi, Sabet Prestasi Tingkat Provinsi Kaltim
Beberapa kali, Rizq juga terlibat dalam pameran foto, salah satunya diselenggarakan komunitas fotografi Samarinda bekerja sama dengan Hotel Mercure. Semua pengalaman itu memperkaya perspektifnya tentang makna fotografi.
"Fotografi bagi saya adalah foto yang hidup, entah sebagai karya, behind the scene, atau dari sisi ekonominya,” ucapnya.
Soal filosofi, Rizq tak main-main. Baginya, kekuatan foto ada pada kejujuran visualnya—realitas tanpa rekayasa, komposisi yang pas, dan tidak berlebihan dalam menyampaikan pesan.
"Foto yang menggambarkan realitas sesungguhnya, tanpa direkayasa, eyecatching, komposisi foto yang pas, nggak lebay, karena ini terkait storytelling,” ujarnya.
Hasil Uji Laboratorium Ompreng SPPG Samarinda Ulu 2 Ditunggu dalam 3 Hari |
![]() |
---|
Pria Pencuri Motor di Samarinda Ditangkap Warga Setelah Dipancing via Facebook |
![]() |
---|
Sopir Truk R6 yang Lindas Pelajar di Jalan Wahid Hasyim II Samarinda hingga Tewas Masih Buron |
![]() |
---|
2 Karyawan Soto Lamongan Alami Luka Bakar Saat Kebakaran di Sungai Kunjang Samarinda |
![]() |
---|
Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Dicky Anggi Pranata Diganti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.