Berita Balikpapan Terkini

Kisah Sukses dr. Nur Ayu Hasanah Berhasil Bawa Wilayah Kariangau Keluar dari Zona Merah Stunting

Wilayah yang sebelumnya ditetapkan sebagai lokus stunting kini menunjukkan kemajuan berkat strategi inovatif dari pihak Puskesmas Kariangau

|
Penulis: Zainul | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
KELUAR - Kepala Puskesmas Kelurahan Kariangau, dr. Nur Ayu Hasanah secara simbolis menerima bantuan suplemen vitamin tambahan untuk balita stunting dari CSR PT Petrosea Tbk, Sondang Purba di kantor kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat. Kelurahan Kariangau saat ini berhasil keluar dari status Lokus stunting di wilayah kota Balikpapan. Rabu (18/6/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Meski mengalami kenaikan angka kasus stunting pada Januari 2205, upaya serius mengentaskan kasus stunting di wilayah Kelurahan Kariangau, Balikpapan Barat mulai membuahkan hasil menggembirakan. 

Wilayah yang sebelumnya ditetapkan sebagai lokus stunting ini kini menunjukkan kemajuan signifikan berkat strategi inovatif dan program-program strategis yang digencarkan pihak Puskesmas Kariangau dibawah kepemimpinan dr. Ayu Nur Hasanah.

Program yang ia gencarkan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk diantaranya memanfaatkan program CSR dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah Kariangau..

Saat ditemui Tribunkaltim.co disela kegiatan sosialisasi pencegahan stunting di Kelurahan Kariangau pada Rabu siang (18/6), dr. Ayu membeberkan kunci keberhasilan mengentaskan kasus stuntung di Kariangau.

Ia mengatakan bahwa semua dimulai dari pemberdayaan kader Posyandu. Menariknya, sebagian besar kader tetap aktif tanpa mengharapkan insentif rutin.

Baca juga: Prevalensi di Kutai Timur Kaltim Stunting Turun, Dinkes Kutim Implementasi Sigizikesga

“Kami menyadari pengabdian pada kader Posyandu ini sangat penting. Karena itu, kami maksimalkan penggunaan Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), setidaknya untuk mendukung transportasi dan operasional kader. Ini bentuk apresiasi kecil, tapi dampaknya besar,” ujar dr. Ayu.

Dengan kader yang termotivasi dan solid di lapangan, Puskesmas Kariangau melangkah lebih jauh.

Mereka menjalin kolaborasi erat dengan pihak kelurahan serta menggandeng sektor swasta untuk menyalurkan bantuan langsung kepada keluarga balita yang mengalami masalah gizi.

Data balita sasaran yang akurat di Puskesmas menjadi fondasi dalam memastikan bantuan tepat sasaran.

“Kami bersyukur, kelurahan sangat kooperatif kami membangun komunikasi yang intensif. Jika ada pihak luar, baik CSR perusahaan atau donatur lain yang ingin membantu, mereka diarahkan langsung ke Puskesmas," jelasnya.

Baca juga: 5 Kecamatan di Kutai Timur Kaltim jadi Fokus Verval Keluarga Risiko Stunting

Dengan demikian kata dia koordinasi yang baik antara kelurahan dan Puskesmas itu penting agar tidak salah sasaran—bantuan benar-benar diterima oleh balita yang paling membutuhkan.

Tak hanya mengandalkan tenaga medis, dr. Ayu menegaskan bahwa keberhasilan keluar dari lokus stunting adalah hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat.

“Ini bukan hanya tugas kami sebagai tenaga kesehatan. Ini kerja kolaboratif—dari kader Posyandu, masyarakat, perangkat kelurahan, hingga sektor swasta. Semangat gotong royong inilah yang membuat semua program berjalan efektif,” tambahnya.

Dengan strategi terpadu dan semangat kolaboratif yang terus dijaga, Puskesmas Kariangau optimistis angka stunting di wilayahnya akan terus menurun hingga akhir tahun.

“Harapan kami sederhana: anak-anak Kariangau tumbuh sehat, cerdas, dan terbebas dari stunting. Itu tujuan besar kami, dan kami akan terus berjuang mencapainya,” pungkas dr. Ayu dengan semangat. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved