Berita Internasional Terkini
Ratapan dan Kemarahan Netanyahu Disebut Menggelikan, Menlu Iran Ungkit soal Gaza
Menteri Luar Negeri Iran sebut ratapan dan kemarahan Netanyahu menggelikan.
TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Luar Negeri Iran sebut ratapan dan kemarahan Netanyahu menggelikan.
Perang Israel - Iran sudah memasuki hari kedelapan.
Korban jiwa dan kerusakan di dua negara tak terelakan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun mengungkapkan kemarahannya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi mengomentari kemarahan Benjamin Netanyahu setelah rudal Iran menghantam rumah sakit (RS) di Israel.
Baca juga: Update Perang Iran vs Israel Terbaru 2025, Kemlu Evakuasi 101 WNI Lewat Jalur Darat
Araghchi menuturkan, kemarahan Netanyahu atas pengeboman RS Soroka Medical Center di Israel selatan tersebut sebagai suatu hal yang menggelikan.
Menurutnya, pengeboman saja tidak cukup diberikan kepada Israel, setelah apa yang dilakukannya terhadap Palestina di Gaza.
"Mendengar ratapan seperti itu dari rezim yang dengan sengaja mengebom RS di Gaza agak menggelikan," kata Araghchi di Jenewa, Swiss, sebagaimana dilansir AP.
Menurut Araghchi, Israel harusnya berkaca karena mereka melakukan pengeboman yang sama terhadap warga Palestina di Gaza. \
Dia menambahkan, angkatan bersenjata Israel tak ragu menyerbu rumah sakit dan menembak pasien.
"Dan sekarang, rezim yang sama itu berpura-pura menjadi korban di panggung internasional. Terus terang ini agak menggelikan," ujar Araghchi.
Baca juga: Perang Iran-Israel: AS Kirim Pesawat Militer Terbesar di Dunia, Ini Spesifikasi C-5M Super Galaxy
Netanyahu marah
Diberitakan sebelumnya, Netanyahu marah-marah setelah rudal Iran menghantam RS Soroka Medical Center di Israel pada Kamis (19/6/2025).
Serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah di RS, 240 orang terluka, dan empat di antaranya mengalami luka serius.
"Kami akan menuntut harga penuh dari para tiran di Teheran," kata Netanyahu.
Dua dokter mengatakan kepada AP bahwa rudal tersebut menghantam seketika setelah sirene serangan udara berbunyi, menyebabkan ledakan keras yang dapat didengar dari ruang aman.
Pihak RS mengatakan, dampak utama terjadi pada gedung bedah lama yang telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir.
Setelah serangan itu, fasilitas medis ditutup untuk semua pasien kecuali untuk kasus yang mengancam jiwa.
RS Soroka Medical Center memiliki lebih dari 1.000 tempat tidur dan menyediakan layanan untuk sekitar 1 juta penduduk di selatan Israel.
Baca juga: Menhan Netanyahu Sebut Khamenei tak Boleh Hidup, Usai Rudal Iran Bombardir Israel Tanpa Ampun
Pernyataan Iran
Sementara itu, Iran mengatakan bahwa target utama serangan rudal yang menghantam RS Soroka Medical Center adalah pangkalan militer dan intelijen Israel, bukan fasilitas kesehatan.
"Target utama serangan itu adalah Pangkalan Komando dan Intelijen Angkatan Darat Israel (IDF C4I) dan Kamp Intelijen Angkatan Darat di Taman Teknologi Gav-Yam, yang terletak di sekitar Rumah Sakit Soroka," lapor kantor berita negara IRNA.
Dikatakan bahwa rumah sakit itu hanya terkena gelombang ledakan, dan bahwa targetnya adalah fasilitas militer.
Korps Garda Revolusi Iran atau IRGC juga mengeluarkan pernyataan tentang serangan itu, sebagaimana dilansir AFP.
"Dalam operasi ini, pusat komando dan intelijen rezim di dekat sebuah rumah sakit menjadi sasaran rudal yang sangat akurat dan berpemandu," kata IRGC. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.