Berita Nasional Terkini

Rocky Gerung Sebut Usulan Pemakzulan Gibran oleh Purnawirawan Sebagai Tekanan Publik yang Dibutuhkan

Rocky Gerung sebut usulan pemakzulan Gibran oleh Purnawirawan TNI sebagai tekanan publik yang dibutuhkan.

Tribunnews.com/Irwan Rismawan
PEMAKZULAN GIBRAN - Prabowo Subianto, Presiden RI dan Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden RI saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (2/12/2024) lalu. Rocky Gerung juga menyebutkan, ada tiga hal yang dinilai penting sebagai alasan mengapa Gibran Rakabuming Raka harus dimakzulkan dari kursi Wakil Presiden RI.(Tribunnews.com/Irwan Rismawan) 

TRIBUNKALTIM.CO - Rocky Gerung sebut usulan pemakzulan Gibran oleh Purnawirawan TNI sebagai tekanan publik yang dibutuhkan.

Tak hanya itu Rocky Gerung juga mengungkapkan 3 hal kenapa Gibran harus dimakzulkan. 

Surat usulan pemakzulan Gibran dari Forum Purnawirawan TNI saat ini masih berada di DPR RI.

Usulan pemakzulan Gibran dari kursi Wakil Presiden RI ini pun masih mengundang pro dan kontra.

Sejumlah pakar hukum sudah angkat bicara terkait usulan ini.

Pengamat politik Rocky Gerung pun kembali angkat bicara terkait usulan tersebut.

Rocky Gerung menyebut, desakan Forum Purnawirawan TNI untuk memakzulkan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mewakili suara publik.

Sebab, desakan rakyat untuk pemakzulan Gibran selalu terhalang-halangi.

Baca juga: Prabowo Disebut Tak Perlu Gubris Usulan Pemakzulan Gibran, Anggota DPR Patahkan Pernyataan Pengamat

Misalnya, dorongan dari kalangan ibu-ibu yang ingin Gibran dicopot terhalang oleh himpitan ekonomi, atau desakan dari kaum mahasiswa yang selalu dibubarkan aparat.

Hal ini disampaikan Rocky Gerung saat menjadi tamu dalam acara Walk The Talk yang diunggah di kanal YouTube DeddySitorusOfficial, Kamis (19/6/2025).

Mantan dosen filsafat di Universitas Indonesia (UI) tersebut menilai, desakan Forum Purnawirawan TNI dapat menjadi corong suara publik yang ingin Gibran diganti, meski jumlah purnawirawan yang mendesak pemakzulan anak sulung Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu kecil.

"Yang lebih penting adalah menganggap suara publik itu justru termanifestasi atau dibaca secara sangat peka oleh kalangan punawirawan," papar Rocky Gerung.

"Nah, masalahnya orang anggap ya, 'purnawirawan cuma 200.' Oh, bukan soal 200, tapi visi yang mereka sebutkan itu yang tidak bisa diucapkan oleh emak-emak yang sibuk dengan harga beras, segala macam, yang gagal untuk dikonsolidasi, misalnya," jelasnya.

"Karena setiap kali rapat BEM, aparat itu datang intervensi," tambah akademisi kelahiran Manado, Sulawesi Utara 20 Januari 1959 tersebut.

Karena para purnawirawan dianggap dapat menyalurkan suara publik, maka menurut Rocky Gerung, desakan pemakzulan Gibran ini sangat serius.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved