Berita Nasional Terkini

Polemik Ijazah Jokowi, Alasan PDIP Mengusung di Pilgub Jakarta dan Pilpres, Hasil Survei Disinggung

Polemik ijazah Jokowi, alasan hingga PDIP berani mengusung Jokowi di Pilgub Jakarta dan Pilpres. Politisi senior PDIP menyinggung hasil survei

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Mantan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi. Polemik ijazah Jokowi, alasan hingga PDIP berani mengusung Jokowi di Pilgub Jakarta dan Pilpres. Politisi senior PDIP menyinggung hasil survei. (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati) 

"Itu yang bikin Pak Taufiq kecewa kan. Taufiq Kiemas itu melihat orang secara (insting) bahwa orang ini (Jokowi) aneh, ni orang rakus kekuasaan."

"Dan dia sudah bilang itu kepada kita-kita yang dekat sama dia, dia bilang kalau lagi kumpul-kumpul 'ngapain Jokowi itu, nggak jelas', 'b**o ni kalau kita dukung dia'," kata Beathor saat mengingat kembali perkataan Taufiq.

Kendati demikian, kata Beathor, Taufiq pada akhirnya tetap mengikuti kata sang istri, yakni Megawati yang ingin mengusung Jokowi.

"Tapi kan dia ngikut istri, Ibu Mega ketua umum kan, ketua umum melihat dari survei. Survei ini yang menyesatkan," ujarnya.

Menurut Beathor, survei yang dilakukan itu hanya mengambil sedikit saja dan sampel yang diambil itu dijebak dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyebutkan Jokowi populer.

"Jadi survei itu cukup mengambil 100 ribu orang, sampel itu dijebak dengan pertanyaan-pertanyaan menyebutkan bahwa Jokowi populer sampai 84 persen, sampai sekarang karena segelintir orang itu," ucapnya.

"Yang lain macam kita-kita ini enggak disurvei kan enggak dianggap sebagai kelompok yang menentukan dan ini diserbu dengan bansos aja, menang itu," sambung Beathor.

Beathor mengatakan, dari kemenangan pertama itulah yang membuat PDIP menutup mata hingga mengusung Jokowi berulang kali.

"Nah, pemenangan pertama itu membuat partai ini buta, tutup mata, maka dicalonkan yang kedua," paparnya.

Sebut Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka

Sebelumnya, Beathor juga menyampaikan bahwa  ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Jokowi dicetak ulang di Pasar Pramuka.

Di mana, ijazah itu dicetak di Pasar Pramuka yang berlokasi di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, menjelang Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2012 lalu.

Mengenai hal ini, pengamat politik Rocky Gerung, mengklaim bahwa kubu Jokowi mulai gugup karena satu per satu mulai terbongkar.

Sebab, semakin banyak orang yang mengungkapkan pendapat mereka dan memperkuat argumen ahli digital forensik, Rismon Sianipar hingga pakar telematika, Roy Suryo soal dugaan ijazah palsu Jokowi.

"Jelas makin terbaca kegugupan di kubu Jokowi itu, karena satu per satu gejala yang tadinya hendak ditutupi, konsep-konsep pemalsuan itu tidak terjadi, pembuktian dengan menghadirkan para saksi itu bisa dikendalikan."

"Akhirnya gejala itu mulai luntur, masuk dalam gejala baru, yaitu makin banyak orang yang mau mengucapkan satu pandangan untuk memperkuat argumen dari Rismon, Roy Suryo, Dokter Tifa," ungkap Rocky, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (21/6/2025).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved