Berita Balikpapan Terkini
Balikpapan Produksi 9 Ton Sampah per Hari di Pesisir, DLH: Sampahku Tanggung Jawabku
Menjaga kebersihan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur bukan tanggungjawab segilintir orang tetapi semua pihak
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Budi Susilo
Sejumlah pihak swasta juga telah digandeng untuk mendukung upaya ini, baik dari dalam maupun luar Balikpapan.
Mereka turut serta dalam pengelolaan sampah, termasuk penyediaan peralatan dan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang menyentuh langsung ke lingkungan masyarakat.
Kota Balikpapan sebelumnya juga telah bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dan mengikuti standar SNI untuk menyusun kajian pengolahan sampah menjadi energi listrik (waste to energy).
Baca juga: Kerap Angkut Sampah Plastik, Dinas PUPR Kaltim Ingatkan Warga tak Buang Sampah Sembarangan
Kajian ini telah disiapkan sejak dua tahun lalu dan rencananya akan diterapkan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Namun, pelaksanaan proyek ini masih tertunda karena adanya regulasi baru dari Pemerintah Pusat, dan kemungkinan baru dapat dilanjutkan pada akhir tahun 2025.
Untuk saat ini, masyarakat diimbau melakukan pengelolaan sampah secara maksimal dari rumah, cukup dengan memisahkan sampah organik dan anorganik.
Sampah organik seperti sisa makanan bisa diolah menjadi kompos, pakan maggot, atau pupuk, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dan logam dapat memiliki nilai ekonomi jika dipilah dan dijual kembali.
“Memang, turunan dari sampah plastik bisa diolah menjadi produk seperti pipa dan balok sebagaimana dilakukan di kota lain. Namun di Balikpapan, belum ada perusahaan yang menjalankan pengolahan sampai ke tahap itu. Untuk saat ini, plastik masih dijual kembali dalam bentuk daur ulang,” ungkap Sudirman Djayaleksana.
Sampah anorganik tetap memiliki nilai ekonomis dan potensi besar untuk mendukung sektor pertanian dan lingkungan hidup jika dikelola secara tepat. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.