Berita Balikpapan Terkini

Balikpapan Produksi 9 Ton Sampah per Hari di Pesisir, DLH: Sampahku Tanggung Jawabku

Menjaga kebersihan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur bukan tanggungjawab segilintir orang tetapi semua pihak

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
KELOLA SAMPAH BALIKPAPAN - Satu di antara contoh pengelolaan sampah organik yang dilakukan oleh warga di RT25 Gala Puncak Pesona Bukit Batuah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (3/7/2025). Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, menyatakan, menjaga kebersihan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur bukan tanggungjawab segilintir orang tetapi semua pihak, dimulai dari kesadaran diri. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO) 

Sejumlah pihak swasta juga telah digandeng untuk mendukung upaya ini, baik dari dalam maupun luar Balikpapan.

Mereka turut serta dalam pengelolaan sampah, termasuk penyediaan peralatan dan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang menyentuh langsung ke lingkungan masyarakat.

Kota Balikpapan sebelumnya juga telah bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dan mengikuti standar SNI untuk menyusun kajian pengolahan sampah menjadi energi listrik (waste to energy).

Baca juga: Kerap Angkut Sampah Plastik, Dinas PUPR Kaltim Ingatkan Warga tak Buang Sampah Sembarangan

Kajian ini telah disiapkan sejak dua tahun lalu dan rencananya akan diterapkan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Namun, pelaksanaan proyek ini masih tertunda karena adanya regulasi baru dari Pemerintah Pusat, dan kemungkinan baru dapat dilanjutkan pada akhir tahun 2025.

Untuk saat ini, masyarakat diimbau melakukan pengelolaan sampah secara maksimal dari rumah, cukup dengan memisahkan sampah organik dan anorganik.

Sampah organik seperti sisa makanan bisa diolah menjadi kompos, pakan maggot, atau pupuk, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dan logam dapat memiliki nilai ekonomi jika dipilah dan dijual kembali.

“Memang, turunan dari sampah plastik bisa diolah menjadi produk seperti pipa dan balok sebagaimana dilakukan di kota lain. Namun di Balikpapan, belum ada perusahaan yang menjalankan pengolahan sampai ke tahap itu. Untuk saat ini, plastik masih dijual kembali dalam bentuk daur ulang,” ungkap Sudirman Djayaleksana

Sampah anorganik tetap memiliki nilai ekonomis dan potensi besar untuk mendukung sektor pertanian dan lingkungan hidup jika dikelola secara tepat. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved