Kunker Menteri Lingkungan Hidup
Ikon Desa Pela di Kukar Kaltim Cukup Kuat untuk Pesut Mahakam, Pemprov Fokus Pengawasan
Kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ke Desa Pela, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, KOTA BANGUN - Kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ke Desa Pela, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, membawa angin segar bagi upaya pelestarian pesut Mahakam, satwa langka yang menjadi ikon perairan Sungai Mahakam.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri LHK turut menyoroti pentingnya konservasi mamalia air tawar itu sebagai bagian dari ekowisata yang berkelanjutan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, Irhan Hukmaidy, mengapresiasi arahan Menteri LHK.
Menurutnya, perhatian tersebut sejalan dengan program ekonomi biru yang tengah dijalankan, di mana kawasan konservasi menjadi tulang punggung dalam perlindungan sumber daya kelautan dan perikanan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kunker Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ke Kukar, Susur Sungai Pela
“Dan ini juga salah satu konsentrasi kita, khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur, bekerjasama dengan teman-teman Kementerian Kelautan untuk tetap menjaga dan melestarikan keberlangsungan daripada pesut Mahakam itu,” kata Irhan, Kamis (4/7/2025).
Desa Pela dikenal sebagai salah satu habitat alami pesut Mahakam, yang kini populasinya diperkirakan hanya tersisa sekitar 62 ekor.
Keberadaan satwa ini menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut.
Oleh karena itu, menjaga keberlangsungan hidup pesut tidak hanya penting bagi ekologi, tetapi juga menopang ekonomi masyarakat setempat.
Meski begitu, Irhan menyebut bahwa hingga kini belum ada arahan teknis dari pemerintah pusat terkait penangkaran atau pengembangbiakan pesut secara buatan.
Baca juga: Produk Ikan Haruan Tradisional dari Desa Pela Kukar, Harga jadi Tinggi karena Asin
“Kalau untuk bagaimana kita menambah, mengembang biakan dan lain sebagainya itu belum sudah mendapat arahan dari teman-teman di Kementerian Kelautan,” katanya.
Karena belum adanya instruksi resmi, pihaknya kini lebih memilih fokus pada pelestarian habitat alami dan penguatan pengawasan di lapangan.
Upaya ini dijalankan melalui pelibatan aktif masyarakat dalam kelompok pengawas sumber daya perikanan (Pokmaswas).
“Menggalakan Pokmaswas, kelompok masyarakat pengawas perikanan ini jadi itu karena kita juga tidak bisa berdiri sendiri kan makanya ada stakeholder lain yang kita libatkan,” ujar Irhan.

Keberadaan Pokmaswas dianggap penting dalam memastikan aktivitas masyarakat tidak mengganggu habitat pesut Mahakam, termasuk mengedukasi warga agar tidak melakukan aktivitas yang merusak perairan tempat pesut mencari makan dan berkembang biak.
Lebih jauh, Irhan menekankan pentingnya menjaga ikon wisata seperti pesut Mahakam agar Desa Pela tetap menjadi destinasi menarik bagi wisatawan.
Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Tawarkan Penyelamat Pesut Mahakam Jadi Tenaga Ahli Menteri
Ia menyebut konsep “call to action” sebagai bentuk dorongan emosional bagi pengunjung untuk datang dan menghargai alam melalui kunjungan yang bertanggung jawab.
Jadi ada call to action sehingga orang itu ingin membayar dengan keikhlasan untuk melihat pesut tersebut.
"Nah, ini yang harus bener-bener kita jaga gitu loh. Artinya ikon Desa Pela udah cukup kuat untuk Pesut Mahakam itu,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.