Berita Samarinda Terkini

Usaha Rumahan Anggrek WidyaOrchid di Samarinda Kaltim, dari Hobi Jadi Ladang Rezeki

Di tengah maraknya tren tanaman hias, Wiwit Widyandari (51), warga Sambutan, Samarinda membuktikan bahwa hobi bisa menjadi peluang bisnis menjanjikan.

HO/WIDYAORCHID
JUAL ANGGREK - Pemilik WidyaOrchid, Wiwit Widyandari saat mengikuti pameran UMKM di hotel Mercure Samarinda. Jumat (4/7/2025) Usaha rumahan WidyaOrchid menjual anggrek, pot kayu ulin, hingga media tanam, dan kini mulai merambah layanan sewa anggrek untuk dekorasi hotel dan acara. (HO/WIDYAORCHID) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Di tengah maraknya tren tanaman hias, Wiwit Widyandari (51), warga Jl. Sultan Alimuddin, Gg. Perjuangan 1, RT. 94 No.66, Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur membuktikan bahwa hobi bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. 

Berawal dari kecintaannya pada anggrek sejak satu dekade lalu, ia kini mengelola usaha rumahan bernama WidyaOrchid yang tak hanya menjual anggrek, tetapi juga berbagai perlengkapan pendukungnya seperti pot dari kayu ulin, media tanam, dan pupuk.

Usaha ini dijalankan dari rumahnya sendiri.

Sebagian ruang kediamannya disulap menjadi kebun kecil tempat pembibitan dan perawatan anggrek.

Baca juga: Intip Konservasi Anggrek di Kebun Raya Balikpapan, Miliki Orchidarium Diklaim Pertama di Kalimantan

Sementara area lainnya menjadi tempat produksi pot dan tempat display tanaman yang siap dijual. 

Tak heran, produk-produknya mulai dikenal dan digemari oleh berbagai kalangan, termasuk pecinta anggrek, pelaku UMKM, hingga perkantoran yang mencari dekorasi alami.

“Dari WidyaOrchid jual anggrek sama pot dari kayu ulin. Media, juga ini pupuk-pupuknya semuanya,” kata Wiwit Widyandari, Jumat (11/7/2025)

Ia mengaku, usaha ini baru ia geluti secara serius dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: DLH Rekomendasikan Rusa dan Anggrek Hitam Jadi Ikon Kabupaten PPU

Namun kecintaannya terhadap anggrek sudah tertanam sejak lama.

Berbagai jenis anggrek telah ia rawat, pelajari, dan kembangkan dari pengalaman pribadi selama bertahun-tahun.

“Saya ini kalau usaha 2 tahun ini, cuma kalau dari, pertamanya dari hobi saya. Ada 10 tahun sudah saya pelihara anggrek ini, cuma untuk usaha saya 2 tahunan ini,” ungkapnya.

Di rumahnya, terdapat ratusan jenis anggrek yang ia rawat.

Baca juga: Maskot Pilgub Kaltim Bernama Anggi Terinspirasi Dari Keindahan Anggrek Hitam

Namun saat mengikuti pameran atau kegiatan UMKM, Wiwit Widyandari biasanya hanya membawa sebagian kecil koleksinya. 

Ia menyesuaikan jenis anggrek yang dibawa dengan kondisi lokasi acara dan segmen pasar yang dituju.

Beberapa jenis kecil dijual dengan harga yang terjangkau.

Untuk harga anggreknya di bandrol mulai dari harga 50 ribuan hingga hingga jutaan rupiah.

Baca juga: Sejarah 16 April: Perayaan Hari Anggrek Nasional dan Jenis Anggrek Langka yang Perlu Dilindungi

“Gigantia ada temen itu jual sampai harga motor secoopy,” ceritanya sembari menunjukkan salah satu jenis anggrek khas Kalimantan yang bernama Phalaenopsis gigantea. 

Jenis ini memang menjadi incaran kolektor karena bunganya yang besar dan keindahannya yang khas.

Meski banyak yang menilai anggrek adalah tanaman mahal dan sulit dipelihara, Wiwit Widyandari justru melihatnya sebagai persepsi yang keliru. 

Ia kerap menjelaskan kepada pembeli bahwa kegagalan merawat anggrek lebih sering disebabkan oleh ketidaktahuan dalam teknik dasarnya.

Baca juga: Kala Anggrek Spesies Asli Kalimantan Timur Semakin Langka Akibat Hilangnya Hutan

“Kan anggrek ini dia nggak suka dengan medianya itu, akarnya itu ditutup gitu enggak suka. Dia suka lebih terbuka terbuka gitu akarnya keluar-keluar gini dia malah subur,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa akar anggrek membutuhkan sirkulasi udara yang baik.

Karena itu, metode menggantung dinilai paling cocok karena memungkinkan akar mendapatkan cukup cahaya dan angin.

Wiwit Widyandari pun banyak menggantung anggreknya di rumah, dan menurutnya cara ini terbukti membuat tanaman lebih sehat. 

Baca juga: Inilah Makna Anggrek Ungu, Bunga Kiriman Jokowi untuk Megawati di Hari Ulang Tahun ke-77

Tak hanya fokus menjual tanaman, Wiwit Widyandari juga berinovasi dengan menjual pot dari kayu ulin. 

Pot ini menjadi salah satu ciri khas usahanya karena bentuknya yang unik dan bahan bakunya berasal dari limbah molding kayu ulin, yang kemudian ia olah menjadi pot bulat yang berbeda dari kebanyakan produk di pasaran.

Ia menyadari pentingnya peran pelaku usaha kecil dalam mendukung gerakan penghijauan dan dekorasi alami, baik di rumah, kantor, maupun ruang publik.

Dengan produk yang dimilikinya, ia ingin menyasar pasar dekoratif, termasuk kebutuhan kantor, lobi hotel, dan acara resmi.

Baca juga: Taman Anggrek Khas Kalimantan Bakal Hadir di Kebun Raya Balikpapan

“Selain untuk menambah penghasilan ya kami para UMKM, Usaha emak-emak, itu untuk pemerintah kota kan supaya menggerakkan itu untuk tanaman hias ini ada di dalam ruangan ataupun di luar ruangan kan,” tuturnya.

Ke depan, Wiwit Widyandari berencana memperluas cakupan usahanya dengan membuka layanan sewa anggrek untuk berbagai kebutuhan dekorasi, seperti pelaminan, acara formal, hingga interior hotel.

Menurutnya, peluang pasar untuk tanaman hias yang disewakan cukup menjanjikan, terutama di sektor perhotelan dan acara-acara khusus. 

Dengan tetap mengandalkan produksi dari rumah dan kreativitasnya dalam merangkai anggrek, ia berharap langkah ini bisa menambah nilai usaha serta membuka kesempatan baru bagi pemasaran produk WidyaOrchid.

“Lagi mau disewa kayak gitu loh. Disewa, panjangan hiasan, pengantin, gitu-gitu. Disewa tapi di hotel aja. Mudah-mudahan ya, kemarin sudah coba-coba,” pungkas Wiwit.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved