Wacana Pergantian Wapres

Alasan Golkar Minta Surat Pemakzulan Gibran segera Dibacakan, PDIP: Tindak Lanjut di Pimpinan DPR

Alasan Golkar meminta agar surat pemakzulan Gibran segera dibacakan. Sementara PDIP sebut tindak lanjutnya ada di Pimpinan DPR.

Penulis: Aro | Editor: Briandena Silvania Sestiani
Instagram pgi.official
SURAT PEMAKZULAN GIBRAN - Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming saat hadir pada hari terakhir Sidang Raya ke-18 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Toraja beberapa waktu lalu. Alasan Golkar meminta agar surat pemakzulan Gibran segera dibacakan. Sementara PDIP sebut tindak lanjutnya ada di Pimpinan DPR. (Instagram pgi.official) 

TRIBUNKALTIM.CO - Hingga saat ini, kelanjutan surat usulan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden (Wapres) yang dilayangkan Forum Purnawirawan TNI masih terhenti di DPR.

Terkait usulan pemakzulan Gibran, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia meminta DPR RI segera membacakan surat yang disampaikan Forum Purnawirawan TNI ini

Sedangkan PDIP mengatakan kelanjutan surat pemakzulan Gibran tersebut ada pada pimpinan DPR RI.

Anggota Komisi II DPR Fraksi Golkar, Ahmad Doli Kurnia awalnya mengatakan sistem demokrasi maupun hukum di Indonesia sudah mulai tertata.

Baca juga: Jokowi Biasa Saja Meski Merasa Ada Agenda Politik Besar, Muncul Isu Ijazah hingga Pemakzulan Gibran

Menurutnya, hal itu juga harus didukung dengan komitmen untuk tertib terhadap sistem dan hukum yang telah dibangun.

"Nah, tadi cerita misalnya bagaimana pada saat Pak Harto mengundurkan diri, Pak Habibie naik gitu ya, terus kemudian Gus Dur di-impeachment (dimakzulkan)." 

"Nah, pengalaman-pengalaman itu kan membuat kita menjadi membuat sistem yang lebih baik," ucap Ahmad Doli dalam acara Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (10/7/2025).

Oleh karena itu, Ahmad Doli Kurnia menilai bahwa saat ini sulit untuk menjatuhkan presiden dan wakil presiden.

"Supaya apa? supaya kita nih mulai tertib 5 tahun sekali kita belajar. Kalau misalnya kemarin kita enggak menang (pemilu), ya nanti siapin 5 tahun lagi," ungkapnya.

Ahmad Doli pun menilai bahwa pemakzulan merupakan gerakan atau sikap politik yang tidak mudah karena harus diikuti dengan aturan hukum.

Meski begitu, dirinya tak mempermasalahkan pihak-pihak yang mengusulkan pemakzulan Gibran dari kursi wakil presiden.

"Nah, jadi oleh karena itu bapak-bapak silakan sampaikan, suratnya sudah masuk dan menurut saya tadi sekali lagi biar ini enggak digoreng-goreng ke sana ke mari, bacakan minta pendapat masing-masing fraksi jadi pendapat DPR.

Kalau semua mayoritas bilang ini tidak memenuhi syarat, selesai. Case close," tutur Doli.

PDIP: Tergantung Pimpinan DPR

Terpisah, legislator dari Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira menilai apa yang dilayangkan oleh Forum Purnawirawan TNI itu sah saja dilakukan karena mencerminkan aspirasi masyarakat.

"Secara kan aspirasi masyarakat kan boleh saja, dan secara konstitusi juga itu memungkinkan. Kenapa enggak?" kata Andreas Hugo kepada awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

Meski begitu, Andreas Hugo enggan berbicara lebih jauh soal usulan dari Forum Purnawirawan TNI tersebut.

Menurutnya, perihal dengan tindak lanjut dari desakan itu ada pada Pimpinan DPR RI.

 "Ya tinggal sekarang bagaimana pimpinan DPR melihat itu, dan kemudian ya follow up itu atau bagaimana," kata Andreas.

Dirinya hanya berharap kalau pimpinan DPR atau MPR RI bisa mengkaji lebih secara serius desakan tersebut.

Andreas Hugo juga tidak mempermasalahkan soal lamanya surat tersebut masuk ke DPR RI, pasalnya, perihal proses surat tidak ada aturan kapan surat masuk.

"Iya, lama atau cepat (surat itu ada) itu kan relatif gitu kan.

Makanya kan hal yang penting ya mungkin harus dikaji benar-benar," ungkapnya.

Ancam Duduki Gedung MPR

Sebelumnya, Foru Purnawirawan Prajurit TNI mengancam akan menduduki Gedung MPR RI di Senayan, Jakarta, apabila DPR dan MPR tak kunjung memproses pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sejak dilayangkan pada Juni 2025 lalu.

Ancaman itu disampaikan mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, dalam jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Slamet meminta legislatif tak mengabaikan surat usulan pemakzulan yang telah dilayangkan Forum Purnawirawan Prajurit TNI ke DPR dan MPR.

"Kalau sudah kita dekati dengan cara yang sopan, tapi diabaikan, enggak ada langkah lagi selain ambil secara paksa. Kita duduki MPR Senayan sana.

Oleh karena itu saya minta siapkan kekuatan," kata Slamet.

Slamet menyatakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi bangsa. Dia menilai keberadaan Wapres Gibran di pucuk pimpinan negara menempatkan Indonesia pada situasi genting.

"Negara kita memang berada di ujung tanduk, masih ada atau hancur. Oleh karena itu mau enggak mau, kita semua harus bergerak untuk menyelamatkan bangsa ini," ujarnya.

Menurutnya, Forum Purnawirawan Prajurit TNI telah menunjukkan sikap yang elegan dengan berkirim surat kepada DPR dan MPR.

Surat-surat yang sudah kita sampaikan, kita masih sopan, tetapi mereka kelihatannya enggak sopan, enggak dijawab." 

"Oleh karena itu, kita enggak perlu menunggu lagi, kalau perlu kita selesaikan secara jantan. Mau enggak mau harus gitu," tegas Slamet.

Baca juga: Surat Desakan Pemakzulan Gibran Belum Diproses DPR, Pengamat Sebut Posisi Tawar Jokowi Masih Kuat

(Tribunnews.com/Deni/Rizki) 

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Golkar Minta DPR Segera Bacakan Surat Usulan Pemakzulan Gibran: Biar Tak Digoreng-goreng 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved