Liputan Khusus

Sejarah Chromebook, Dibuat Google untuk Atasi Lemot Pada Komputer, di Indonesia Jadi Ladang Korupsi

Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) masih terus bergulir.

TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
KORUPSI CHROMEBOOK - Ilustrasi unit bantuan chromebook yang diberikan ke salah satu sekolah di Kaltim. Inilah sejarah terciptanya Chromebook (TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS) 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2019-2022 yang menyeret eks Mendikbudristek Nadiem Makarim masih bergulir.

Kasus dugaan korupsi ini disebut merugikan negara sekitar Rp 1,98 triliun. 

Pengadaan laptop berbasis Chromebook menelan anggaran hingga Rp 9,3 triliun, untuk sekitar 1,2 juta unit.

Saat ini sudah ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka, yakni Jurist Tan, mantan staf khusus Nadiem; Ibrahim Arief, mantan konsultan Kemendikbudristek; Sri Wahyuningsih, mantan Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek; dan Mulyatsyah, Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek.

Baca juga: Mengulik Bantuan Laptop Chromebook di TK Negeri 1 Samarinda, Jadi Simbol Kepercayaan

Baca juga: Pihak SD 002 Samarinda Ungkap Kondisi Laptop Chromebook, Diterima Tahun 2022 dan Tak Pernah Nganggur

Mengenai Chromebook, Nadiem pernah menjelaskan alasannya memilih laptop itu dalam proyek pengadaan.

Dia mengklaim harga laptop itu lebih murah daripada laptop lain dengan spesifikasi yang sama.

"Bukan hanya itu, Chrome OS itu gratis, sedangkan operating system lainnya itu berbayar dan bisa sampai Rp1,5 juta sampai Rp2,5 juta tambahan," kata Nadiem, Selasa, (10/6/2025).

Menurut dia, laptop Chromebook membuat pemerintah bisa mengontrol aplikasi sehingga peserta didik terlindungi dari pornografi serta judi online.

Akan dibutuhkan biaya tambahan jika pemerintah menggunakan laptop lain.

Chromebook adalah nama sejumlah lini produk yang menggunakan sistem operasi Chrome OS buatan Google.

Produk itu adalah laptop, tablet, dan komputer desktop.

Dikutip dari laman resmi Blog Google, Chromebook berawal dari upaya Google untuk memecahkan masalah lambatnya komputer dihidupkan dan lemotnya perangkat keras.

Google lalu mendesain komputer yang bisa dihidupkan dengan cepat, aman, mudah, digunakan, dan perangkat lunaknya selalu mutakhir.

Komputer itu akhirnya diberi nama Chromebook dan diluncurkan perdana pada tahun 2011 dengan menggandeng dua raksasa teknologi, yakni Acer dan Samsung.

Baca juga: Sekolah di Kaltim Jaga Laptop Chromebook Kemendikbudristek Seperti Harta, Dianggap Sangat Bermanfaat

Dua tahun berselang Google merilis Chromebook Pixel yang memiliki layar sentuh 3:2.

Menurut Google, Chromebook Pixel telah mengubah cara orang menggunakan laptop mereka.

Lalu, pada tahun 2015 Google merilis Chromebook pertama yang mengusung teknologi USB-C.

Teknologi itu memungkinkan orang untuk memindahkan data dan mengisi daya laptop dengan cepat.

Dua tahun kemudian raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu meluncurkan Chromebook yang dibekali dengan chip keamanan Titan C guna mengamankan perangkat itu dan melindungi identitas penggunanya.

Di samping itu, Google meluncurkan Chromebooks for Education untuk membantu para guru dan siswa memutakhirkan pengalaman belajar.

Google bekerja sama dengan ACER, ASUS, Dell, HP, Lenovo, Samsung, AMD, Intel, MediaTek, Qualcomm, dan lainnya untuk membuat Chromebook dalam berbagai ukuran dan spesifikasi.

Kondisi Laptop Chromebook di Kaltim

Dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop Chromebook untuk program Digitalisasi Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2019–2022 menyita perhatian publik.

Proyek senilai triliunan rupiah itu mengalirkan sekitar 1,2 juta unit laptop Chromebook ke berbagai daerah, termasuk Kota Bontang.

Berdasarkan data terbuka yang diakses melalui laman resmi Kemendikbud, (https://lookerstudio.google.com/u/0/reporting/...), tercatat ada 13 sekolah di Bontang yang menerima bantuan.

Baca juga: Profil Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem Makarim, Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Belum Ditahan

Mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA dan SLB.

Beberapa di antaranya adalah TK Kartini V-10, SD Alam Baiturahman, SDN 002 Bontang Selatan, SDN 001 Bontang Utara, SMP IT Yabis, SMP Advent, SMP Imanuel, SMP YPPI, SMP Perintis, SMP Galilea, SMP Islam Nurul Iman, SMA Hidayatullah, dan SLB Negeri Bontang.

Namun, dari jumlah tersebut, bantuan ke tiga sekolah dibatalkan, yakni SD Alam Baiturahman, SDN 002 Bontang Selatan, dan SDN 001 Bontang Utara.

Tribun Kaltim menyambangi sejumlah sekolah penerima untuk memastikan kondisi barang yang sempat terseret isu dugaan korupsi itu.

Di SMP YPPI Bontang, Jalan WR Soepratman, Kelurahan Tanjung Laut, Kepala Sekolah Safriyati menegaskan bahwa bantuan yang diterima pada 2021 dalam kondisi baik dan sangat bermanfaat.

“Laptop digunakan setiap tahun untuk ujian ANBK. Kami juga pakai untuk praktik komputer, bahkan guru kadang menggunakannya untuk persiapan materi pembelajaran,” kata Safriyati, saat ditemui,  Rabu (16/7).

Sebelum ada bantuan, sambung dia, SMP YPPI harus menumpang ujian di SMK Negeri 2 dengan biaya hingga jutaan rupiah.

“Setelah ada bantuan, Alhamdulillah kami bisa melaksanakan ujian secara mandiri,” ujarnya. Saat redaksi mengecek kondisi barang, unit masih tersimpan rapi di lemari sekolah.

Tiga laptop dicoba dinyalakan, awalnya mati karena belum terisi daya, namun menyala normal setelah beberapa menit diisi listrik.

Fungsi keyboard, koneksi internet, dan akses ke platform seperti Google dan YouTube juga berjalan
lancar.

Baca juga: SMAS Muhammadiyah Tanah Grogot Masih Efektif Gunakan Chromebook Bantuan Kemendikbudristek

“Barangnya bagus, tidak ada masalah. Terakhir dipakai kemarin,” tambahnya.

Ia juga menyebut sebelum laptop dikirim, guru-guru mengikuti bimbingan teknis (bimtek) penggunaan Chromebook di Balikpapan.

Sekolah lain, SLB Negeri Bontang yang terletak di Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Bontang Kuala, juga menerima sembilan unit laptop pada awal 2022.

Kepala Sekolah Nurfathonah menyebut seluruh unit berfungsi normal dan digunakan siswa setiap hari.

“Dipakai untuk praktik harian dan ujian ANBK bersama SLB lain di Kaltim. Sangat bermanfaat untuk siswa kami,” ucapnya.

Namun, saat tim redaksi hendak memeriksa unit bantuan, laptop masih tersimpan dalam kotak dan lemari yang terkunci.

“Kuncinya tercecer karena ruangan baru saja dibersihkan. Tapi yang pasti, laptop yang kami terima semuanya berfungsi baik,” jelas Nurfathonah.

Ia juga mengaku telah mengetahui informasi soal dugaan korupsi proyek pengadaan laptop dari
pemberitaan media nasional.

“Namun secara fisik dan fungsi, barang yang kami terima sesuai standar dan sangat membantu sekolah,” pungkasnya.

Rusak

SDN 006 Sangatta Utara menjadi salah satu sekolah penerima bantuan Chromebook gratis dari Kemenristek RI di Kabupaten Kutai Timur.

Baca juga: Profil Jurist Tan, Eks Stafsus Nadiem Makarim, Tersangka Korupsi Laptop Chromebook Belum Ditahan

Diketahui, Kabupaten Kutai Timur mendapat bantuan Chromebook berbagai merek dari Kemenristek yang disalurkan kepada 73 sekolah pada tahun 2021 lalu.

Salah satu penerima bantuan tersebut yakni SDN 006 Sangatta Utara.

Hal itu disampaikan oleh Kepala SDN 006 Sangatta Utara, Sukarmi bahwa pihaknya mendapat bantuan chromebook bermerek Axioo sebanyak 15 unit pada tahun 2021.

"Dengan adanya Chromebook ini sebenarnya sangat membantu sekali, karena kami belum punya itu, sangat berguna untuk anak-anak, kalau guru kan ada laptop masing-masing," ujar Sukarmi, Rabu (16/7).

Pasalnya, Chromebook di SDN 006 Sangatta Utara digunakan sebagai fasilitas Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk para siswa sehingga di dalamnya terdapat akun guru dan siswa.

Akan tetapi, karena jumlahnya hanya 15 unit, saat dilakukan ANBK diatur dengan dua sesi, setiap sesinya terisi 15 siswa.

Sejauh ini, penggunaan Chromebook bantuan Kemenristek RI sangat maksimal sebagai ANBK hingga kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

Akan tetapi, hingga saat ini, Chromebook bantuan Kemenristek tahun 2021 lalu telah rusak satu unit
sehingga tidak dapat digunakan lagi.

"Dari 15 unit, ada satu unit yang rusak tidak bisa menyala, kalau yang lainnya masih aman, tapi kalau dibandingkan dengan laptop masih cepat laptop ya," jelasnya.

Lebih jauh, saat penyerahan Chromebook tahun 2021, SDN 006 Sangatta Utara didatangi para pejabat.

Lalu, setelah satu tahun kemudian datang lagi beberapa orang dari Pemerintah Pusat, bilangnya memonitoring penggunaan Chromebook," imbuhnya.

Baca juga: SMP Negeri 21 Balikpapan Terima 63 Unit Laptop Chromebook, Seluruh Perangkat Berfungsi dengan Baik

Dalam pantauan Tribun Kaltim, 14 unit chromebook yang masih normal diletakkan di atas meja laboratorium komputer dengan dimasukkan dalam kardus pembungkus, sedangkan satu unit yang rusak dibiarkan terbungkus sterofoam pelindung dan tergeletak di atas meja.

Saat dinyalakan, prosesnya juga tidak memakan waktu yang lama. Kondisi keyboardnya masih normal.

"Intinya masih digunakan sampai sekarang," imbuhnya. (*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved