Berita Samarinda Terkini
Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda Jadi Role Model di Kaltim, Jual Pupuk hingga Sembako
Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda jadi role model di Kaltim, jual pupuk hingga sembako.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO - Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda jadi role model di Kaltim, jual pupuk hingga sembako.
Koperasi Merah Putih atau Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, adalah inisiatif strategis dari pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekonomi lokal.
Inisiatif ini diluncurkan melalui Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2025, dengan target pembentukan 80.000 koperasi di tingkat desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat koperasi sebagai fondasi ekonomi kerakyatan berbasis kelurahan.
Baca juga: Koperasi Merah Putih di Kaltim Resmi Diluncurkan, Rudy Masud Tugaskan Jadi Penyalur LPG 3 Kg
Dalam agenda launching Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih untuk Provinsi Kalimantan Timur yang dipusatkan di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, Senin (21/7), Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menegaskan bahwa koperasi bukanlah instrumen program sementara, melainkan bagian dari agenda strategis nasional yang perlu dijalankan secara aktual dan berkelanjutan.
“Intinya, di Samarinda sudah ada 59 Koperasi Merah Putih yang telah terbentuk dan dalam kondisi siap. Sekarang, oleh pemerintah pusat diminta agar di Kaltim ada satu percontohan, dan Gubernur menyebut
yang paling siap itu Kelurahan Lempake,” jelas Marnabas.
Menurut Marnabas, kesiapan Lempake bukan tanpa alasan.
Selain memiliki basis wilayah pertanian yang kuat, Lempake juga berada dalam posisi strategis yang tidak jauh dari pusat kota.
Hal ini membuka peluang besar untuk aktivitas distribusi dan layanan koperasi yang beragam.
“Di sini punya spesifik khusus karena ini daerah pertanian, bisa jual pupuk. Kemudian tidak jauh juga dari
kota. Klinik dan apotek bisa jalan, sembako juga bisa jalan, Pos juga masuk, perbankan untuk Laku Pandai-nya, dan LPG juga beberapa. Alhamdulillah beberapa kegiatan bisa berjalan di sini,” ujarnya.
Lebih dari sekadar tempat peluncuran, Lempake kini menjadi pusat model pemberdayaan ekonomi lokal
yang diproyeksikan akan direplikasi ke 58 kelurahan lainnya di Samarinda.
“Kita berharap setelah ini kita bergerak ke 58 kelurahan lainnya. Jadi tidak perlu lagi mereka nanti berbelanja ke luar daerah, cukup ke Lempake, karena orang luar saja sudah mulai berbelanja di sini,” kata Marnabas.
Ia juga menyoroti pentingnya integritas dan profesionalisme dalam tata kelola koperasi.
Menjawab kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan struktur kepengurusan oleh lingkaran keluarga,
Marnabas menegaskan bahwa sistem sudah dirancang untuk mencegah praktik nepotisme.
“Tidak bisa. Karena pembentukannya sudah ditekankan jangan sampai ketuanya bapaknya, bendahara istrinya, pengurus anaknya. Karena sudah di-wanti-wanti. Tadi malam juga sudah dikumpulkan di Puri Senyiur dan ditekankan supaya jangan,” tegasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.