Viral Lokal

Anak 8 Tahun di Samarinda Diborgol, Ini Cerita Ayah Kandungnya

Hosea Edward Gideong, ayah dari bocah 8 tahun yang diborgol di Samarinda akhirnya buka suara mengenai anaknya yang diborgol

TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON
DIBORGOL -  Seorang anak berusia 8 tahun di Samarinda diborgol ayah kandung. Hal ini dilakukan agar sang anak tidak keluar rumah. (TRIBUNKALTIM.CO/GREGORIUS AGUNG SALMON) 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Hosea Edward Gideong, ayah dari bocah 8 tahun yang diborgol di Samarinda akhirnya buka suara.

Saat ditemui Tribunkaltim.co di Mako Polsek Sungai Pinang, Kota Samarinda Ia sangat menyayangkan informasi yang beredar di media sosial dengan kata-kata yang bukan sebenarnya terjadi pada anaknya itu.

Ia menceritakan, hal itu berawal dari kenakalan pada anaknya, yang merebahkan motor milik tetangganya, sehingga berujung ganti rugi atas kerusakan kendaraan milik tetangga mereka. 

"Untuk menjaga tidak terjadi lagi, makanya malam saya borgol cuman tidak kencang," katanya. 

Namun, sebelum dirinya berangkat kerja sempat menitipkan kunci pada istrinya untuk membukakan borgol pada kaki anaknya itu bila ingin ke toilet atau mandi.

Baca juga: Viral Ayah di Samarinda Kaltim Borgol Kaki Anak Kandung, Alasannya Bikin Miris

"Kuncinya pun saya titip saya istri saya. Saya bilang nanti buka kalau semisalnya mau buang air ke toilet atau mau mandi gitu kan. Nah saya takutnya dia keluar lagi, masalah lagi, rencananya pulang kerja saya selesaikan masalah sama tetangga tadi yang motornya direbahkan itu," jelasnya. 

Paginya, anak itu yang bangun duluan dari ibunya, langsung keluar kamar lewat jendela, karena pintu masih dikunci.

Kaki yang masih borgol, Ia berusaha lompat lewat jendela rumah, akhirnya jatuh dan luka gores pada bagian siku tangan serta kepala ikut terbentur lantai rumah bagian luar.

"Nah paginya posisi mamanya lagi tidur, dia manjat lewat jendela, loncat disitu, terjatuh lah dan akhirnya borgol ikut kencang juga, sehingga kesakitan, luka pada tangan dan lututnya juga. Saya tanya dia, sempat terbentur di kepala," ujarnya. 

Bocah 8 tahun itu kemudian berjalan seperti pocong hingga berakhir tidak jauh dari rumah mereka.

Ia pun kemudian ditemukan warga yang melintas di jalan Padat Karya, Kelurahan Sempaja Timur Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda dan akhirnya di bawa kekantor Polisi.

"Itu taunya pas saya masih di tempat kerja, dicari mereka di sana, ku bilang ada pak, taunya masalah anak ini saya kaget kan,

Saya dibawa ke Polsek ini. Saya awal kaget betul lihat perban di tangannya, dan tanya anak kenapa tangan nak, luka katanya, saya pengen lihatlah, ternyata luka goresan aja yang diperban, luka itu pas dia manjat jendela gitu," ujarnya.

Saat ditanya soal asal borgol yang dimiliki oleh Hosea Edward Gideong (41), Ia mengatakan borgol lama saat dirinya bekerja sebagai security di salah satu universitas di Samarinda

"Nah terkait asal borgol itu, saya sebelumnya security, pas saya bongkar di gudang itu, ada kardus bekas seragam Satpam saya dulu, nah ternyata masih ada borgol disitu, sudah berkarat," ujarnya 

"Nah sekarang saya kerja staf administrasi, karena sebelumnya security," lanjutnya. 

Disinggung soal isu anaknya yang memiliki gangguan mental , pria yang memiliki anak empat itu, menyampaikan buah hati pertamanya itu sehat-sehat saja dan tidak ada masalah. 

"Kalau ganggu ndka, anak ini aktif sekali dan dia senang berteman. Dia normal, cuma hiper aktif, tidak bermasalah," tegasnya. 

Namun pria itu, mengakui bahwa dirinya tidak memiliki banyak waktu untuk bisa bermain bersama anak-anak.

"Kalau masalah mendidik, bukan masalah mendidik, rasanya waktu saya berkurang. Kalu dari pagi sampai sore saya kerja, kemudian kalau ada kerja lembur saya sampe pulang malam, anak tidur, begitu juga pagi saya pergi anak masih tidur," jelasnya. 

Baca juga: Viral Bocah 8 Tahun di Samarinda Diborgol Ayah Sendiri, Ibu Tiri Beber Motif Suami Borgol Anak

Ia menambahkan, meski tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah terhadap keluarganya, bukan masalah utama dalam keluarga tersebut. 

"Kalau masalah bantuan sebelum kejadian ini, bawasanya saya tidak merasa bahwa kita tidak bisa apa-apa nih, ya kekurangan dan kelebihan saya tetap tanggung jawab," ucapnya. 

Diketahui bocah usia 8 tahun itu yang seharusnya duduk dibangku kelas 2 SD itu, namun hingga kini Ia belum menikmati rasanya duduk di dunia pendidikan. 

"Ya, saya sempat masukkan dia di TK, tapi yang berteman sama dia ini kan nda  senang, sering juga dipukuli oleh temannya perempuannya disitu," katanya. 

Pria berusia 41 tahun dan memiliki anak empat itu pun sangat menyesal atas perbuatannya itu terhadap putra pertamanya itu. 

"Ia saya mengaku salah. Yang saya sayangkan itu juga ya, kata-kata di media sosial. Semua cacian itu, menyayangkan bahasanya, bahasan yang anak saya diborgol lah, saya menyiksa, saya menyeret lah, borgolnya dibawah pohon ceri, saya telantarkan itu, itu tidak ada," ujarnya.

Saat ia pun masih mengikuti semua proses hukum yang dilakukan  pihak penegak hukum.

"Kan ini masih ditangani, nunggu kabar lanjutan aja," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved