Berita Nasional Terkini
Teman Sebangku SMA Jokowi Sebut Eks Presiden tak Mau Gabung Grup Alumni dan Tolak Dibela Soal Ijazah
Bambang Surojo (64) mengaku sebagai teman sebangku Presiden Jokowi saat menempuh pendidikan di SMAN 6 Solo, Jawa Tengah.
TRIBUNKALTIM.CO - Bambang Surojo (64) mengaku sebagai teman sebangku Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) saat menempuh pendidikan di SMAN 6 Solo, Jawa Tengah.
Bambang Surojo saat ini menjadi saksi dalam kasus tudingan ijazah palsu Jokowi.
Jokowi telah melaporkan total 12 orang terkait dugaan fitnah dan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah palsu yang dialamatkan kepadanya.
Baca juga: Abraham Samad Masuk Daftar 12 Terlapor Kasus Tudingan Ijazah Palsu, Jokowi: Tidak Melaporkan Nama
Pada Selasa (22/7/2025), Bambang Surojo diperiksa penyidik Polda Metro Jaya sebagai saksi terkait kasus tudingan ijazah palsu di Polresta Solo, Jawa Tengah.
Selain itu, Bambang juga menyebut Jokowi pernah meminta teman-temannya untuk tidak pasang badan membela dirinya terkait polemik tudingan ijazah palsu.
Adapun Bambang Surojo (64) merupakan teman sebangku Jokowi saat bersekolah di SMAN 6 Surakarta.
Sementara, SMAN 6 Surakarta berlokasi di Jalan Mr Sartono Nomor 30, Banjarsari, Kota Surakarta.
Dulunya, sekolah menengah tersebut bernama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP).
Pada 1979, SMPP berganti nama menjadi SMAN 6 Surakarta berdasarkan SK dari Korwil Jawa Tengah.
Lalu pada 1985, keluar lagi SK dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengukuhkan dari SK Kanwil Jateng menjadi SMA Negeri 6 Surakarta.
Bambang dan Jokowi sama-sama menimba ilmu di sekolah tersebut pada 1977 - 1980.
Nama Bambang menjadi sorotan setelah diperiksa penyidik Polda Metro Jaya pada Selasa (22/7/2025) sebagai saksi untuk laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan Presiden RI ke-7 tersebut kepada Roy Suryo cs.
Baca juga: Jadi Terlapor dalam Kasus Ijazah Jokowi, Abraham Samad Tidak Takut Dipenjara
Selain Bambang, ada empat teman lama Jokowi lain yang diperiksa, yakni Ria Tri Rasmini, Sunardi, Ignatius Budi Santoso, dan Sigit Haryanto.
Baca juga: Kasus Ijazah Jokowi, Polisi Sita Flashdisk Berisi Tujuh Video Dari Sekjen Peradi Bersatu
Dalam pemeriksaan ini, menurut pengakuan Bambang bersama Sigit, mereka mendapat 95 pertanyaan dari penyidik, yang mayoritas berkutat pada kenangan semasa sekolah dan status Jokowi sebagai siswa aktif di sekolah.
Sebagai bagian dari proses penyidikan, penyidik juga menyita ijazah milik kawan-kawan Jokowi ini sebagai barang bukti.
Bambang menegaskan, dirinya adalah teman sebangku Jokowi selama 3 tahun lebih, dan bersaksi atas keabsahan pendidikan Jokowi.
Jokowi Tak Mau Gabung Grup WA Alumni
Saat berbincang dengan TribunSolo.com (jaringan Tribunnews.com), menurut Bambang, Jokowi memang sejak lama tidak mau masuk grup-grup alumni.
"Pak Jokowi tidak pernah mau (dimasukkan di grup alumni) di medsos-medsos (media sosial), di grup-grup WA," ungkap Bambang di sebuah kafe di Solo, Kamis (24/7/2025) sore.
Karena Jokowi tak bersedia, Bambang melanjutkan, para alumni SMAN 6 Solo angkatan 1980 akhirnya mengurungkan niat membuat grup media sosial.
"Tidak ada, tidak ada grup," lanjut Bambang singkat.
Kemudian, Bambang menceritakan bahwa sebenarnya rekan-rekan alumninya sudah berupaya membujuk Jokowi agar mau ikut grup WhatsApp untuk keperluan silaturahmi.
Meski begitu, Jokowi tetap menolak dengan jawaban yang singkat.
"Kami punya (paguyuban) namanya Alumni 80. Itu nggak pernah ada (grup media sosialnya). Kami pernah memohon, salah satu admin memohon, tapi (dijawab Jokowi) nanti saja. Selalu jawabannya (Jokowi) kalau ketemu, nanti saja," terang Bambang.
Dalam penuturannya, Bambang Surojo mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan mengapa Jokowi enggan terlibat dalam grup media sosial bersama rekan-rekan alumninya.
Baca juga: Jawaban Jokowi Soal Dian Sandi dan Nama Pembimbing Skripsi, Ijazah Asli Akan Ditunjukkan Saat Sidang
Jokowi Minta Tak Dibela dalam Tudingan Ijazah Palsu
Kemudian, Bambang Surojo juga menyoroti polemik keabsahan ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tengah menerpa Jokowi.
Menurut pengakuan Bambang, dirinya pernah ditegur oleh Jokowi setelah tampil di hadapan publik membela Jokowi terkait tuduhan ijazah palsu pada 2022 silam.
Bambang mengaku, memiliki kedekatan emosional dengan Jokowi, sehingga merasa perlu pasang badan untuk mantan teman sebangkunya di SMA tersebut.
Saat itu, Bambang menceritakan, dirinya langsung terbang dari Banjarmasin ke Jakarta untuk menunjukkan ijazah asli SMAN 6 Surakarta miliknya sebagai bentuk pembelaan kepada Jokowi dalam kasus dugaan ijazah palsu yang dilaporkan oleh Eggi Sudjana.
"Sore saya membaca berita, saya pagi-pagi dari Banjarmasin langsung ke Jakarta. Di sana saya banyak muncul di media, saya sampaikan ke teman wartawan. Yang membedakan ijazah saya dengan milik Jokowi ada 3, yaitu Pas Foto, Tanda Tangan dan Nomor Seri," ujar Bambang kepada TribunSolo.com, Kamis.
Akan tetapi, rupanya tindakan Bambang membuat Jokowi merasa kurang nyaman.
Bahkan, Jokowi langsung menghubungi Bambang dan menegur sikapnya yang tiba-tiba muncul membela tanpa sepengetahuan dirinya.
"Dengan peristiwa itu, (Jokowi menghubungi saya) ‘Ngopo Bang kok koe ndadak belani aku.’ [Kenapa Bang, kok kamu pakai membela aku?, red.] Iya (telepon)," ujar Bambang, sembari menirukan gaya bicara Jokowi.
Pesan Jokowi untuk Jaga Integritas
Bambang Surojo juga mengungkap pesan khusus yang disampaikan Jokowi jelang pelantikan sebagai Presiden RI pada 2014 silam.
Saat itu, ada tiga larangan yang dia sebut sebagai fatwa keramat dari Jokowi.
"Jangan ngaku teman saya, jangan menjual nama saya, jangan minta pekerjaan kepada saya. Itu yang disampaikan dan saya pegang sampai detik ini," tutur Bambang.
Menurutnya, pesan larangan tersebut disampaikan demi menjaga integritas pribadi Jokowi sebagai presiden, sekaligus untuk melindungi relasi mereka sebagai teman lama.
"Jadi saya mengatakan itu fatwa keramat yang disampaikan oleh beliau," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengakuan Teman Seangkatan soal Jokowi: Tak Mau Dibela soal Ijazah, Enggan Gabung Grup WA Alumni.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.