Berita Samarinda Terkini

Akademisi Unmul Samarinda Nilai Fenomena Bendera One Piece Simbol Kritik Masyarakat 

Akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Saipul Bahtiar ikut mengamati fenomena bendera One Piece.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIRUS
Akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Saipul Bahtiar dan foto bendera One Piece. Kali ini Saipul Bahtiar ikut mengamati fenomena bendera One Piece, Sabtu (2/8/2025). Bendera hitam Jolly Roger, dengan ciri khas tengkorak yang mengenakan topi jerami punya makna tersendiri. (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIRUS) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Saipul Bahtiar ikut mengamati fenomena bendera One Piece yang ramai di ruang publik.

Anime asal Jepang yang dirilis tahun 1999 tersebut menceritakan tentang bajak laut. Kisah ciptaan Eiichiro Oda mendunia.

Bendera hitam Jolly Roger, dengan ciri khas tengkorak yang mengenakan topi jerami punya makna tersendiri.

Saipul mengatakan, pro dan kontra tak bisa lepas dari fenomena viralnya pengibaran bendera tersebut dengan bendera merah putih.

Baca juga: Pengibaran Bendera One Piece dari Dunia Anime ke Realitas Sosial, Refleksi Kekecewaan Publik

Ajakan pengibaran bendera One Piece, menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), hal tersebut ialah bentuk kekecewaan masyarakat atas kepemimpinan pemerintah saat ini.

Fenomena ini menarik dan dimunculkan sebagian masyarakat Indonesia dalam bentuk tindakan atau ekspresi kekecewaan terhadap kinerja, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah saat ini.

“Gerakan ini mengemuka karena ketidakpuasan terhadap pemerintah, baik nasional maupun daerah,” tuturnya, Sabtu (2/8/2025).

Belum lupa masyarakat akan janji–janji di Pemilu serentak 2024 lalu, bisa jadi sebagai pemicu.

Janji populis para calon pemimpin yang kini sudah duduk, terpilih. Belum sepenuhnya bisa merealisasikan apa yang diucapkan, dan dianggap tidak sesuai ekspektasi sebagian masyarakat. 

Kekecewaan itu terakumulasi, DPR yang bertugas mengawasi kinerja pemerintah, justru terus sejalan dengan kebijakan yang merugikan masyarakat.

Misalnya, lanjut Saipul, kenaikan pajak, kebijakan pemblokiran rekening, pengambilalihan tanah oleh pemerintah, pengesahan KUHAP dan berbagai kebijakan kontroversi di ruang–ruang publik masyarakat. 

Kekecewaan ini memunculkan gerakan resistensi atau perlawanan melalui simbolisme, seperti pengibaran bendera One Piece, sosok para tokoh di One Piece sendiri memang menarik karena ada tokoh yang dianggap gigih berusaha melawan kekuasaan besar, yang ingin menguasai wilayah tertentu.

Baca juga: Makin Seru! Terjawab One Piece 1137 Kapan Rilis, Cek Info Jadwal Tayang Terbaru 2025 dan Sinopsis

"Secara prinsip, ada perlawanan terhadap sesuatu yang susah dilawan. Kalau diilustrasikan ke realita yang ada sekarang, susah melawan kekuasaan yang sedang berkuasa,” beber Saipul.

Fenomena pengibaran bendera One Piece, sebaiknya dilihat sebagai gerakan yang mendorong pemerintah membuktikan kerja–kerja dalam mengelola negara maupun daerah. 

Reaksi DPR dan MPR semestinya memaknai fenomena ini sebagai bentuk protes rakyat, bukan sebagai upaya memecah belah bangsa.

Untuk diketahui Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, menyebut fenomena ini sebagai upaya memecah belah bangsa.

Lebih ekstrim lagi, anggota MPR RI Firman Soebagyo menganggap ini sebagai bagian makar dan mesti ditindak tegas.

Sejauh pemahaman Saipul, rakyat tetap mencintai NKRI. 

Fenomena yang ramai terkini, merupakan bentuk kepedulian terhadap pemerintah, dan protes tersebut disuarakan melalui simbol bendera One Piece.

Saipul bersaran dan mendorong pemerintah agar merespons fenomena ini dengan sikap positif, bukan sebaliknya.

Reaksi yang positif dari pemerintah sangat diperlukan, baik presiden maupun kepala daerah.

Bendera One Piece bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk kritik terhadap pemerintah. 

"Sehingga pemerintah dapat memberikan penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan mereka,” ungkapnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved