Hashtag #GojekKenapa jadi Trending Topic Twitter, Gojek Dapat Banyak Protes Driver, Ada Apa?
Hashtag #GojekKenapa jadi trending topic Twitter, Gojek dapat banyak protes driver.
TRIBUNKALTIM.CO - Hashtag #GojekKenapa jadi trending topic Twitter, Gojek dapat banyak protes driver.
Perusahaan ride-hailing, Gojek, kini tengah menjadi perbincangan di dunia maya.
Kicauan dengan tagar atau hashtag #GojekKenapa, ramai muncul di ranah Twitter.
Bahkan tagar ini masuk dalam trending topic Twitter untuk kawasan Indonesia.
Melansir Kompas.com, Kamis (20/2/2020), hingga sore ini ada sebanyak lebih dari 5.000 kicauan yang menyertakan tagar tersebut.
Ada apa di baliknya?
• Pelajar Wajib Tahu, Ini 3 Dosa Sekolah Tak Dimaafkan eks Bos Gojek Nadiem Makarim, Termasuk Bullying
• Maia Estianty Ditipu Oknum Gojek, Saldo Gopay Dikuras, Kartu Kredit Diretas, WhatsApp Dihapus
• Gojek Bagikan Promo Diskon 50% GoPay Payday Akhir Tahun 2019, Ada Es Teler 77 Hingga Burger King
• Maxim Layanan Ojek Online, Penantang Gojek dan Grab, Punya Layanan Berbeda Ini, Ada Starter Aki
Rupanya tagar tersebut adalah bentuk protes dari para mitra (pengemudi) Gojek atau driver Gojek terhadap sistem pembagian pesanan baru yang diterapkan.
Menurut sejumlah mitra pengemudi, sistem tersebut dianggap tidak adil.
Sistem pembagian pesanan yang baru tersebut, membuat sejumlah driver harus memakan waktu lebih lama dari biasanya untuk meraih "tutup poin" (tupo).
Skema "tutup poin" adalah aturan baku yang dibuat Gojek, di mana pengemudi harus mencapai poin tertentu untuk mendapatkan bonus penghasilan.
Poin tersebut diperoleh dengan menyelesaikan sebuah order yang dilakukan oleh pelanggan.
Mulanya, sistem pembagian pesanan Gojek dilakukan berdasarkan peringkat mitra pengemudidengan menempatkan pengemudiprioritas untuk mendapatkan pelanggan terlebih dahulu.
Status "prioritas" ini bisa diperoleh seorang pengemudi Gojek apabila lebih rajin mengambil pesanan dari pelanggan.
Namun dengan sistem baru, pengemudi prioritas dan non-prioritas memiliki peluang untuk mendapatkan pesanan yang setara.
Inilah yang kemudian dianggap tidak adil.