Ikut Tanggung Kesalahan Ayah, Anak Tersangka Susur Sungai Sempor Dibully: Ayah Kamu Pembunuh Ya?

Ikut tanggung kesalahan ayah, Anak tersangka susur Sungai Sempor dibully: Ayah kamu pembunuh ya?

Editor: Rafan Arif Dwinanto
dok BNPB
SUSUR SUNGAI - Sebagian siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang selamat dari terjangan aliran sungai yang deras saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Ikut tanggung kesalahan ayah, Anak tersangka susur Sungai Sempor dibully: Ayah kamu pembunuh ya?

Selain sanksi hukum, sanksi sosial juga diterima keluarga tersangka susu Sungai Sempor.

Diketahui, polisi menetapkan 3 guru SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta tragedi susur Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa tersebut.

Kini sanksi sosial juga menerpa keluarga mereka.

Ditetapkan sebagai tersangka tragedi susur sungai, kini istri dan kedua anak IYA guru di SMPN 1 Turi alami tekanan psikologis.

Akibat kelalaiannya hingga menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi, kini keluarga tersangka tragedi susur sungai ikut terkena imbasnya.

Geram Perlakuan Polisi ke Tersangka Susur Sungai, Ikatan Guru Desak Idham Aziz Lepas Jabatan Kapolri

Curhat di Twitter, Sudjiwo Tedjo Terusik Guru Digundul Polisi, Jokowi dan Idham Aziz Ada Karena Guru

Salah satunya istri dan kedua anak IYA, guru SMPN 1 Turi yang menjadi tersangka dalam tragedi susur sungai pada (21/2/2020) lalu.

Melalui kakak sepupu IYA terungkap seperti apa perundungan yang telah diterima istri dan kedua anak guru SMPN 1 Turi ini.

Agus Sukamta (58) kakak sepupu dari IYA, tersangka susur sungai menceritakan bahwa istri dan anak-anak tersangka mengalami tekanan psikologis.

Mereka jadi korban perundungan di media sosial, bahkan anak-anak tersangka juga dihakimi oleh teman sebayanya.

"Eh ayah mu pembunuh ya?" ucapnya menirukan perkataan yang didapat oleh anak-anak IYA.

Tak hanya itu anak-anak dari IYA juga sempat melihat pemberitaan tentang ayahnya di YouTube melalui ponsel.

Terkejut dengan apa yang dilihatnya, anak IYA langsung melemparkan ponsel tersebut karena ketakutan.

Akibat hal-hal ini kedua anak IYA yang masih duduk di bangku kelas 5 dan 6 SD menjadi ketakutan dan sempat tak mau sekolah.

"Anak-anak beberapa hari tidak masuk sekolah, tapi karena sudah agak tenang, mereka sudah mau ke sekolah diantar eyangnya," terangnya.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved