Virus Corona

Jusuf Kalla Buka Suara soal PSBB di Wilayah Anies Baswedan, Ungkap Kekurangannya pada UAS

Editor: Syaiful Syafar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO Jusuf Kalla. Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) buka suara soal kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait Virus Corona di beberapa kota, salah satunya di wilayah Anies Baswedan, DKI Jakarta. Hal itu ia sampaikan saat tanya jawab bersama Ustadz Abdul Somad (UAS), Selasa (14/4/2020).

TRIBUNKALTIM.CO - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) buka suara soal kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) terkait Virus Corona di beberapa kota, salah satunya di wilayah Anies Baswedan, DKI Jakarta.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memberlakukan PSBB di wilayahya selama 14 hari, terhitung sejak 10 April lalu.

Sedangkan di Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi PSBB mulai diterapkan pada hari ini, Rabu (15/4/2020).

Kebijakan soal PSBB itu rupanya tak luput dari perhatian Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengutarakan pendapatnya soal PSBB menjawab pertanyaan Ustadz Abdul Somad ( UAS) dalam obrolan live bertajuk "Peran Masjid dalam Wabah Corona", Selasa (14/4/2020) malam.

"Bagaimana PSBB di beberapa kota, pak JK?" tanya Ustadz Abdul Somad.

Baca juga: Kelakar Ustadz Abdul Somad (UAS) saat Jusuf Kalla (JK) Jawab Perbandingan Konflik Ras dengan Corona

Menurut Jusuf Kalla (JK), kebijakan PSBB seperti yang diterapkan di Jakarta masih ada kekurangan.

Kekurangan itu pun diungkap secara gamblang oleh JK.

"Karena tidak ada sanksi yang tegas, mengikat, maka seperti contohnya di Jakarta, dia (warga) disuruh di rumah tapi karena kebutuhannya untuk bekerja, maka sebagian jalan juga tetap ramai, sehingga terjadilah sesuatu yang tidak terlalu besar akibat itu (PSBB). Perlu aturan yang lebih tegas lagi," jawab Jusuf Kalla.

Terkait hal itu, Ustadz Abdul Somad ( UAS) juga sempat menanyakan soal tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia.

Jusuf Kalla mengakui tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia termasuk rendah.

"Baru bisa jalan apabila ada sanksi. Yang dilakukan pemeritah baru imbauan, sanksi keras belum. Tapi soal kedisiplinan ini juga terjadi di negara-negara lain, Amerika juga begitu. Faktor disiplin dan keterlambatan mengambil kebijakan," kata JK.

Baca juga: Jusuf Kalla Tulis Puisi Berjudul Corona Virus, 'Semua Bermula dari Wuhan'

Baca juga: Live Facebook dan YouTube, Ustadz Abdul Somad (UAS) - Jusuf Kalla Diskusi Peran Masjid saat Corona

Baca juga: Ustadz Abdul Somad Tak Kuasa Menahan Tawa saat Ustadz Dasad Latif Salah Klaim Lagu Rhoma Irama

Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia ( DMI) ini mengibaratkan pandemi Virus Corona seperti deret ukur.

Makin lambat penanganannya, makin besar akibatnya.

"Jadi, kita berjuang degan waktu. Setiap hari bertambah karena semakin tidak disiplin," ujar Jusuf Kalla.

"Apa kekhawatiran terdalam, pak JK?" tanya UAS.

"Apabila penyelesaiannya lambat, akibatnya kepanikan masyarakat. Masalah sosial, orang menganggur, tidak kerja, kemiskinan yang banyak. Secara bersamaan ekonomi kita rusak, bisa mengakibatkan hal lain, perilaku masyarakat contohnya. Maka kita harus berupaya keras agar tidak menjalar jauh virus ini," jawabnya.

Selengkapnya simak tanya jawab Ustadz Abdul Somad bersama Jusuf Kalla melalui video di bawah ini:

Serukan adzan tetap berkumandang di masjid

Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia ( DMI) Jusuf Kalla (JK) menyerukan agar seluruh masjid tetap mengumandangkan adzan di tengah wabah Virus Corona.

Pernyataan itu juga disampaikan Jusuf Kalla saat meladeni tanya jawab dengan Ustadz Abdul Somad melalui siaran langsung di akun YouTube dan Facebook UAS, Selasa (14/4/2020) malam.

Awalnya, Ustadz Abdul Somad bertanya soal program Dewan Masjid Indonesia selama pandemi Virus Corona atau covid-19.

"Musim wabah Virus Corona ini apa saja program Dewan Masjid, pak?" tanya UAS melalui video call.

"Pertama masjid harus bersih, sterilisasi karena bahaya Corona itu bisa melekat di mana-mana termasuk masjid. Itu program pertama DMI di seluruh Indonesia," ungkap JK.

Baca juga: Anies Baswedan Ancam Pengusaha, Apindo Tak Tinggal Diam, Beber Kebijakan Ini Jadi Biang Orang Antre

Baca juga: Ojek Online Ini Protes Aturan PSBB Anies Baswedan, Anak Buah Prabowo Subianto dan Polisi Bereaksi

Baca juga: Serupa Social Distancing, Sosok Ini Desak Anies Baswedan Bubarkan PSBB di Jakarta Bila Tanpa Sanksi 

Mantan Wakil Presiden RI itu mengatakan, setiap hari pengurus masjid dianjurkan untuk membersihkan masjid. Menyemprotkan cairan disinfektan hingga mengepel lantai.

Jusuf Kalla mengatakan, saat ini ada sekitar 300 ribu masjid yang terdaftar di DMI.

Setiap hari, jumlah masjid di Indonesia terus bertambah. Pihaknya berupaya agar masjid-masjid tersebut terdaftar di DMI.

"Masjid-masjid ini mencakup semua segmen masyarakat, ada masjid sekolah, masjid kantor, masjid di mal, begitu banyaknya masjid di Indonesia. Karena itu, kita usahakan daftar per wilayah," ujarnya.

Ustadz Abdul Somad kemudian bertanya kendala apa yang dihadapi untuk menjaga kebersihan masjid saat wabah Virus Corona.

Menurut Jusuf Kalla, kendala itu tidak terlalu banyak.

Sebab, di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, atau Pekanbaru, praktis aktivitas di masjid berkurang lantaran wabah Virus Corona.

Meski demikian, JK mengingatkan masjid tetap harus hidup.

"Untuk sementara kita dianjurkan beribadah di rumah. Masjid tidak terlalu banyak dikunjungi tapi tetap harus hidup. Harus tetap adzan untuk mengingatkan waktu shalat. Itu situasi yang kita hadapi saat ini. Bagaimanapun fungsi masjid sebagai acuan masyarakat juga tidak boleh hilang," ungkap Jusuf Kalla.

Pada kesempatan itu, Jusuf Kalla juga berpesan kepada para pengurus masjid untuk mendinginkan suasana di tengah kepanikan masyarakat soal Virus Corona.

"(Pengurus) selalu memperingatkan masyarakat. Masjid mempunyai kemampuan untuk menjangkau masyarakat, harus diperingatkan terus (soal bahaya Virus Corona). Kita (DMI) sudah sampaikan edaran soal ini," kata JK yang kini juga menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI).

Wakil Presiden di era SBY dan Jokowi itu juga berharap kepada para dai, tak henti-hentinya berdakwah mendisiplikan masyarakat tentang aturan kesehatan yang baik.

Ustadz Abdul Somad juga sempat menyinggung soal ibadah di bulan Ramadhan.

"Ramadhan kan sebentar lagi pak, bagaimana ibadah, apa ada ketetapan DMI?" tanya UAS.

"Sebelumnya saya minta MUI membuat fatwa bagaimana situasi ini apabila virus ini makin berkembang. Pada awal Maret lalu MUI sudah megeluarkan fatwa. Tarawih tetap ada tapi di rumah untuk mengindari mudharat masyarakat. Saya kira ini jalan yang harus diikuti termasuk dewan masjid," jawab Jusuf Kalla.

JK mengutarakan, ibadah jamaah di masjid bisa saja kembali seperti biasa jika situasi wabah Virus Corona sudah membaik. Termasuk dalam hal shalat Idul Fitri.

"Secara formal apa program DMI, apakah ada edaran khusus menyambut Ramadhan?" tanya Ustadz Abdul Somad lagi.

"Banyak media untuk menyiapkan acara di bulan Ramadhan. Pengajian-pengajian bisa diisi melalui televisi atau media online, forum masjid sendiri mesti melaksanakannya di tengah situasi ini," kata JK.

Baca juga: Prediksi Ahli: Akan Ada Gelombang Kedua Virus Corona, Disebut Menyerang Penduduk yang Belum Terpapar

Baca juga: Bayi Berumur 10 Bulan di Kabupaten Kutai Timur Dinyatakan Positif Corona

Baca juga: Ustadz Dasad Latif Berstatus OTG Virus Corona, Curhat ke Ustadz Abdul Somad Kini Tinggal Sendiri

Tak hanya itu, kepada Ustadz Abdul Somad, Jusuf Kalla juga bercerita agar masjid juga mampu memainkan peran memakmurkan masyarakat.

"Kita anjurkan masjid juga harus makmurkan masyarakat. Membantu yang sulit. Masjid tempat di mana orang mampu membantu tidak mampu. Jamaah yang mampu harus melihat jamaah yang tidak mampu," ungkapnya.

(TribunKaltim.co)

IKUTI >> UPDATE VIRUS CORONA

Berita Terkini