BBM Seharga Rp 35 Ribu Diburu, Warga Krayan di Nunukan Harus Antre Berjam-jam Cuma Dapat 3 Liter
BBM harga Rp 35 ribu ini, menurut Camat Krayan, Haberly, merupakan BBM jenis Pertalite yang dijual oleh pedagang lokal.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Warga di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, harus antre berjam-jam untuk membeli BBM seharga Rp 35 ribu per liter.
Ini terjadi karena sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) dalam sebulan belakangan ini di Krayan.
BBM harga Rp 35 ribu ini, menurut Camat Krayan, Haberly, merupakan BBM jenis Pertalite yang dijual oleh pedagang lokal.
“Selain di APMS dan SPBU, warga di Krayan juga kadang mengantre BBM jenis Pertalite yang dijual oleh pedagang lokal, seharga Rp 35 ribu,” kata Haberly kepada TribunKaltara.com, melalui telepon seluler, Minggu (20/12/2020), pukul 14.00 Wita.
Meskipun mahal, BBM harga Rp 35 ribu per liter ini, kata Haberly tetap dibeli warga.
Bahkan menurutnya, warga rela antre berjam-jam untuk dapatkan tiga liter BBM harga Rp 35 ribu itu.
Baca juga: Belum Kelar Masalah Kelangkaan BBM, Warga Krayan Dirundung Gelap Gulita Akibat Listrik Padam Total
Baca juga: Pesawat Air Tractor Berhenti Beroperasi, Warga Krayan Nunukan Antre BBM Berjam-jam
Baca juga: Mulai Hari Ini Operasi Lilin Krayan Digelar, Fokus Utama Penegakan Protokol Kesehatan
"Selama ini ada pedagang lokal juga menjual pertalite yang disuplai dari Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan. Masyarakat di sini, mahal pun tetap beli, namanya kebutuhan,” kata Haberly.
“Tapi tidak banyak, satu minggu satu kali flight untuk 1,2 ton saja. Pesawat yang dicarter sama juga. Jadi sulit untuk atur jadwal pesawat di sini," kata Haberly melanjutkan.
Lebih lanjut Haberly mengatakan Jumat lalu antrean BBM oleh warga Krayan kembali terjadi di APMS tepatnya di Long Bawan.
Namun kali ini APMS menerapkan kebijakan untuk menjeda penjualan sampai persediaan BBM mencapai 4-5 ton.
Hal itu dilakukan untuk menghindari potensi ricuh saat warga antre di APMS, lantaran tidak mendapat BBM padahal sudah lakukan antre cukup lama.
"Di APMS kemarin tidak jual karena Jumat lalu sudah jual dan antrenya sangat panjang. Untuk hari ini (minggu, red) ada suplai BBM masuk dari Tarakan. Senin baru antre lagi,” katanya.
“Pengalaman beberapa hari ini, kalau BBM masuk 1,2 ton saja lalu dijual banyak yang tidak dapat. Orang sudah antre panjang lalu pas giliran tidak dapat kan kasian dan itu potensi masalah," kata Haberly.
Berhenti Beroperasi
Sulitnya memperoleh BBM yang terjadi sebulan terakhir dirasakan oleh warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Krayan ini lantaran armada angkut berhenti beroperasi.