TRIBUNKALTIM.CO - Sandiaga Uno ungkit 200 ribu suara yang tidak tercatat, sebut masih ada harapan PPP capai Parliamentary Threshold dan bisa lolos ke Senayan.
Ketua Bappilu Nasional PPP, Sandiaga Uno menyebut masih ada harapan partainya lolos Parliamentary Threshold 4 persen.
Ia dan partainya pun masih menunggu proses dan hasil di Mahkamah Konstitusi (MK).
Di laman media sosial X mililknya, Sandiaga Uno menyebut soal 200 ribu suara yang tidak tercatat yang kini tengah diperjuangkan di MK.
Baca juga: Pengamat Bongkar 3 Blunder PPP Hingga Gagal di Pemilu 2024, Salah Berlabuh ke Ganjar di Pilpres 2024
Baca juga: PPP Kirim Sinyal Kepincut Join ke Kabinet Prabowo-Gibran di Tengah Upaya Gugatan MK dan Hak Angket?
Baca juga: Reaksi Sri Mulyani saat Bahlil Mengejek Sandiaga Uno karena PPP tak Lolos ke Senayan, Videonya Viral
"Saya ingin sampaikan bahwa PPP akan menunggu hasil dan menghormati segala proses yang berjalan di MK.
Harapannya 200 ribu suara yang tidak tercatat bisa kembali, sehingga PPP bisa capai parliamentary threshold 4 persen dan lolos ke Senayan.
Kami akan terus istiqomah, berjuang dan berdoa. Semoga Allah ridhoi ikhtiar kita bersama dan mudahkan prosesnya. Aamiin ya rabbal ‘alamin.." tulis Sandiaga Uno.
Pengamat Bongkar 3 Blunder PPP Hingga Gagal di Pemilu 2024
Partai Persatuan Pembangunan atau PPP menjadi partai lama yang kandas melaju ke Senayan.
Partai berlambang Ka'bah ini gagal memenuhi arliamentary Threshold sebesar (PT) sebesar 4 persen pada Pemilu 2024.
PPP hanya berhasil mengumpulkan sebanyak 3,87 persen atau hanya 5.878.777 suara.
Pengamat politik Adi Prayitno membongkar ada 3 penyebab yang membuat PPP gagal menembus parlemen di Pemilu 2024.
Pertama, kata Adi adalah kegagagalan membaca bonus demografi politik di internal PPP.
Baca juga: Pengamat Nilai Wajar Anies Ditinggalkan Nasdem, PKB dan PKS, Gagal Bawa Kemenangan di Pilpres 2024
Menurutnya, pada Pemilu 2024 ini kita memiliki bonus demografi yang hampir 60 persen kalangan terdidik, terpelajar, dan kalangan milenial.
Pemilih ini punya preferensi memililih berbeda dengan generasi yang lama.