Ibu Kota Negara

Kisah Pekerja IKN Nusantara Sukar Tidur hingga Terjangkit DBD, Kuras Biaya Sampai Rp 22 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi IKN dan DBD - Kisah pekerja IKN Nusantara sukar tidur hingga terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Kuras biaya pengobatan hingga Rp22 juta.

“Pada bulan Oktober, jumlah kasus menurun menjadi 62 pasien. Hingga tanggal 4 November, tercatat hanya dua pasien yang terkonfirmasi,” jelas Troy saat dihubungi Tribunkaltim.co pada Senin sore (4/11).

Baca juga: 5 Daerah Tertinggi DBD Incident Rate, PPU Lokasi IKN Sumbang Kasus Terbanyak di Kaltim

Lebih lanjut dia memaparkan, sejak Januari hingga Oktober, total kasus DBD mencapai 561, RSUD Sepaku menjadi penyumbang terbanyak dengan 534 pasien, sementara RS Mayapada Nusantara dan RS Hermina Nusantara merawat 27 pasien.

Disinggung mengenai kondisi di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) saat ini setelah munculnya kasus DBD tersebut, Troy menyebutkan bahwa lingkungan di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) dinilai relatif terjaga kebersihannya.

Menurutnya, petugas dari PT. Bina Karya melakukan pembersihan rutin terhadap hunian serta fasilitas umum dan sosial.

Meski begitu, dia mengakui bahwa inspeksi jentik nyamuk oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menemukan bahwa beberapa toren air di HPK positif mengandung jentik.

Tindakan segera dilakukan oleh pihak Manajemen Konstruksi Induk (MKI) dengan menutup toren air tersebut.

“Kondisi proyek konstruksi yang sering melibatkan penggalian dan terisi air saat hujan menjadi tempat potensial berkembangnya nyamuk. Untuk mengatasi hal ini, larvasida telah disebarkan di area-area tersebut,” tambah Troy.

Sebagai langkah proaktif, Otorita IKN telah mengeluarkan himbauan untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui pendekatan 3M: Menutup tempat penampungan air, Menguras penampungan air, dan Memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi tempat penampungan air.

Selain itu, kolaborasi antara Otorita IKN, Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan meliputi pelaksanaan fogging di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) serta pemukiman warga di Sepaku.

Otorita juga merencanakan penyebaran ikan pemangsa jentik di embung dan kolam di sekitar KIPP dengan dukungan dari IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia).

Tidak hanya itu, Otorita IKN turut menggelar penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan gratis bagi pekerja konstruksi serta masyarakat setempat guna meningkatkan kesiagaan, fasilitas kesehatan berupa dua rumah sakit dan tiga klinik telah dioperasikan di wilayah KIPP untuk melayani para pekerja dan warga sekitar.

Baca juga: 5 Fakta Terkini DBD Hantui Pekerja IKN Kaltim, Puluhan Pekerja Dirawat, Terkuak Sebab Kasus Melonjak

Dengan langkah-langkah tersebut, Otorita IKN berkomitmen untuk memastikan kesehatan para pekerja dan masyarakat di sekitar IKN tetap terjaga di tengah tantangan pembangunan masif yang sedang berlangsung

Sementara secara terpisah, Manajer Tenan Sosbud HPK 1 IKN Wahyu Alfen, menyampaikan total penghuni di HPK ( Hunian Pekerjaan Konstruksi) Ibu Kota Nusantara (IKN) sekitar 11.800-an.

"Perupdate sekarang kurang lebih 11.800 an untuk HPK satu dengan empat tapak yaitu 1 A, 1B, 1C, dan site 2," ujarnya.

Para pekerja IKN tersebut dibagi dalam 2 hunian yang mana hunian tenaga ahli sebanyak 3 unit sedangkan sisanya atau sekitar 18 unit lainnya bagi tenaga terampil yang masing-masing memiliki kapasitas yang berbeda-beda.

"Total 22 tower, tetapi hanya untuk hunian 21 tower, Kalau untuk tower terampil itu itu kapasitasnya 760 orang sedangkan Kalau tower ahli itu menampung kurang lebih hanya 500 orang, Kamar untuk terampil ukuran 6 dikali 6 dengan 7 hingga 8 ranjang delapan dobel bad atau tingkat, Bednya ada 16 dan juga ada 14 bed," jelasnya.

Dengan banyaknya hunian yang ada dan jumlah penghuni yang cukup banyak sekitar 11.800 an para pekerja, tentu pihak manajemen Tenan Sosbud HPK 1 IKN mempunyai SOP tersendiri sehingga terhindar dari serangan DBD.

"Kalau kami sendiri itu upaya kami fogging dan larvasida kemudian pembersihan kawasan dimana sampah jadi tempat ibarat mungkin disitu ada nyamuk juga. Rutin juga dilakukan pembersihan di lingkungan outdoor dan juga indoor itu terus kami upayakan," ujarnya.

Tidak hanya itu demi kenyamanan penguna air bersih dengan jumlah para pekerja yang cukup banyak.

Pihak Manajemen HPK 1 IKN melakukan berbagai upaya dilakukan termasuk tidak menyediakan bak kamar mandi untuk menghindari penyebaran DBD.

"Kami rutin melaksanakan kegiatan, pets Control khusus penanganan pengendalian nyamuk, khususnya untuk DBD, baik itu Penamburan larvasida di tando tampung air untuk distribusi kebutuhan air bersih di hunian, Terus juga tempat penampungan air yang mungkin juga risiko untuk berkembang biak, itu juga kami kendalikan, Sehingga kamar mandi kami itu tidak ada bak penampung air, kamar mandi kami pake shower," jelasnya.

Baca juga: Terjawab Penyebab DBD Tinggi di IKN Nusantara Kaltim, Urutan Kedua Tertinggi Nasional di Bawah Bali

Hingga saat ini demi kenyamanan para pekerja IKN pihaknya Manajemen pun telah bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Kesehatan RI.

"Kalau untuk PSM selama ini di support sama tim Dinas Kesehatan PPU dan kolaborasi kalau tidak salah dengan Kementerian Kesehatan sering melaksanakan kegiatan seperti itu di HPK," pungkasnya. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Berita Terkini