Berita Nasional Terkini

7 Tradisi Lokal Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang Paling Populer di Nusantara

Tradisi lokal dalam rangka memperingati Maulid Nabi yang hingga saat ini cukup terkenal dan masih terlestarikan di beberapa daerah di Indonesia.

Editor: Yara Tahnia
Grafis TribunKaltim.co via Canva
MAULID NABI 2025 - Contoh poster Maulid Nabi 2025 yang diolah di Canva. Setiap daerah menghadirkan nuansa khas, seperti tradisi Sekaten di Yogyakarta, Muludan di Cirebon, atau perayaan besar di sejumlah pesantren. Tradisi-tradisi lokal dalam rangka memperingati Maulid Nabi yang hingga saat ini cukup terkenal dan masih terlestarikan di beberapa daerah di Indonesia. (Grafis TribunKaltim.co via Canva) 

3. Tradisi Bungo Lado

Tradisi ini berasal dari Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat khususnya tradisi khas masyarakat Padang Pariaman.

“Bungo Lado” artinya adalah pohon uang, di mana dalam tradisi ini warga akan membuat sejumlah pohon buatan yang dihiasi dengan uang kertas asli.

Uang kertas yang digunakan dalam budaya ini sangat beragam mulai dari pecahan kecil hingga nilai yang paling besar.

Selain membuat “Bungo Lado” masyarakat juga membawa makanan dan minuman secara sukarela untuk nantinya disantap bersama-sama.

4. Tradisi Maudu Lampoa

Tradisi Maudu Lampoa merupakan tradisi memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW di Takalar Sulawesi Selatan yang dilakukan di atas perahu.

Maudu Lampoa atau Maulid Besar dirayakan dengan menghias perahu dengan menggunakan selendang beragam warna, ribuan telur.

Baca juga: 50 Background Maulid Nabi 2025 Nuansa Hijau, Download dan Cetak untuk Acara di Sekolah atau Masjid

Serta bahan makanan tradisional seperti ayam beras dimasak setengah matang, beras ketan yang disusun seperti gunungan.

Adapun gunungan tersebut berisi mukena, kain khas Sulawesi, dan aksesoris yang akan diperebutkan oleh ribuan warga.

Uniknya sebelum diperebutkan, warga akan membacakan kitab Barzanji di sekitar gunungan tersebut.

5. Tradisi Keresan

Tradisi ini berasal dari Kabupaten Mojokerto khususnya oleh warga Dusun Mangelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Jawa Timur.

Dalam Tradisi Keresan ini warga akan menggantungkan hasil bumi seperti jagung, terong, nangka, nanas, dan kelapa muda di pohon kersen atau talok/malici.

Selain itu, kebutuhan pokok seperti sandal, sepatu, topi, pakaian, hingga jas hujan juga digantung bersama bahan-bahan hasil bumi tadi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved