Gempa Bumi Magnitudo 3,6 Guncang Tenggara Wonogiri, Tidak Berpotensi Tsunami

TRIBUNKALTIM.CO – Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang ditandai dengan bergetarnya bumi akibat pelepasan energi mendadak di dalam lapisan batuan kerak bumi.

Pelepasan energi ini umumnya disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik.

Indonesia berada di jalur pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia.

Kondisi geologis ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu wilayah paling aktif secara seismik di dunia.

Baca juga: Info Terkini Gempa Bumi Magnitudo 5,5 Guncang Kabupaten Maluku Barat Daya

Hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari ujung barat Sumatera hingga Papua.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa bumi berkekuatan Magnitudo 3,6 pada Minggu (2 November 2025) siang.

Gempa tercatat terjadi pukul 13.58 WIB, dengan pusat gempa berada di 21 kilometer tenggara Wonogiri, Jawa Tengah.

Menurut data resmi BMKG, lokasi gempa terdeteksi pada koordinat 7,98 Lintang Selatan dan 111,01 Bujur Timur, dengan kedalaman mencapai 122 kilometer di bawah permukaan bumi.

Baca juga: Baru Saja! Info BMKG Gempa Bengkulu Hari Ini 1 November 2025, Pusat Gempa Terkini 2 Menit yang Lalu

Meskipun guncangan terjadi di wilayah tenggara Wonogiri, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami karena memiliki kedalaman yang cukup besar (gempa menengah).

BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi ini kemungkinan dipicu oleh aktivitas tektonik dari subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia, yang memang sering memicu gempa di wilayah selatan Jawa.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang belum jelas sumbernya.

Baca juga: Rentetan Gempa Bumi Guncang Indonesia pada Sabtu 1 November 2025, dari Sumatera hingga Papua

Untuk memastikan informasi yang akurat, masyarakat dapat memantau pembaruan resmi dari BMKG melalui laman www.bmkg.go.id atau aplikasi InfoBMKG.

Disclaimer: Informasi gempa ini disampaikan BMKG dengan mengutamakan kecepatan penyebaran data. Hasil analisis dapat berubah seiring pemutakhiran data yang lebih lengkap.

(*)