Berita Nasional Terkini

Projo Dekati Gerindra, Pengamat Nilai Strategi Politik Jokowi untuk Pantau Arah Partai Prabowo

Langkah Relawan Projo yang menyatakan siap bergabung dengan Partai Gerindra dan mengganti logo organisasi dinilai bukan sekadar perubahan simbolik. 

Editor: Heriani AM
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
KONGRES lll PROJO - Suasana Puri Agung Convention Hall, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, mulai terasa sibuk menjelang pelaksanaan Kongres III Projo pada 1–2 November 2025 besok. Langkah Relawan Projo yang menyatakan siap bergabung dengan Partai Gerindra dan mengganti logo organisasi dinilai bukan sekadar perubahan simbolik.  (Tribunnews.com/Igman Ibrahim) 

Ringkasan Berita:
  • Analis politik Hendri Satrio menilai langkah Projo mendekat ke Partai Gerindra dan mengganti logo adalah strategi Jokowi untuk “menyusupkan pengaruhnya” ke partai Prabowo Subianto.
  • Projo membantah isu putus hubungan dengan Jokowi, menegaskan kedekatan dengan Presiden ke-7 RI itu tetap terjalin meski kini juga mendukung Prabowo.
  • Ketua Umum Projo Budi Arie menegaskan transformasi organisasi bukan bentuk perpisahan dengan Jokowi, melainkan perluasan peran agar tak terikat satu figur politik.

 

TRIBUNKALTIM.CO - Langkah Relawan Projo yang menyatakan siap bergabung dengan Partai Gerindra dan mengganti logo organisasi dinilai bukan sekadar perubahan simbolik. 

Analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai, langkah itu bisa menjadi bagian dari strategi politik Presiden ke-7 Joko Widodo untuk tetap menjaga pengaruhnya di lingkar kekuasaan pemerintahan Prabowo Subianto.

Projo, yang selama ini dikenal sebagai barisan loyalis Jokowi, disebut tengah memainkan manuver halus menjelang peta politik 2029.

Projo adalah organisasi relawan yang awalnya mendukung Presiden Joko Widodo, namun kini telah beralih mendukung Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: Dekati Prabowo, Projo Bantah Hubungan dengan Jokowi Berakhir

Strategi tersebut kata dia, untuk menyusupkan pengaruh Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ke Gerindra.

"Menurut saya, itu sangat mungkin adalah strategi Jokowi juga untuk menyusupkan Projo ke Gerindra, supaya Jokowi juga memahami arah dan strategi Gerindra mau apa ke depan," ujar Hensa, Selasa (4/11/2025).

Hensa menjelaskan, bisa jadi langkah tersebut merupakan strategi di depan publik di mana Projo tampak berpisah dari Jokowi.

Namun, ia mengingatkan catatan sejarah Projo yang pernah 'ngambek' dan mengancam bubar, tapi akhirnya selamat karena Ketua Umum Budi Arie Setiadi diangkat jadi Wakil Menteri Desa saat itu.

"Orang mungkin pikir Projo lagi ngambek. Menurut saya nggak, pasti orang-orang Projo tahu bahwa mereka harus berterima kasih pada Jokowi," tambahnya.

Hensa pun mengingatkan publik soal kepiawaian Jokowi dikenal dalam manuver politik, sehingga ia pun menilai hal itu murni strategi. 

"Bisa jadi seolah-olah dibuat mereka berpisah. Padahal itu adalah sebuah strategi untuk memperkuat ide Jokowi sebelumnya, Prabowo-Gibran 2 periode," kata Hensa.

Baca juga: Respons Budi Arie soal Projo Disebut Putus Hubungan dengan Jokowi

Menurutnya, Projo sengaja disusupkan untuk memengaruhi keputusan internal Gerindra, sekaligus memantau strategi Prabowo Subianto dan partainya dalam dua periode ke depan.

"Hati-hati buat Gerindra. Ini bisa jadi Projo adalah kuda Troya-nya Jokowi buat Gerindra yang sengaja disusupkan supaya keinginan Jokowi soal Prabowo-Gibran 2 periode itu benar-benar terjadi," tegas Hensa.

Ia juga menyinggung munculnya pesaing Gibran Rakabuming Raka, seperti Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa popularitasnya kian meroket karena kinerjanya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved