Berita Nasional Terkini
Budi Arie Isyaratkan Gabung Gerindra, Projo Dinilai Jalankan Survival Mode di Era Prabowo
Budi Arie isyaratkan gabung Gerindra, Projo dinilai jalankan survival mode di era Presiden Prabowo.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Heriani AM
Ringkasan Berita:
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi, menyampaikan pernyataan mengejutkan dalam Kongres ke-3 Projo di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (3/11/2025).
Setelah lebih dari satu dekade dikenal sebagai loyalis Presiden ke-7 RI Joko Widodo, ia secara terbuka menyatakan keinginan untuk bergabung dengan Partai Gerindra yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
“Saya meminta izin kepada seluruh anggota Projo untuk saya bergabung ke Partai Gerindra,” ucap Budi Arie.
Mantan Menteri Koperasi yang dicopot pada 8 September 2025 itu mengklaim mendapat dukungan penuh dari anggota Projo.
Baca juga: Budi Arie Segera Temui Prabowo, Sinyal Projo Gabung Gerindra Makin Kuat
“Ya, menyerahkan sepenuhnya kepada saya untuk mengambil langkah-langkah untuk bergabung dalam Partai Gerindra,” tambahnya.
Respons Gerindra
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan keterbukaan partainya terhadap langkah Budi Arie.
“Kalau Gerindra siap, gelombang besar dari manapun. Ya, kita namanya aspirasi, tentu kita pertimbangkan untuk diakomodir,” ujarnya.
Budi Arie Tegaskan Tak Tinggalkan Jokowi
Meski menyatakan niat bergabung ke Gerindra, Budi Arie menolak anggapan bahwa langkah tersebut berarti meninggalkan Jokowi. Ia meminta media tidak membingkai pernyataannya sebagai bentuk perpecahan.
“Sejarah Projo adalah sejarahnya Bapak Jokowi selama 10 tahun, dari 2014 sampai 2024. Jadi kalau ada yang bilang Projo pisah dari Bapak Jokowi, itu framing adu domba,” tegasnya.
Baca juga: Projo Dekati Gerindra, Pengamat Nilai Strategi Politik Jokowi untuk Pantau Arah Partai Prabowo
Pengamat: Survival Mode Projo
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad, menilai langkah Budi Arie dan Projo justru menunjukkan kecenderungan meninggalkan Jokowi.
Menurutnya, Jokowi tidak pernah secara terbuka meminta Projo bergabung ke Gerindra.
Ia menilai, pilihan yang lebih logis jika ingin tetap bersama Jokowi adalah merapat ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mengingat Jokowi belakangan menunjukkan dukungan besar terhadap partai tersebut.
“Idealnya kan begitu (Projo ke PSI). Karena Pak Jokowi cenderungnya ke sana. Terakhir, kalau kita lihat semangat membesarkan PSI, besar sekali,” kata Nyarwi.
Menurutnya, langkah Budi Arie dan Projo lebih merupakan strategi bertahan hidup di era pemerintahan baru.
“Saya kira itu strategi survive Projo dan Budi Arie untuk selalu bertengger di kekuasaan, dengan cara manuver seperti itu,” jelasnya.
Baca juga: Respons Budi Arie soal Projo Disebut Putus Hubungan dengan Jokowi
Pragmatisme Politik Relawan
Nyarwi menilai langkah ini mencerminkan pragmatisme politik Projo sebagai entitas nonpartai. Relawan, menurutnya, tidak memiliki basis ideologis yang konsisten, melainkan cenderung mencari kedekatan dengan kekuasaan.
“Ini mempertegas tren bahwa relawan itu cenderung mengabdi pada kekuasaan, bukan sepenuhnya konsisten pada nilai,” ujarnya.
Ia bahkan mempertanyakan relevansi slogan Projo, “Selalu setia di garis rakyat.”
“Rakyat mana yang diperjuangkan Projo dengan langkah politiknya saat ini? Lebih cocok garis kekuasaan. Kalau yang berkuasa Jokowi, ya Jokowi. Kalau Prabowo, ya Prabowo,” pungkasnya.
Budi Arie bertekad satukan Prabowo dan Jokowi
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengamati bahwa Budi Arie sedang mencari tempat lendotan dengan cara merapat ke kubu Prabowo.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio atau Hensa mengatakan manuver Budi Arie sebagai strategi menyusupkan pengaruh Jokowi ke Gerindra.
Baca juga: Dekati Prabowo, Projo Bantah Hubungan dengan Jokowi Berakhir
Atas analisis dan penilaian manuver dari Yunarto dan Hensa tersebut, Budi Arie enggan berkomentar.
Dia tidak ingin narasi yang dikatakan pengamat dikomentari balik oleh dirinya sebagai Ketua Umum Projo.
"Saya kan bukan komentator, kalau mau berpendapat silakan aja, itu hak mereka," ucapnya.
"Yang pasti Projo itu bertekad untuk menyatukan Prabowo dan Jokowi, karena itu baik untuk bangsa. Kalau orang mau ngomong apa, masak kita mau nanggepin orang ngomong. Orang mau ngomong boleh lah, kalau saya disuruh ngomongin komentator, ya enggak. Sikap kita itu aja," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251103_KONGRES-PROJO.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.