IPOC 2025

1.545 Delegasi dari 28 Negara dalam Panggung Sawit Dunia, IPOC 2025 Cetak Rekor Baru

Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 memecahkan rekor kehadiran dengan 1.545 peserta dari 28 negara.

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
DIHADIRI RIBUAN DELEGASI - (kanan) Suasana Opening Ceremony Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 yang dihadiri ribuan delegasi. (Kiri) Ketua Panitia IPOC ke-21, Mona Surya saat menyampaikan sambutan, Kamis (13/11/2025) Bali, Indonesia. (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI) 

Ringkasan Berita:
  • IPOC 2025 di Bali menghadirkan 1.545 peserta dari 28 negara, rekor tertinggi dalam dua dekade dengan 113 stan pameran dan 38 perusahaan sponsor.
  • Tema “Navigating Complexity, Driving Growth” menyoroti tantangan industri sawit, termasuk fluktuasi harga dan tekanan regulasi global seperti EUDR.
  • Selain forum diskusi, IPOC juga menjadi ruang jejaring strategis melalui berbagai kegiatan networking yang memperkuat kolaborasi dan arah masa depan industri sawit Indonesia.

TRIBUNKALTIM.CO, BALI - Di ruang megah Bali International Convention Center, antusiasme peserta Indonesian Palm Oil Conference atau IPOC 2025 terlihat bahkan sebelum acara dimulai, Kamis (13/11/2025).

Sebanyak 1.545 peserta dari 28 negara memadati lokasi, mencetak rekor baru sejak konferensi ini pertama kali digelar dua dekade lalu. 

Mulai dari kalangan pejabat, pelaku industri, hingga pembicara kelas dunia, semua hadir dalam satu momen yang disebut Ketua Panitia IPOC ke-21, Mona Surya, sebagai “puncak vitalitas industri sawit nasional”.

“Antusiasme tahun ini sungguh luar biasa. Ruang pameran penuh, dan sponsor baru terus berdatangan,” ujar Mona.

Baca juga: Opening Ceremony IPOC 2025 di Bali, GAPKI: Konferensi Jadi Momentum Kolaborasi

IPOC 2025 bukan sekadar konferensi tahunan, ia menjelma menjadi panggung besar yang memotret arah masa depan industri sawit Indonesia di tengah dunia yang penuh ketidakpastian.

Tahun ini, IPOC 2025 menggandeng 38 perusahaan sponsor dan menghadirkan 113 stan pameran yang menampilkan inovasi dan teknologi terbaru dunia sawit, dari biofuel, rantai pasok berkelanjutan, hingga sistem pelacakan digital. 

Namun di balik kemeriahan itu, industri sawit Indonesia sesungguhnya sedang menghadapi dunia yang lebih rumit dari sebelumnya.

Menavigasi Kompleksitas, Mendorong Pertumbuhan

Tema “Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade” dipilih bukan tanpa alasan. 

Baca juga: Komitmen Bersama GAPKI dan Pemerintah, Target Nol Kebakaran Hutan dan Lahan pada 2025 

Di tengah fluktuasi harga, stagnasi di daerah penghasil utama, serta tekanan regulasi internasional seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), industri sawit dituntut untuk semakin adaptif dan inovatif.

“Regulasi dan kebijakan global bukan sekadar latar belakang,” kata Mona.

“Mereka adalah kekuatan aktif yang membentuk cara industri sawit ini beroperasi," tambahnya.

Konferensi tahun ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menghasilkan rekomendasi strategis.

Dari penguatan kebijakan domestik, strategi ketahanan industri, hingga pembacaan arah pasar global dan prediksi harga minyak sawit ke depan.

Baca juga: GAPKI KALTIM dan BPDP Edukasi Ratusan Siswa di Penajam Paser Utara Tentang Kelapa Sawit

Di Balik Forum, Ada Jejaring yang Menyatukan

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved