Berita Nasional Terkini

Dugaan Ada ‘Orang Besar’ Menguat, Joman Soroti Tokoh yang Tiba-tiba Muncul di Kasus Ijazah Jokowi

Isu ijazah palsu Jokowi memanas, Joman curiga ada “orang besar” di baliknya. Joman siap bawa 130 saksi dan 700 bukti.

Penulis: Doan Pardede | Editor: Heriani AM
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
KASUS IJAZAH JOKOWI - Pakar telematika, Roy Suryo menanggapi santai soal status tersangka yang disematkan kepadanya dalam kasus dugaan pencemaran nama baik atas tudingan ijazah Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) palsu saat datang ke Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Isu ijazah palsu Jokowi memanas, Joman curiga ada “orang besar” di baliknya. Joman siap bawa 130 saksi dan 700 bukti, sementara Polda buka peluang gelar perkara khusus. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti) 
Ringkasan Berita:
  • Isu dugaan ijazah palsu Jokowi kembali menguat setelah Wakil Ketua Umum Joman, Andi Azwan, menuding ada 'orang besar' di balik gencarnya serangan dari sejumlah tokoh Demokrat.
  • Joman menyatakan siap membuktikan keaslian ijazah Jokowi di pengadilan dengan 130 saksi, 20 saksi ahli, dan 700 bukti.
  • Sementara itu, Polda Metro Jaya membuka peluang gelar perkara khusus setelah para tersangka mengajukan permohonan resmi.

TRIBUNKALTIM.CO - Isu dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi kembali memanas.

Wakil Ketua Umum Joman, Andi Azwan, memantik perhatian publik setelah menyebut adanya kecurigaan bahwa “orang besar” berada di balik gencarnya tudingan tersebut.

Nama-nama yang disebutnya membuat dugaan itu terasa semakin mengerucut.

Wakil Ketua Umum Jokowi Mania (Joman), Andi Azwan, secara terbuka melontarkan kecurigaan bahwa orang besar yang disebut Joko Widodo atau Jokowi berada di balik isu dugaan ijazah palsu Presiden RI ke-7 tersebut, merujuk pada sejumlah tokoh yang berafiliasi dengan Partai Demokrat.

Baca juga: KPU Bantah Isu Pemusnahan Arsip Ijazah Jokowi, Ungkap Penyebab KPUD Solo Salah Ucap

Kecurigaan ini muncul setelah pihaknya mengamati kemunculan beberapa nama yang gencar menyuarakan tuduhan ijazah palsu.

Dalam sebuah wawancara, Andi Azwan mempertanyakan latar belakang politik dari tokoh-tokoh yang tiba-tiba ikut bersuara dalam kasus ini, dan ia menilai banyak dari mereka berasal dari Partai Demokrat.

"Coba kita lihat ya, Denny Indrayana tiba-tiba ngomong, saya bertanya wah Denny Indrayana kan Demokrat, terus disebut juga Agus Samsudin itu dari Demokrat, Roy Suryo Demokrat, Subhan Palal Demokrat. Wah ini apakah di belakangnya itu mereka? Big Question," ujar Andi, seperti dikutip dari tayangan The Daily Buzz pada Selasa (18/11/2025).

Keterkaitan dengan Pernyataan Jokowi

Menurut Andi, kemunculan nama-nama dari partai yang sama ini secara tidak langsung mengaitkan kembali pada pernyataan Jokowi di masa lalu yang menyebut adanya “orang besar” yang memainkan isu ini.

"Saya enggak menuduh ya, orang akan berpikir itu. Jadi kita mengaitkan lagi pada akhirnya. Wah Pak Jokowi pernah ngomong nih, ada orang besar di belakang itu," tegasnya, seperti dilansir TribunJakarta.com.

Andi juga mengindikasikan bahwa pergerakan isu ini tidak hanya datang dari dalam negeri.

"Ya kalau jelas kan kita tahu lah, bagaimana misalnya dari luar negeri siapa yang bermain, kita juga tahu," tambahnya, memicu spekulasi lebih lanjut mengenai kompleksitas kasus ini.

Siap Tempur di Pengadilan: 130 Saksi dan 700 Bukti

Menghadapi kasus yang kini telah berproses di pengadilan, Joman menyatakan kesiapan penuh untuk membuktikan keaslian ijazah Presiden Jokowi.

Pihak Joman telah menyiapkan “amunisi” pembuktian yang sangat lengkap.

"Ya, ada 130 saksi, ada 20 saksi ahli dengan 700 barang bukti ini berkaitan semua," kata Andi, merinci kekuatan pembuktian yang mereka siapkan.

Bukti-bukti yang disiapkan diklaim mencakup seluruh perjalanan studi Jokowi di Universitas Gadjah Mada (UGM), mulai dari awal masuk hingga lulus.

"Dari Gadjah Mada, buktinya hampir 100 lebih yang berkaitan dengan Pak Jokowi, waktu dia masuk pertama dari koran yang namanya kayak Sipenmaru sampai dia selesai, dia punya dokumentasi, berikut juga ijazah teman-temannya yang sudah dia rangkum dan dia tinggal bikin satu beberapa bundel," pungkasnya.

Semua berkas pembuktian tersebut, menurut Andi, siap dibawa dan dibuka dalam agenda pembuktian di persidangan untuk membungkam isu ijazah palsu secara definitif.

Buka Peluang Gelar Perkara Khusus

Polda Metro Jaya membuka peluang untuk melakukan gelar perkara khusus terkait kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, gelar perkara khusus itu diajukan Roy Suryo Cs yang berstatus sebagai tersangka.

"Gelar perkara khusus diajukan oleh tersangka kemarin sekitar tanggal 20 November, dan ini mungkin nanti akan dilaksanakan gelar perkara khusus oleh penyidik," kata Budi, Jumat (21/11/2025).

Baca juga: KPU Sebut Dokumen Ijazah Jokowi Termasuk Informasi Terbuka tapi Masih Dicari karena Pindah Gudang

Budi menjelaskan, permohonan gelar perkara khusus merupakan hak tersangka yang diatur dalam Peraturan Kapolri.

"Itu merupakan hak dari tersangka dan diatur di dalam Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2019," ujar Kabid Humas.

Dalam kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, Polda Metro Jaya telah menetapkan delapan orang sebagai tersangka yang terbagi dalam dua klaster.

Tersangka yang masuk dalam klaster pertama yakni Eggi Sudjana, Kurnia Tri Rohyani, Muhammad Rizal Fadillah, Rustam Effendi, dan Damai Hari Lubis.

"Untuk tersangka dari klaster ini dikenakan pasal 310 dan atau pasal 311 dan atau pasal 160 KUHP dan atau pasal 27 A Juncto Pasal 45 Ayat 4 dan atau pasal 28 Ayat 2 Juncto Pasal 45 A Ayat 2 Undang-Undang ITE," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri, Jumat (7/11/2025).

Sementara itu, Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar, dan dokter Tifauziah Tyassuma merupakan tersangka di klaster kedua.

"Tersangka pada klaster 2 dikenakan pasal 310 dan atau pasal 311 KUHP dan atau pasal 32 Ayat 1 juncto Pasal 48 Ayat 1 dan atau pasal 35 juncto Pasal 51 Ayat 1 dan atau pasal 27 A juncto Pasal 45 Ayat 4 dan atau pasal 28 Ayat 2 juncto Pasal 45 A Ayat 2 Undang-Undang ITE," ucap Asep.

Berdasarkan pasal yang diterapkan, para tersangka kasus tudingan ijazah palsu itu terancam hukuman maksimal enam tahun penjara.

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved