PBNU dan Dinamika Organisasinya
PBNU Tegaskan Tidak Ada Pemakzulan Ketua Umum, Gus Yahya Bantah Kedekatannya dengan Israel
Katib Aam PBNU, KH Akhmad Said Asrori menegaskan bahwa tidak ada proses pemakzulan terhadap Ketua Umum PBNU Gus Yahya, Senin (24/11/2025).
Dalam risalah rapat yang ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyebutkan, KH Yahya Stquf atau Gus Yahya diberikan waktu tiga hari untuk melepas jabatannya.
"Berdasarkan musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Ketua Rai Aam memutuskan KH. Yahya Cholil Staquf mundur sebagai Ketua Umum PBNU," bunyi risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Jumat, 21 November 2025.
Baca juga: Klarifikasi KPK Dinilai Meredam Spekulasi Publik yang Kaitkan PBNU dengan Kasus Kuota Haji
Rapat yang dihadiri 37 dari 53 pengurus Syuriyah itu berlangsung selama tiga jam dan menghasilkan sejumlah keputusan penting terkait dinamika internal organisasi.
Salah satu sorotan utama adalah pengundangan narasumber dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan Zionisme Internasional.
Syuriyah menilai tindakan tersebut tidak sejalan dengan Maqashidul Qanun Asasi NU serta arah perjuangan organisasi dalam membela kemanusiaan.
Selain itu, rapat menilai pelaksanaan AKN NU tidak memenuhi ketentuan Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025, khususnya terkait prosedur pemberhentian dan penggantian fungsionaris.
Tata kelola keuangan organisasi juga menjadi perhatian serius. Syuriyah menilai sejumlah praktik perlu ditinjau ulang agar sesuai dengan hukum syara’, regulasi negara, dan Anggaran Rumah Tangga NU.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Syuriyah menyerahkan keputusan final kepada Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam.
Musyawarah kemudian menetapkan agar KH Yahya Cholil Staquf mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU. Jika dalam tiga hari tidak ada pernyataan pengunduran diri, maka pemberhentian akan dilakukan secara resmi oleh Syuriyah.
Gus Yahya: Saya Datang demi Palestina
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, mengaku pernah bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Meski begitu, Gus Yahya membantah punya kedekatan khusus dengan Israel yang menjadi salah satu poin risalah rapat harian syuriah PBNU untuk memakzulkan dirinya.
"Saya itu tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel. Saya bertemu Netanyahu, saya bertemu dengan Presiden Israel, saya bertemu dengan berbagai elemen di sana di dalam berbagai forum tahun 2018," ujar Gus Yahya di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/11/2025).
Menurutnya, anggota NU telah mengetahui bahwa dirinya pergi ke Israel pada tahun 2018.
Hal itu juga tak menjadi masalah karena mayoritas pengurus NU memilihnya sebagai Ketua Umum pada Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung 2021 lalu
"Tapi, tahun 2021 muktamar cabang-cabang dan PWNU memilih saya, mereka sudah tahu saya ke Israel dan bertemu Netanyahu. Mereka memilih saya," ucapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251124_PEMAKZULAN-GUS-YAHYA.jpg)