OPINI

Saatnya Sekolah Berani Berbenah di Era IA2024 Versi 2025, Akreditasi Bukan Sekadar Nilai!

Dulu, akreditasi identik dengan berkas tebal, tabel isian, dan rapat maraton menjelang visitasi. Kini, semuanya bergeser.

Editor: Sumarsono
IST
Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, Asesor BAN-PDM Provinsi Kalimantan Timur/Dosen Universitas Mulia Balikpapan 

Oleh:  Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd

Asesor BAN-PDM Provinsi Kalimantan Timur/Dosen Universitas Mulia Balikpapan

TRIBUNKALTIM.CO - Ada perubahan besar yang sedang melanda dunia pendidikan Indonesia. Perubahan yang mungkin tidak langsung terasa di permukaan, tapi sangat menentukan arah masa depan sekolah kita.

Sejak BAN-PDM (Badan Akreditas Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah) meluncurkan Instrumen Akreditasi (IA2024) versi 2025, wajah akreditasi sekolah berubah drastis.

Dulu, akreditasi identik dengan berkas tebal, tabel isian, dan rapat maraton menjelang visitasi. Kini, semuanya bergeser.

Sekolah tidak lagi dinilai dari seberapa banyak dokumen yang dikumpulkan, tetapi dari seberapa hidup praktik pembelajarannya.

Paradigma Baru: Dari Dokumen ke Kinerja

Instrumen baru ini membawa semangat performance-based accreditation (akreditasi berbasis kinerja).

Artinya, asesor kini lebih fokus pada bukti nyata di lapangan, bukan laporan di atas kertas. Guru yang mengajar dengan semangat, Kepala Sekolah yang reflektif, siswa yang aktif berpendapat, semua itu kini menjadi indikator mutu yang sesungguhnya.

IA2024 versi 2025 bukan sekadar penyempurnaan teknis, ini adalah pergeseran paradigma.

Sekolah harus berani berubah dari sekadar “siap akreditasi” menjadi “selalu siap menunjukkan mutu”.

Sekolah Negeri dan Swasta Sama-sama Ditantang

“Tantangan ke depan tidak pernah mudah”, baik sekolah negeri maupun swasta harus menjaga dan meningkatkan mutu pendidikannya.

Masyarakat kita semakin cerdas. Sekolah gratis tidak otomatis menjadi pilihan, karena para orang tua kini menimbang kualitas, bukan sekadar biaya.

Kenyataannya, orang tua zaman sekarang sudah punya banyak referensi.

Mereka membaca ulasan sekolah di media sosial, mendengar testimoni sesama wali murid, bahkan membandingkan hasil belajar anak antar sekolah.

Sekolah yang mutu pembelajarannya lemah, cepat atau lambat akan ditinggalkan, sekalipun statusnya negeri.

Sebaliknya, sekolah swasta yang unggul dalam budaya mutu bisa jadi pilihan utama.

“Sekolah dengan kualitas terbaik akan selalu menjadi rebutan, bahkan banyak orang tua rela antre, meskipun harus merogoh kocek lebih dalam”.

Karena waktu tidak bisa diputar kembali, kesalahan berinvestasi dalam pendidikan bisa berdampak panjang bagi masa depan anak-anak kita.

Peran Kepala Sekolah: Pemimpin Pembelajaran, Bukan Sekadar Administrator

Dalam paradigma baru ini, kepala sekolah dituntut menjadi instructional leader (pemimpin pembelajaran yang mendorong budaya reflektif di sekolah).

Kepala sekolah perlu menumbuhkan kebiasaan guru untuk saling belajar, berbagi praktik baik, dan mendokumentasikan proses pembelajaran yang bermakna.

Supervisi bukan lagi formalitas, melainkan ruang refleksi bersama.

Sekolah yang sehat akan terlihat dari ritme kerjanya: guru belajar bersama, siswa berani bertanya, dan kepala sekolah hadir sebagai mentor, bukan pengawas.

Peran Yayasan: Mutu Harus Jadi Investasi, Bukan Biaya

Yayasan atau pengelola pendidikan swasta juga memegang peran besar.

Instrumen baru menilai seberapa nyata dukungan yayasan terhadap pengembangan guru, sarana, dan sistem mutu.

SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) tidak boleh berhenti di laporan tahunan. Ia harus menjadi mesin penggerak perubahan di sekolah.

“Mutu tidak bisa dibangun dalam semalam,”. Sekolah yang berinvestasi pada guru, sarana, dan budaya belajar akan memetik hasil jangka panjang.

Karena pada akhirnya, orang tua mencari sekolah yang bisa memberi masa depan, bukan sekadar ijazah.

Akreditasi Sebagai Cermin, Bukan Momok

Sering kali sekolah merasa gugup saat mendengar kata akreditasi. Padahal, dalam versi terbaru ini, akreditasi justru dimaksudkan sebagai cermin mutu.

Ia membantu sekolah melihat kekuatannya, bukan sekadar menghakimi kelemahannya. Asesor kini datang bukan sebagai pemeriksa, tetapi sebagai mitra refleksi.

BAN-PDM melalui tangan-tangan asesor profesional ingin membantu sekolah menemukan cara terbaik untuk bertumbuh, bukan sekadar memberikan nilai.

“Akreditasi adalah cermin”. Sekolah yang berani bercermin akan tahu di mana harus memperbaiki diri. Yang menolak bercermin, akan kehilangan arah.

Mutu Sebagai Budaya

Akreditasi hanyalah alat. Yang lebih penting adalah budaya mutu di baliknya.

Sekolah yang membangun budaya reflektif, partisipatif, dan berorientasi pada pembelajaran bermakna tidak akan kesulitan menghadapi IA2024 versi 2025.

Kepala sekolah, guru, dan pengelola yayasan perlu melihat instrumen baru ini sebagai peluang, bukan tekanan.

Karena di tengah perubahan zaman dan ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi, hanya sekolah yang berani berbenah yang akan bertahan.

Dan pada akhirnya, mutu bukan sekadar peringkat akreditasi, tapi tentang masa depan anak-anak kita.

LINDA Methods untuk Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan di Kelas

Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, LINDA Methods hadir sebagai strategi inovatif untuk mengelola kelas dengan hati dan ilmu.

Metode ini terdiri dari lima langkah utama:

- Lead with Energy (guru memimpin dengan semangat positif)

- Involved with Structure (pembelajaran terarah dengan keterlibatan aktif siswa)

- Narrative Learning (materi dikaitkan dengan kisah dan pengalaman nyata)

- Dialogic Reflection (ruang dialog yang menumbuhkan pemikiran kritis dan reflektif)
- Active Synthesis (siswa merangkum dan mengintegrasikan pengetahuan secara mandiri).

Dengan pendekatan ini, kelas tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga arena tumbuh kembang yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. (*)

Baca berita lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Kaltim Bisa Menggugat!

 

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved