Sekolah Rakyat di Samarinda

Pesan Mensos Gus Ipul Soal Sekolah Rakyat di Kaltim: Jangan Sampai Ada Titipan dan Kongkalikong

Pesan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul soal Sekolah Rakyat di Kalimantan Timur: jangan sampai ada titipan dan kongkalikong.

TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
MPLS SEKOLAH RAKYAT - Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat memerlukan waktu lebih panjang dibandingkan sekolah umum. (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

Untuk mendukung hal tersebut, pihaknya menggandeng TNI dan Polri dalam proses pembinaan.

“Untuk penguatan kedisiplinan, tidak hanya siswa tetapi juga guru dan kepala sekolah, kami melibatkan TNI dan Polri agar semua pihak memiliki tanggung jawab dan kedisiplinan yang sama,” jelasnya.

Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2009–2014 ini menegaskan bahwa para guru dan kepala sekolah Sekolah Rakyat telah dipersiapkan secara matang sebelum menjalankan tugas di lapangan.

Baca juga: DPRD Kaltim Minta Program Sekolah Rakyat tak Hanya Sasar Perkotaan Saja

“Guru kepala sekolah ini telah mengikuti retret, sudah mengikuti pembekalan, bahkan sudah bertemu langsung dengan presiden, diberi pembekalan langsung oleh presiden,” kata Gus Ipul.

Para tenaga pendidik tersebut, lanjutnya, juga mendapatkan arahan dan pembekalan dari berbagai narasumber kompeten di bidang pendidikan dan sosial.

Dengan persiapan itu, Gus Ipul meyakini para guru sudah memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengelola Sekolah Rakyat.

“Guru-guru sudah tahu apa yang harus dilakukan. Nah, cuma yang perlu saya sampaikan, di masa-masa awal seperti ini, kondisinya memang kita akan menemukan dinamika-dinamika,” ungkapnya.

Baca juga: Sekolah Rakyat di Kaltim Butuh Bangunan Permanen, 6 Lokasi Diusulkan

Ia menambahkan, masa adaptasi di awal operasional sekolah menjadi tantangan tersendiri.

Banyak siswa yang masih beradaptasi dengan jadwal ketat dan lingkungan baru, bahkan beberapa di antaranya mengalami rasa rindu rumah (homesick).

Namun, berdasarkan pengalaman dari Sekolah Rakyat yang lebih dulu beroperasi di daerah lain, Gus Ipul optimis adaptasi itu akan berjalan dengan baik.

“Siswa-siswa menunjukkan perkembangan positif. Mereka menjadi lebih disiplin, lebih tertib, dan lebih nyaman mengikuti proses pembelajaran,” jelasnya.

Baca juga: Kisah Riko, Remaja Kutai Barat yang Didaftarkan Ustadznya ke Sekolah Rakyat

Di akhir kunjungannya, Gus Ipul memberikan pesan khusus kepada para guru dan kepala sekolah, terutama di tingkat SD, untuk mengedepankan empati dan kesabaran dalam mendampingi siswa di masa awal pembelajaran.

“Maka di guru sama kepala sekolah itu perlu empati. Jadi yang pertama-tama empati kepada anak-anak kita ini. Kemudian yang kedua penuh kesabaran. Kasih sayang. Itu yang diperlukan,” pungkas Gus Ipul. (Raynaldi Paskalis)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved