Program Makan Bergizi Gratis

Koperasi Merah Putih Siap Jadi Mitra Pemasok Bahan Pokok Program MBG di Kaltim

Koperasi Merah Putih berpeluang besar menjadi mitra strategis penyedia bahan pokok untuk mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis.

TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
PENYUPLAI BAHAN POKOK - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi Kalimantan Timur, Heni Purwaningsih, saat ditemui usai melaksanakan rapat di kantor gubernur Kalimantan Timur, Kamis (9/10/2025). Koperasi Merah Putih berpeluang besar menjadi mitra strategis penyedia bahan pokok untuk mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Koperasi Merah Putih berpeluang besar menjadi mitra strategis penyedia bahan pokok untuk mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Namun sebelum keterlibatan itu terwujud, dibutuhkan proses identifikasi dan pemetaan mendalam guna memastikan kesiapan koperasi dari sisi kelembagaan maupun kapasitas produksi.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi Kalimantan Timur, Heni Purwaningsih, menegaskan bahwa pihaknya mendorong koperasi untuk berperan aktif sebagai penyuplai bahan pokok MBG.

Meski demikian, ia menekankan bahwa tidak semua koperasi bisa langsung dilibatkan tanpa melalui tahap verifikasi.

Baca juga: Baru 13 SPPG Aktif, Samarinda Genjot Dapur Makan Bergizi Gratis untuk Siswa

“Itu ada, ada. Tapi kan kita harus identifikasi dulu mana koperasi yang siap, kan begitu. Tidak bisa kita pukul rata bahwa itu berlaku untuk semua koperasi desa,” ujar Heni, Kamis (9/10/2025).

Menurut Heni, pemetaan awal menjadi langkah penting untuk menentukan koperasi yang memiliki potensi dan kesiapan memasok kebutuhan MBG.

Penilaian akan mencakup kapasitas produksi, jenis usaha anggota koperasi, dan kemampuan distribusi.

Ia mencontohkan, koperasi desa yang anggotanya terdiri dari petani dan peternak akan diarahkan untuk menjalin kerja sama dengan Satuan Pangan Bergizi Gratis (SPBG) atau dapur-dapur MBG.

Baca juga: DPTPH Kaltim Uji Produk Lokal Sebelum Direkomendasikan ke Program Makan Bergizi Gratis

Dengan demikian, kolaborasi yang terbangun bisa lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.

Terkait rencana penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan SPBG, Heni optimistis kerja sama tersebut dapat terealisasi dalam waktu dekat.

Ia menargetkan pembentukan dan penguatan koperasi rampung hingga akhir Desember tahun ini.

“Saat ini kami masih dalam tahap konsolidasi dan persiapan. Fokusnya pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) koperasi agar mereka lebih memahami konsep koperasi dan cara memulai usaha dengan baik,” jelasnya.

Baca juga: SPPG Wajib Pakai Air Galon, Kaltim Tegakkan Standar Baru Makan Bergizi Gratis

Heni menegaskan, peluang bagi koperasi untuk terlibat dalam program MBG sangat terbuka lebar, asalkan didukung dengan kesiapan kelembagaan dan kemampuan produksi yang memadai.

“Fokusnya pengembangan dulu. Ya, jadi kita menyiapkan SDM dan kelembagaan koperasinya, nanti program-programnya tetap kita dorong. Peluang itu terbuka lebar, tinggal kita menyiapkan koperasi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Kelurahan Merah Putih Lempake (KKMP Lempake), Adung Ks Utomo, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan kerja sama penyediaan bahan pokok untuk Program MBG.

“Insya Allah di bulan ini kita MoU dengan MBG, terkait suplai beras sama minyak goreng, untuk dua item itu,” kata Adung.

Baca juga: BBPOM Samarinda Kawal Makan Bergizi Gratis, dari Dapur hingga Distribusi

Selain fokus pada kerja sama dengan MBG, koperasi juga berencana menggandeng Brigade Pangan untuk memperluas penyerapan hasil panen petani lokal.

Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga menjamin ketersediaan bahan pangan berkualitas bagi masyarakat.

Ke depan, KKMP Lempake menargetkan memproduksi beras kemasan dengan merek sendiri.

Namun, Adung mengakui masih terdapat kendala administratif terkait izin pengemasan yang kini sedang dipelajari lebih lanjut.

Baca juga: Orangtua di Balikpapan dan Samarinda Khawatir Kualitas Makan Bergizi Gratis, Hemat Tapi Was-was

Dari sisi harga, beras di tingkat petani saat ini berada di kisaran Rp15.000 per kilogram.

Kondisi tersebut membuat penentuan harga jual dan biaya kemasan menjadi aspek penting sebelum kerja sama resmi dengan MBG dijalankan.

“Nah, ini yang perlu kita kondisikan nanti tentang biaya packaging-nya, kemudian kerja sama dengan MBG-nya kita nanti ketemu di angka berapa,” pungkas Adung. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved