Gunung Bugis Kampung Narkoba

Kisah Mantan Pengguna Narkoba di Balikpapan, Aku Berhenti “Demi Orangtua

Iya, saya dulu pemakai, Mulai sekitar tahun 2021,” ujarnya lirih saat ditemui usai menjalani rehabilitasi

Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Nur Pratama
Kompas.com
PENGGUNA NARKOBA - Ilustrasi narkoba. (Kompas.com) 

‎TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Ia baru berusia 28 tahun, masih muda, dan seperti banyak pemuda lain di Balikpapan, dulu ia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup.

‎Namun di balik rutinitasnya, ada kebiasaan kelam yang sempat membelenggu mengonsumsi narkoba.

‎Identitasnya disamarkan, namun pria ini dengan jujur mengakui masa lalunya.

‎“Iya, saya dulu pemakai, Mulai sekitar tahun 2021,” ujarnya lirih saat ditemui usai menjalani rehabilitasi.

Baca juga: 2 Siswa SMPN 4 Balikpapan Sempat Positif Narkoba, Pihak Sekolah Lakukan Langkah Tegas dan Humanis


‎‎Awalnya, ia mengaku menggunakan narkoba karena alasan stamina kerja. “Alasannya cuma biar kuat kerja aja, pak. Capek, makanya saya pakai,” katanya.
‎Barang haram itu ia dapat dari kawasan Gunung Bugis, salah satu daerah yang dikenal rawan peredaran narkotika di Balikpapan Barat.

‎Selama hampir tiga tahun, ia mengonsumsi sabu secara diam-diam, hanya untuk diri sendiri. Hingga akhirnya, pada tahun 2024, ia tertangkap polisi.

‎Namun keberuntungan masih berpihak padanya. Ia tidak dipenjara, melainkan langsung menjalani rehabilitasi selama tiga bulan.

‎Di tempat rehabilitasi itulah titik balik hidupnya dimulai.

‎“Waktu itu saya sempat kepikiran mau balik lagi (pakai), tapi begitu lihat orangtua pas jenguk saya langsung tersentuh. Di toilet saya nangis,” tuturnya dengan mata menerawang.

‎Ia mengaku, dukungan keluarga, terutama dari ibunya, menjadi alasan utama untuk berhenti.

‎“Kalau teman masih ada yang pakai, saya lebih baik pergi. Takutnya terpancing. Saya pikir, teman bisa dicari, tapi orangtua nggak bisa dicari,” katanya mantap.

‎Kini, setelah bebas dan dinyatakan bersih dari ketergantungan, ia memilih menjauh dari lingkungan lama dan fokus memperbaiki diri.

‎“Orangtua saya bersyukur, malah tambah sayang. Dukungan mereka nggak pernah putus,” ucapnya.

‎Ia pun menitipkan pesan bagi siapa pun yang masih terjerat narkoba.
‎“Berhentilah sebelum terlambat. Kasihan orang tua, kasihan keluarga. Kalau sampai ketangkep, nyeselnya baru terasa,” pungkasnya.

‎Dari kisahnya, terlihat bahwa di balik kerasnya realitas penyalahgunaan narkoba, masih ada ruang untuk harapan harapan yang muncul dari kasih sayang orangtua, dan tekad seorang anak untuk menebus kesalahan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved