Breaking News

Gunung Bugis Kampung Narkoba

Warga Berharap Stigma Kawasan Gunung Bugis Balikpapan ‘Kampung Narkoba’ Bisa Hilang

Meski julukan kampung narkoba kerap disematkan oleh masyarakat luar, realitas di lapangan tidak selalu seperti itu

Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
KAMPUNG NARKOBA - Ilustrasi razia di kawasan Gunung Bugis, Balikpapan Barat.  (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 

‎TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Seorang warga yang tinggal di kawasan Gunung Bugis Balaikpapan, Kalimantan Timur selama sekitar 11 tahun membuka suara tentang stigma yang melekat pada wilayahnya. 

Dalam wawancara, sumber yang minta namanya disamarkan mengatakan bahwa meski julukan kampung narkoba kerap disematkan oleh masyarakat luar, realitas di lapangan tidak selalu seperti itu.

‎‎“Kalau ditanya tinggal di mana, pasti jawaban orang luar langsung mengarah ke situ: kawasan narkoba. Itu memang sudah umum. Tapi saya jelaskan ke teman-teman, tidak semuanya seperti yang dikatakan di luar sana,” kata sumber tersebut. Ia menegaskan selama tinggal di sana ia tidak pernah melihat transaksi narkoba secara langsung, meski mengakui ada titik-titik tertentu yang diduga menjadi lokasi aktivitas oleh orang-orang yang berbeda-beda.

Baca juga: DPRD Balikpapan Targetkan Dua Raperda Strategis Rampung Sebelum Akhir Tahun 2025

‎‎Sumber menjelaskan bahwa aktivitas mencurigakan menurutnya bersifat “random”  terjadi pada jam-jam yang tak menentu dan seringkali melibatkan orang-orang yang bukan selalu warga setempat. “Ini nongkrong di tempat yang hampir sama tapi dengan orang-orang yang berbeda,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

‎Kepedihan warga terhadap stigma muncul jelas saat sumber menceritakan dampak sosialnya.

Ia berharap julukan negatif terhadap Gunung Bugis bisa hilang dan meminta agar aparat lebih sering turun melakukan penertiban dan penindakan. 

“Sangat pengin karena stigma itu buruk, bukan citra yang positif,” kata sumber tersebut. Ia juga menegaskan upaya paling sederhana yang dilakukan keluarga di lingkungan itu adalah menjaga pergaulan agar anak-anak dan keluarga tidak terjerumus.

‎‎Walau sumber pribadi belum pernah menyaksikan transaksi, ia mengakui ada kasus penangkapan dan kejadian tragis yang membuat nama kawasan makin tercoreng di mata publik.

Penegakan hukum dan razia berkala memang pernah dilakukan aparat di kawasan ini; Gunung Bugis beberapa kali masuk sorotan sebagai titik rawan peredaran narkoba menurut peta dan operasi kepolisian.

‎Sumber juga menyinggung cerita-cerita yang beredar di lingkungan sebagian masih kabar burung tentang peristiwa kebakaran dan tindak kekerasan yang konon berkaitan dengan persoalan utang atau pemaksaan untuk membeli minuman/narkoba. 

Ia mengaku mendengar kabar seperti itu, tetapi tidak bisa memastikan kebenarannya secara pribadi. “Saya cuma dengar selentingan, ada yang bilang begitu, ada yang bilang lain,” ujarnya.

‎‎Menutup pernyataannya, sumber berharap pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan tokoh masyarakat bekerja bersama membersihkan kawasan dari peredaran narkoba sekaligus memperbaiki citra Gunung Bugis. “Mungkin ada model penanganan yang membuat satu wilayah bersih menyeluruh, bukan hanya menangkap satu lalu muncul lagi yang lain,” katanya. 

Warga di Gunung Bugis jadi fokus razia dan pemetaan zona rawan narkoba oleh aparat di Kalimantan Timur.

Upaya penertiban dan beberapa operasi terakhir menunjukkan bahwa patroli dan razia masih rutin digelar untuk menekan peredaran obat terlarang di kawasan tersebut. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved