Breaking News

Berita Balikpapan Terkini

Rumah Dahor, Saksi Bisu Sejarah Kota Balikpapan yang Kini Jadi Wisata Edukasi Masyarakat

Rumah Dahor Heritage, rumah panggung satu abad yang terletak di Jalan Letjen Suprapto, Balikpapan Barat, Kota Balikpapa yang menjadi saksi perjuangan

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
CAGAR BUDAYA - Rumah Dahor Heritage. Merupakan rumah panggung satu abad yang terletak di Jalan Letjen Suprapto, Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur ini menjadi saksi perjuangan dan kearifan lokal. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPANRumah Dahor Heritage, rumah panggung satu abad yang terletak di Jalan Letjen Suprapto, Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur ini menjadi saksi perjuangan dan kearifan lokal.

Bangunan warisan sejarah ini menyimpan kisah panjang perjalanan industri minyak dari era kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan Indonesia.

Rumah Dahor ini dikelola Rudiansyah bersama Komunitas Dahor Heritage Balikpapan, kini menjadi jendela kilas balik menuju masa lalu bagi wisata yang ingin berkunjung.

Rudi mengatakan, rumah tersebut dibangun pada tahun 1920-an oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), ialah sebuah perusahaan minyak Belanda yang kini menjadi Pertamina.

Baca juga: BERITA FOTO: Rumah Dahor Balikpapan, Penjaga Waktu, Penutur Sejarah Energi

Dirancang sebagai rumah panggung, ini dulunya dijadikan tempat tinggal bagi pekerja kelas menengah yang bekerja di perusahaan Kilang Minyak.

Dengan mengadopsi gaya rumah adat Lamin suku Dayak dan rumah Banjar dari Kalimantan Selatan yang identic dengan struktur bangunan panggung.

Desain tersebut diusung untuk mengantisipasi banjir air laut, serta melindungi penghuni dari serangan hewan buas pada masa itu.

Selain itu, Rumah Dahor ini dibangun dengan beberapa kayu pilihan seperti ulin, meranti dan bengkirai.

Ditopang dengan fondasi yang beralih ke beton, membuat rumah tersebut tampak berdiri kokoh meski telah berusia lebih dari 100 tahun.

“Secara umu rumah ini tidak mengalami perubahan signifikan sejak 1920-an,” kata Pengelola Rumah Dahor, Rudiansyah.

Sempat dikosongkan, Rumah Dahor kemudian ditetapkan sebagai cagar budaya di era Walikota Balikpapan Rizal Effendi pada 14 November 2011.

Penetapan ini diperkuat kembali pada 2023 oleh Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud, dengan dukungan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk menegaskan Rumah Dahor sebagai warisan sejarah yang harus dijaga.

Sejak 2016, Rumah Dahor ini beralih fungsi menjadi wisata edukasi yang mengundang pengunjung untuk mengulas sejarah.

Hal ini didukung dengan dokumentasi berharga tentang sejarah Balikpapan, terutama pada masa Kolonial Belanda, yang diperoleh dari museum-museum dan arsip perang dari Australia.

Diakui Rudi, minat kunjungan masyarakat berkunjung ke Rumah Dahor sangat tinggi.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved